Chapter 29 - Episode 29

Saat jari jari Ratu mas bersentuhan dengan pundak Albara, seperti ada komando Albara menatap Ratu Mas sebaliknya Ratu Mas juga menatap Albara. Lama sekali mereka bertatapan seakan perasaan mereka saling bicara, membicarakan perasaan dari lubuk hati yang terdalam, tatapan yang sangat mesra , tatapan yang menyampaikan isi hati mereka, seolah hati mereka sedang membuat janji untuk sehidup semati selamanya.

"Terima kasih dik Mulan" ucap Albara.

Ratu Mas terlihat gugup tapi dia pandai menyambunyikan perasaannya dan berusaha bersikap biasa biasa saja di depan Albara.

"Nah ... Nah, kenapa sih kak Bara selalu manggil Ratu Mas dengan panggilan Mulan?" Tanya Ratu Mas.

Tangan Ratu Mas menotok beberapa urat di sekitar luka Albara untuk mencegah penyebaran racun, lalu mulai memencet daging di sekitar luka gores yang mulai membengkak. Darah hitam mengalir dari luka Albara, pedih dan panas kembali terasa membuat Albara merintih menahan sakit. Sekalipun darah sudah tidak mengalir tapi kulit di sekitar luka mulai berubah menjadi merah kehitaman.

"Terima kasih dik Mulan" kembali Albara berterima kasih.

Ratu mas penasaran dengan sebutan Mulan pada dirinya, pastilah orang yang sangat istimewa di hati Albara pikirnya,

"Siapa sih Mulan? Pasti sangat istimewa bagi kak bara" tanya Ratu Mas.

Mendapat pertanyaan dari Ratu Mas barulah Albara menyadari bahwa Mulan bukan Ratu Mas, mereka adakah dua individu yang berbeda. Albara bingung harus bagaimana menceritakannya Mulan pada Ratu Mas, hingga beberapa lama Albara cuma diam. Ratu Mas yang makin kagum dan mulai jatuh hati pada Albara, tapi mulai curiga kalau Mulan adakah istri albara Ratu Mas jadi makin cemburu, segera berdiri untuk melanjutkan perjalanannya.

"Kalau kak bara tak mau cerita tentang Mulan, lebih baik kita jalan sendiri sendiri" ucap Ratu Mas kesal lalu bagai anak panah dia sudah melesat meninggalkan Albara yang masih diam.

"Ratu Mas tunggu" Albara pun segera menyusul Ratu Mas.

Etah kenapa Ratu Mas merasa cemburu dan jengkel saat di panggil Mulan oleh Albara tadi. Kenapa kemaren pangilan Mulan untuknya tidak memberi bekas di hatinya? bahkan dia senang dan minta Albara memanggilnya Ratu Mas Mulan. Berpikir kalau Mulan itu seorang gadis yang di cintai Albara atau mungkin istri Albara membuatnya cemburu. Dalam kecemburuan Ratu Mas mengerahkan seluruh kemampuan lari cepatnya meninggalkan Albara.

Albara menyusul Ratu Mas dengan mengerahkan seluruh kemampuannya sambil berteriak.

"Ratu Mas tunggu, kakak akan cerita"

Ratu Mas sepertinya tidak peduli dengan teriakan Albara terus lari cepat, hingga dua jam mereka berkejaran, Albara masih tidak mampu memperkecil jarak tetapi masih bisa membayangi Ratu Mas. Bagaimana mungkin pikir Ratu Mas baru kemaren Albara belajar dan berlatih ilmu napas suci, Albara sudah sanggup mengimbangi kemampuan larinya, membuat Ratu Mas Makin kagum saja pada Albara.

Ratu Mas mulai memperlambat larinya saat akan memasuki sebuah desa, tak lama kemudian Albara sudah berada di sisinya dengan napas mulai ngos-ngosan.

"Tunggu dik Ratu.... kakak akan cerita" kata Albara.

Melihat Albara dengan napas sudah ngos ngosan, membuat Ratu Mas mulai kasian pada Albara, tapi karena masih jengkel dia hanya menjawab dengan cemberut.

"kakak sudah punya istri, kenapa lagi harus bicara dan jalan bersama dengan Ratu Mas" ucap Ratu Mas.

"Siapa bilang kakak sudah punya istri, kakak masih perjaka ting ting, lo" ucap Albara mencoba melucu.

"kalau begitu ceritakan siapa Mulan, kenapa kakak cuma diam jika ditanya tentang Mulan" pinta Ratu Mas masih cemberut.

"Bagaimana kakak mau cerita kalau jalan sekencang ini" kata Albara.

Ratu Mas menghentikan larinya setelah melihat Albara yang ngos ngosan seperti kehabisan napas, juga berharap agar Albara mulai bercerita tentang Mulan.

"Mulan itu teman kakak tapi dia sangat mirip dengan dek Ratu Mas, makanya kakak sering salah saat bersama dik Ratu Mas" cerita Albara jujur.

"Pasti dia cantik?" tanya Ratu Mas

"Jelas sangat cantik karena dia mirip dengan bidadari anak Depati Koto Tapus" puji Albara.

Ratu Mas merah mukanya mendengar pujian Albara, membuat dia makin terlihat cantik.

"Cantik mana dengan Ratu Mas?" tanya Ratu Mas makin penasaran.

"Ya cantik Ratu Mas lah" kata Albara menghibur Ratu Mas.

"Jika diminta untuk melih untuk di jadikan kekasih, kakak pulih Mulan atau Ratu Mas" tanya Ratu Mas.

Albara bingung apa pertanyaan Ratu Mas kali ini harus di jawab. sejujurnya ini merupakan pilihan yang sulit mereka hampir tak ada bedanya.

"Bagaimana bisa kakak memilih karena kalian hidup di dua zaman yang berbeda. Ratu Mas ada di zaman Raja Sulaiman, sedangkan Mulan ada di penghujung zaman." jawab Albara berkilah.

"Bagaimana jika kami ada pada zaman yang sama?" tanya Ratu Mas.

"ya ... kakak bara pilih dik Ratu Mas lah" ucap, Albara asal jawab.

"Artinya kakak bersedia jadi kekasih Ratu Mas kan?" tanya Ratu Mas.

Ratu Mas menatap Albara menunggu jawawaban dengan penuh harap.

"Sebaiknya jangan bicara masalah ini dulu dik Ratu Mas. Kakak lapar kita cari warung dulu" ajak Albara saat mereka mulai memasuki perkampungan.

Ratu Mas yang juga sudah merasa lapar mengangguk setuju, lalu mereka segera menuju warung di tengah desa tersebut, setelah memasuki warung mereka memesan nasi ramas dan minuman air nira segar (Tuak wangi). saat mereka menyantap hidangan, seorang tua berpakayan serba putih dan dua orang pengawalnya memasuki warung. mereka mencari tempat memilih tempat di meja samping Albara dan Ratu Mas.

*****

Kita lihat dulu rombongan pasukan khusus pimpinan Khoirudin yang bergerak cepat menuju lembah menghilirkan sungai tembesi kemudian berbelok kekiri melewati dataran yang luas. setelah berjalan selama empat hari pada sore harinya mereka mereka sudah sampai di tepi sungai Merangin. Khoirudin memerintahkan anak buah nya untuk berhenti dan mendirikan tenda, berencana bermalam di pinggir sungai tersebut sambil menunggu Ratu Mas dan Akbara.

Tak lama kemudian mereka melihat serombongan tentara di sisi lain sebrang sungai mengawasi mereka, dengan persenjataan lengkap. Si Tajam dari Hulu Tembesi mengenali mereka sebagai bala tentara Raja Sulaiman, dengan melambaikan tangannya dia melesat ke arah mereka, setelah bercakap cakap dengan seseorang di dalam tandu, si Tajam Hulu Tembesi mengatakan bahwa pasukan khusus Koto Tapus siap memberi pengamanan terhadap Raja Sulaiman.

Si Tajam Hulu Tembesi kembali ke sisi semula di ikuti rombongan tentara Raja Sulaiman. Rombongan Raja Sulaiman terdiri dari pasukan khusus pengawal Raja Sulaiman merupakan orang orang berkepandayan tinggi berjumlah tiga ribu orang atau lebih.

Tak lama setelah gelap Samiri dan pasukannya pun tiba di seberang sungai, melihat sungai cukup lebar dengan arus yang deras mereka memutuskan untuk menyebrang besok paginya, kemudian melanjutkan pengejaran terhadap Raja Sulaiman.