Chapter 32 - Episode 32

Ratu Mas dan Datuk Wira menyelinap melalui pintu belakang warung, meninggalkan Albara yang sedang berjuang menahan hawa panas dan dingin yang bergejolak di tubuhnya. Disampingnya pemimpin Pengawal Datuk Wirya duduk memperhatikan Albara dengan cemas.

"Tuan Tabib Muda.... kita harus segera bergerak, saya akan mengajarkan Teknik Rahasia mengendalikan hawa panas dan dingin dalam tubuh anda" ucapnya.

Albara hanya mengangguk pasrah, keringat bercucuran dari tubuhnya, dengan serius albara mulai mengikuti petunjuk Pemimpin Pengawal Datuk Wirya.

"Teknik ini adalah teknik rahasia keluarga kami yang hanya di ajarkan secara turun temurun. Anggap saja ini untuk membalas budi baik tuan Tabib Muda, yang telah menyelamatkan nyawa saya dari wabah sakit prut" kata pemimpin Pengawal Datuk Wirya.

"Terima kasih, sebelumnya bisakah saya mengenal nama besar tuan yang begitu murah hati mberikan pusaka keluarganya?" tanya Albara.

"Saya Gatot Brata, putra Mpu Brata dari Wono Sobo, panggil saja paman Gatot" ucapnya memperkenalkan diri.

"Baiklah paman Gatot... jangan pamggil saya Tabib tapi panggil saja albara, Sekali lagi saya terima kasih banyak atas petunjuk paman, izinkan saya menggunakan ilmu rahasia keluarga paman" ucap Albara.

Mpu Barata orang tua Gatot Barata merupakan orang sakti yang jadi andalan Ratu Balqis dalam menyokong Kerajaan Saba. Tentu saja seluruh kesaktiannya telah di turunkan pada anaknya Gatot Barata. Termasuk Teknik rahasia mengendalikan hawa panas dan dingin yang hanya di turunkan pada keturunan langsung keluarganya. Takdir berkata lain karena keadaan yang mendesak dan merasa berhutang nyawa pada Albara, maka teknik rahasia keluarga mereka di ajarkan Gatot Barata pada Albara.

Albara terus menerapkan teknik yang di ajarkan paman Barata, sedikit demi sedikit dia mulai mampu mengendalikan hawa panas dan dingin di tubuhnya. Adanya racun ular putih dari pantai selatan yang berhawa panas dan obat anti racun yang berhawa dingin mulai bisa dia gabungkan. Tanpa di sadari oleh Albara kedua kekuatan tersebut menjadi kekuatan yang maha dahsyat, bahkan akan melebihi kekuatan Gatot Barata yang memiliki kekuatan berdasarkan hawa murni di tubuhnya secara alami semata.

Melihat Albara sudah bisa mengendalikan hawa panas dan dingin di tubuhnya, maka paman Gatot Barata memutuskan untuk bergerak menyusul Ratu Mas dan Datuk Wirya. Dia tidak yakin Datuk Wirya bisa selamat tanpa hambatan dalam perjalanannya. Sekte Agama rahasia di samping menginginkan kitab kuno ilmu pengobatan, mereka juga punya misi menghabisi setiap tabib yang akan mrngobati Raja Sulaiman.

Tabib Ajaib yang diminta oleh Ratu Balqis mengobati Raja Sulaiman telah berhasil mereka bunuh. Tugas Tabib Ajaib sekarang di limpahkan sepenuhnya pada Datuk Wirya muridnya. Karena itu Datuk Wirya pun mereka buru dengan tujuan menggagalkan usaha penyembuhan penyakit Raja Sulaiman. Mereka tidak segan membunuh Datuk Wirya dalam menjalankan misinya.

Ratu Balqis mengirim beberapa orang sakti di bawah pimpinan Gatot Barata untuk menjamin keselamatan Datuk Wirya. Para pengawal bergerak ke Kota Sabah setelah menemukan Datuk Wirya, mereka bergerak ke Kota Sabak. Setelah memperoleh informasi kalau Raja Sulaiman sedang menuju Koto Tapus mereka juga bergerak ke Koto Tapus, agaknya mereka telah selisih jalan hingga akhirnya ketemu dengan Ratu Mas dan Albara. Gatot Barata sebagai penanggung jawab keselamatan Datuk Wirya sangat cemas akan kegagalan misinya dalam penyelamatan Datuk Wirya.

"Ayo nak Bara kita harus segera bergerak menyusul Ratu Mas dan Datuk Wirya, paman sangat khawatir dengan keselamatan Datuk Wirya Sekte Agama Rahasia pasti berupaya dengan segala cara untuk membunuhnya" paman Gatot terlihat sangat cemas

"Sekarang sudah tidak berbahaya bagi nak Bara menggunakan tenaga dalam. Kita juga harus memastikan kalau Datuk Wirya selamat sampai bertemu Raja Sulaiman" kata paman Gatot Barata.

Tentu saja Albara sangat senang mendengar ucapan paman Gatot Barata, sedari tadi sebenarnya dia sudah ingin bergerak menyusui Ratu Mas, tanpa banyak bicara Albara segera berdiri mengikuti paman Gatot yang sudah mendahuluinya. Di luar terlihat empat pengawal Datuk Wirya bertarung sengit melawan Khoiril pencuri sakti di bantu enam orang anggota Agama Rahasia.

Ke empat pengawal Datuk Wirya merupakan orang orang sakti makanya di percaya Ratu Balqis untuk mengawal Datuk Wirya. Tapi lawan mereka juga orang orang sakti dari kelompok Agama Rahasia. Kalah dalam jumlah mengakibatkan mereka mulai terdesak hebat. Saat kritis bagi mereka terselamatkan dengan kemunculan Gatot Barata di ikuti Albara di belakangnya.

"Kalian mundur semua" Paman Gatot Barata memberi komando pada keempat pengawal yang sedang bertarung.

Detik berikutnya terlihat Gatot Barata menggerakkan tangannya, gerakan yang terlihat sangat lemah tapi mengandung hawa sakti yang sangat dahsyat. Sebuah kekuatan meluncur dari tangannya menghantam Khoiril si Pencuri Sakti dan ke enam anggota Agama Rahasia lainya. Tentu tentu saja Khoiril dan ke enam anggota kelompok sekte agama rahasia lainnya juga mengerahkan seluruh kekuatan mereka menahan serangan Datuk Barata yang dahsyat. Tapi sekalipun mereka telah mengerahkan tenaga dalam penuh tetap saja mereka tidak bisa menahannya.

"Duaaaar" benturan tenaga sakti Gatot Barata bertemu tenaga sakti Khoiril si Pencuri Sakti dan tenaga sakti enam anggota Agama Rahasia menyebabkan terjadinya ledakan yang dahsyat. Kuda kuda Gatot Barata goyah hingga dia terpental mundur tiga langkah sebaliknya Khoiril si Pencuri Sakti dan enam anggota Agama Rahasia lainnya terpental hingga enam meter, tubuh mereka beterbangan seperti bulu yang diterpa angin. Memanfaatkan keadaan saat Khoiril si Pencuri Sakti dan enam temannya yang lagi terpental kesakitan, Gatot barata dan empat pengawal lainnya segera meninggalkan tempat pertempuran.

"ayo semuanya kita segera susul Datuk Wirya" kata paman Gatot memberi komando.

Bagai anak panah mereka melesat keluar desa menggunakan semua kemampuan lari cepat mereka. mereka bergerak menghilirkan sungai tembesi hingga sampai di sebuah pertigaan, mereka mengambil jalan kekiri, mulai memasuki hutan lebat. Cuaca gerimis membuat jalanan menjadi becek dan licin, di sepanjang jalan mereka menemukan ramai jejak kuda yang baru saja lewat. Paman Gatot Barata sudah memiliki firasat kalau Ratu Mas dan Datuk Wirya sedang di ikuti musuh.

Benar saja tak jauh dari pertigaan Mereka juga menemukan bekas bekas pertempuran dahsyat, beberapa belati bergambar bintang yang di gunakan sebagai senjata rahasia oleh Anggota Sekte Agama Rahasia terlihat rontok berserakan di jalan. Tak jauh dari situ terlihat seekor kuda sedang sekarat tubuhnya membiru keracunan, beberapa buah jarum merah muda terlihat berserakan di tempat tersebut.

"Bisa di pastikan Kalau Ratu Mas baru saja bertempur dengan Anggota Sekte Agama Rahasia" kata paman Gatot.

Mereka terus melakukan pengejaran mengikuti jejak kaki kuda masih terlihat rame di jalan yang basah. Untungnya jalan yang becek dan licin menghambat laju perjalanan penunggang kuda, hingga tak beberapa lama para penunggang kuda bisa mereka susul. mereka terus berlari hingga saat sejajar dengan para penunggang kuda paman Gatot kembali membuat gerakan, dari tangannya segera keluar kekuatan dahsyat akibatnya kuda kuda mereka terbanting dan menabrak pohon pohon di pinggir jalan.

Masih khawatir dengan keselamatan Datuk Wirya. Mereka terus saja berlari tanpa menghiraukan penunggang kuda yang terbanting berserakan di pinggir jalan. Menjelang malam mereka sampai di perkemahan bala tentara Raja Sulaiman, dimana Kedatangan Albara sudah di tunggu oleh Raja Sulaiman.

Datuk Wirya yang datang lebih dulu mencoba mengobati Raja Sulaiman, namun kesehatan Raja Sulaiman tidak juga membaik. Teringatlah Datuk Wirya pada Albara yang telah mengobati pengawalnya yang terserang wabah sakit prut. Setelah menceritakan keajaiban obat Albara pada Raja Sulaiman. Raja Sulaimanpun memerintahkan prajuritnya menunggu kedatangan Albara. Kabar kemampuan Albara mengobati pengawal Datuk Wirya segera menyebar di kalangan bala tentara Raja Sulaiman, hingga tidak sulit bagi mereka mengenali Albara. Saat Albara memasuki perkemahan tentara Sulaiman, seorang prajurit menyongsongnya.

"Andakah yang bernama Albara?" tanya parajurit tersebut pada Albara.

"ya benar" jawab Albara.

"Anda di tunggu Yang Mulya Raja Sulaiman, mari ikuti saya" kata prajurit sambil memegang tangan Albara.

Albara dibawa ke kemah Raja Sulaiman dimana Raja Sulaiman sedang terbaring lemah tak berdaya. di situ juga sudah hadir Datuk Wirya dan beberapa pengawal Raja Sulaiman.

"Sesuai titah Yang Mulya ... saya membawa Albara menghadap" Ucap Prajurit yang di tugasi menjemput Albara.

"Silahkan Duduk nak Bara" ucap pengawal Raja Sulaiman.

Albara duduk di samping Datuk Wirya, memperhatikan Raja Sulaiman yang terbaring lemah.

"Izinkan saya memeriksa Yang Mulya Raja Sulaiman" pinta Albara.

Raja Sulaiman hanya mengangguk tanda setuju. pengawal segera menuntun Albara mendekati Raja Sulaiman.