Chapter 33 - Episode 33

Albara duduk disamping Raja Sulaiman yang terbaring lemah tak berdaya, sambil menggengam pergelangan tangan Raja Sulaiman, merasakan urat nadinya, Albara segera memeriksa denyut nadi di pergelangan tangan Raja Sulaiman, Albara merasakan denyut nadi Raja Sulaiman sangat kencang di atas normal. Albara juga meraba kening Raja Sulaiman untuk memeriksa suhu tubuh Raja Sulaiman, kening Raja Sulaiman terasa panas bagai bara, artinya suhu tubuh Raja Sulaiman sangat tinggi ada di atas suhu tubuh normal.

"Yang Mulya Raja Sulaiman sedang terserang demam panas tinggi, kalau terlambat di obati sangat membahayakan keselamatan Yang Mulya" kata Albara berlagak seperti dokter.

"Ayo nak Bara segera saja di obati, keselamatan Raja Sulaiman sangat berarti bagi kedamayan dunia khususnya Daratan Hindia" kata Datuk Wirya.

"Berapapun bayaran yang nak Bara mau tinggal sebutkan asal Yang Mulya Raja Sulaiman bisa di selamatkan" sambung pengawal Raja Sulaiman di sebelahnya.

"Apa yang Mulya Raja Sulaiman ada makan baru baru ini?" tanya Albara pada pengawal di sebelahnya.

"Hari ini sangat menghawatirkan, dari pagi Yang Mulya hanya makan tiga suap saja sebelum nak Bara sampai" kata pengawal Raja Sulaiman.

"Saya akan coba mengobati Yang Mulya" kata Albara.

Albara mengeluarkan beberapa obat yang di simpan Mulan kekasihnya di tas pinggang yang dia pakai. Albara mengambil sebutir obat penurun panas, sebutir antibiotik, sebutir vitamin dan sebutir ctm untuk menenangkan atau obat tidur.

Albara minta di ambilkan secawan air putih, kemudian meminta Raja Sulaiman minum obat yang dia siapkan.

"Yang Mulya minum obat dulu, tolong tuan pengawal bantu supaya Yang Mulya Raja Sulaiman duduk" pinta Albara pada pengawal.

Setelah Raja Sulaiman duduk, Albara menyerahkan obat yang telah di siapkan pada Raja Sulaiman. Dengan dibantu air putih Raja Sulaiman tidak kesulitan menelan semua obat yang di berikan Albara. Lima menit kemudian raja sulaiman terlihat ngantuk, keringat mulai bercucuran dari tubuhnya, panas tubuhnya mulai turun tak lama kemudian Raja Sulaiman sudah terlelap.

Albara meraba kening Raja Sulaiman yang sedang tertidur lelap, dimana seluruh tubuhnya sudah bersimbah peluh.

"Suhu tubuh Yang Mulya sudah terasa Sedap, biarkan beliau istirahat dulu" kata Albara.

"Syukurlah Yang Mulya sudah bisa istirahat, kita semua juga perlu istirahat besok kita sudah dihadapkan dengan keadaan yang mungkin tidak memberi kesempatan untuk kita beristirahat" kata pengawal Raja Sulaiman.

"Nak bara mari saya antar ke tempat peristirahatan" kata pengawal kemudian mengajak Albara ke kemah lain tidak jauh dari kemah Raja Sulaiman.

Albara yang belum merasa ngantuk mencoba melihat situasi di luar saat melintasi kemah pasukan khusus Koto Tapus, Albara melihat Ratu Mas dan Khoirudin sedang betcakap cakap.

"Paman Khoirudin kita perlu memeriksa keadaan sebelum istirahat Ratu Mas akan memeriksa ke arah ilir sungai, coba paman periksa ke hulu sungai, mungkin saja musuh bisa menyusup tanpa kita ketahui" perintah Ratu Mas.

"Baik non Ratu Mas, paman akan segera melaksanakan" lalu Khoirudin segera berlalu dengan seorang prajurit menaninya.

Melihat Albara mendekat, Ratu Mas mengurungkan langkahnya, menanti Albara yang sedang berjalan menuju kearahnya.

"Ada kak Bara .. kebetulan Ratu Mas mau mau keliling liat keadaan kakak bisa temani kan?" pinta Ratu Mas.

Albara yang tadinya juga berniat keliling tidak keberatan dengan permintaan Ratu Mas.

"tentu saja bisa.... kakak juga masih belum ngantuk juga berniat mau keliling" kata Albara sambil mengangguk.

"Bagaimana dengan kesehatan Yang Mulya Raja Sulaiman, apa kak bara bisa mengobatinya" tanya Ratu Mas.

"Keadaannya sudah membaik panas tubuhnya sudah sedap, denyut nadinya juga sudah normal dan beliau sudah bisa tidur nyenyak " jawab Albara.

Ratu Mas seperti tak yakin secepat itu perubahan Raja Sulaiman, tadi Ratu Mas sempat menani Datuk Wirya merawat Raja Sulaiman yang sangat memprihatinkan, bahkan Datuk Wirya sempat terucap kalau sakit yang di derita Raja Sulaiman sulit di sembuhkan.

"Wah luar biasa ... jika kak Bara benar benar bisa menyembuhkan Raja Sulaiman besar kemungkinan kak Bara di angkat jadi tabib istana" ucap Ratu Mas

"Jika kakak jadi tabib istana, jadikan Ratu Mas istri kakak ya, Ratu mas pengen tinggal di kota raja" lanjutnya.

Albara diam susah juga menjawab celotehan Ratu Mas yang terus terang dengan isi hatinya.

"Nona Ratu Mas kan tau Albara datang dari akhir zaman, disini hanya numpang untuk sementara ada saatnya nanti Albara akan kembali ke akhir zaman, jadi mana mungkin akan jadi tabib istana. Apalagi kalau di pikir kemungkinan albara adalah cucu Ratu Mas, mana mukin Albara memperistri Ratu Mas neneknya sendiri"

Di koto tapus seseorang menikahi keturunannya merupakan aib yang sangat memalukan, jika hal ini terjadi maka yang bersangkutan di kenakan hukum adat yang sangat hina, dihukum pancung atau diusir dari Koto Tapus. Ratu Mas sangat mengetahui hal ini, Ratu Mas jadi malu sendiri mukanya jadi merah menahan malu.

Sipatnya yang periang menutupi penampilannya yang sedang malu, Ratu Mas malah tertawa.

"Haha Hahaha Hahaha"

"iya juga ya... kalau begitu mulai sekarang kamu harus panggil Ratu Mas nenek" kata nya masih terus tertawa.

"baiklah nek "Albara menyanggupi.

Ratu mas makin keras ketawanya setelah Albara memanggilnya nenek. Hingga mereka berjumpa pasukan yang sedang patroli Ratu Mas masih saja tertawa.

"Non ratu mas sebaiknya istirahat dulu biar kami yang berpatroli" kata mereka.

"ya Ratu Mas memang sudah berniat untuk istirahat, kalian harus selalu pantau bagian hilir sungai segera laporkan jika ada keanehan, sepertinya musuh akan memilih bagian hilir untuk tempat menyeberang" kata Ratu Mas.

"Albara cucuku, nenek mau istirahat, cucu juga istirahat ya" kata Ratu Mas kembali tertawa.

"iya nek" kata Albara seperti anak kecil yang menatuhi neneknya.

******

Paginya di dahului dengan tokoh silat berilmu tinggi pasukan Samiri menyebrang dan mendarat di hilir sungai tidak jauh dari pasukan raja sulaiman berkemah. Hingga mata hari mulai naik tinggi akhirnya semua pasukan Samiri sudah menyebrang berada di sisi sungai yang sama dengan pasukan Raja Sulaiman.

Pasukan Raja Sulaiman pun mulai bersiap untuk melakukan pertempuran. terompet di bunyikan, genderang perang di tabuh seketika semua pasukan sudah berada di posisi yang di atur sesuai petunjuk Raja Sulaiman. Ditengah hiruk pikuk bunyi genderang, yel yel perang di teriakkan, semua berteriak menambah seramnya suasana.

"Kita terlahir sebagai tentara

tiap tentara adalah syahidah.

kita terkahir sebagai tentara

tiap tentara milik Tuhan Yang Maha Esa.

kita terlahir sebagai tentara

tiap tentara berjuang menegakkan agama dan kebenaran

kita terlahir sebagai tentara

tiap tentara hanya berjuang untuk menang atau mati sebagai syahidah".

yel yel terus di teriakkan para prajurit Raja Sulaiman genderang perang terus di tabuh

Albara yang sudah memberikan obat untuk Raja Sulaiman segera bergabung dengan pasukan Khusus Koto Tapus. Pasukan Khusus di komandoi khoirudin di dampingi Ratu Mas. di kanan pasukan Khusus ada dua ribu pasukan Raja Sulaiman yang berbaju besi dan bersenjata lengkap si bawah komando si Tajam Hulu Tembesi, di kiri mereka juga ada dua ribu pasukan di bawah komando Jendral Alpredito.

Jendral Alfredito sebagai panglima tertinggi memeriksa kesiapan pasukannya, mulai dari pasukan panah di belakang terus ke pasukan infantri berbaju besi di bawah komando si tajam Hulu Tembesi, semua terlihat sudah siap siaga hanya tunggu komando untuk bergerak.

Jendral Alfred menuju ke pasukan Khusus Koto Tapus di bawah komando Khoirudin. saat melihat Ratu Mas berdiri di samping Khoirudin langkahnya terhenti, bagai tersihir dia mematung menatap Ratu Mas. Jendral Alfred adalah pemuda tampan, merupakan keturunan langsung Nabi Yusuf, karena tampannya dia di dijuluki reinkarnasi Nabi Yusuf. Nabi Yusup di lahirkan sebagai manusia yang sangat tampan jika kadar ketampanan di bagi jadi 100 persen maka sembilan puluh persen ada pada nabi Yusuf dan hanya sepuluh persen untuk manusia lainnya. Jendral Alfred belum pernah jatuh hati pada pada wanita bahkan banyak wanita yang berusaha mengejarnya tapi tidak pernah dia tanggapi. Melihat Ratu Mas yang cantiknya bagai bidadari membuat hatinya benar benar luluh.

Ratu Mas yang merasa di pandangi, balik menatap Jendral Alfred. Ketampanan Jendral Alfred juga sudah tersohor di Daratan Hindia, sebelum berjumpa dengan Albara dia sering berangan angan hidup di kota raja Kerajaan Sulaiman sebagai istri Jendral Alfred. Baru hari ini Ratu Mas melihat orang yang sering di angankannya. Ratu Mas tak ragu dengan agan angannya, Jendral Alfred memang tampan tidak salah jika banyak wanita termasuk dirinya berangan angan menjadi istrinya.

Setelah menerima laporan dari Khoirudin dan memberi beberapa petunjuk berkenan dengan teknik pertempuran, Jendral Alfred kembali ke pasukannya.

Peperangan antara kedua pihak tak terhindarkan lagi, kedua pasukan sudah berhadapan pasukan Samiri terdiri dari 4 kelompok di bawah pimpinan Jendral Jodan, Jendral Kamal, Jendral Seiya, dan Jendral Zou Yuan sedangkan di pihak Raja Sulaiman juga ada empat kelompok yaitu pasukan panah di bawah komando Raja Sulaiman langsung, pasukan khusus Koto Tapus di komandoi Khoirudin dan Ratu Mas, dua kelompok infantri berbaju besi di komandoi Jendral Alptedito dan si Tajam Hulu Tembesi.

Pertempuran dimulai dengan perang tanding. Jendral zou yuan maju menantang duel, sambil mengacungkan tangannya menunjuk Ratu Mas dia berteriak.

"Mas moy... Ternyata benar kabar bahwa Depati Koto Tapus memiliki putri secantik bidadari, saya punya tawaran untuk anda... Kami akan memberimu 1000 keping emas kemudian Mas moy pulang ke Koto Tapus" teriak Zou Yu