Chapter 28 - Episode 28

Mendapat serangan yang sangat cepat di sertai tenaga dalam yang kuat, benar benar membuat Albara terdesak hebat, apalagi Albara memang kurang berpengalaman dalam pertempuran. Bisanya Albara hanya menghadapi Khoiril yang tingkat kelihayannya seperti pahlawan level 1 di banding level 100 jika di bandingkan dengan Suparta.

Melihat serangan yang sangat ganas disertai tenaga dalam yang dahsyat, Albara yang sudah terdesak hebat terpaksa menangkis dengan menyalurkan tenaga dalam penuh ke tangannya.

"Duuuk..." dua tangan bertemu.

Albara terhuyung huyung hingga tiga langkah ke belakang, sedangkan Suparta lebih cerdik dan berpengalaman, setelah benturan dia meloncat ke udara hingga tubuhnya tidak begitu terpengaruh. Saat tubuhnya melayang di udara Suparta melepaskan serangan senjata rahasia yang sangat ganas. Dua buah pisau terbang beracun telah meluncur dengan cepat mengincar jantung dan ulu hati Albara.

Albara yang masih sempoyongan berusaha menghindar,

"Breeet ... Crassss" pundak kiri Albara tergores oleh senjata rahasia Suparta.

Terlambat Albara mengelak satu pisau bisa di tangkap dengan mudah, sedangkan satu lagi telah mengenai pundaknya merobek baju dan membuat luka goresan pada pundaknya. Pundak Albara terasa pedih dan panas, membuat tangan kirinya susah untuk di gerakkan.

"Hahaha hahaha haa haa" Suparta tertawa kegirangan, sambil terus meningkatkan serangannya.

Ratu Mas yang dari tadi menonton, tidak bisa tinggal diam melihat Albara yang makin terdesak. Ratu Mas bergerak maju mengurung Suparta dengan memberikan serangan berbahaya. Serangan Ratu Mas yang cepat dan tak terduga juga mengandung hawa sakti membuat Suparta mengurungkan serangan ke arah Albara.

"Aiiiiiih... Kepandayan dik Ratu Mas makin hebat dan berbahaya" rintih Suparta terpaksa meladeni serangan Ratu Mas.

Ratu Mas ingin menyudahi pertempuran secepat mungkin, Ratu Mas lalu mencabut pedangnya dengan mengandalkan jurus ilmu pedang empat Dewa, yang merupakan jurus ilmu silat tinggi dan merupakan jurus andalan Ratu Mas. Jurus ilmu pedang empat Dewa biasanya hanya di mainkan saat menghadapi lawan tangguh seperti Suparta.

"Ketua sekte Agama Rahasia ... Tinggalkan kami atau aku akan mengadu nyawa denganmu." Ratu Mas menerjang detik berikutnya pedangnya telah mengurung Suparta dari empat pejuru dengan gerakan yang sulit di duga. Setiap gerakan pedang Ratu Mas selalu mengincar titik lemah di tubuh Suparta jiga mengandung tenaga dalam yang dahsyat.

Suparta bukan saja lihai tapi juga cerdik, kehebatanya saat ini mungkin sudah seimbang dengan si Tajam Hulu Tembesi kakek Ratu Mas. Dengan gerakan yang ringan dan mudah dia seperti menyelinap di bayangan pedang Ratu Mas sambil mengirim serangan dahsyat pada Ratu Mas dan Albara.

Melihat Serangan Ratu Mas yang makin berbahaya, Suparta mengeluarkan jurus sakti yang di pelajarinya dari kitab kono yang dia Rampas dari Mpu Barata yang ilmu silatnya sudah bisa di sejajarkan dengan si Tajam Hulu Tembesi. Mpu Barata merupakan tokoh sakti di Wono Sobo, juga sebagai tokoh sakti yang di andalkan Ratu Balqis menyokong kekuasaan Kerajaan Saba. Jika Suparta mampu mengalahkan Mpu Barata dan merpas kitab ilmu silat tangan Dewa dari tangannya, berarti kekuatannya bisa jadi sudah di atas tokoh tokoh sakti di empat pejuru mata angin.

"Haha Dek Ratu Mas jangan terlalu galak, temanmu dalam bahaya sudah terkena racun ular laut pantai selatan jika tidak mendapatkan obat maka secara berlahan racun akan merusak urat urat penting dalam tubuhnya hingga kemampuannya akan menghilang secara berlahan" Suparta terus berkelebat bagai bayangan menghindari setiap kibasan pedang Ratu Mas yang dahsyat.

"Aku bersedia memberikan penawarnya jika dek Ratu Mas menerima lamaran abang" Suparta memberikan tawaran.

Ratu Mas dan Albara bukannya mengemdorkan serangan tapi sebaliknya meningkatkan serangan, Ratu Mas menggunakan segenap kemampuan dan tenaga dalamnya kembali menyerang dengan serangan maut yang amat dahsyat mengincar titik mematikan di tubuh Suparta. Di sisi lain Albara juga menerjang dengan kecepatan yang susah di ikuti oleh mata kepala, keningnya mengucurkan keringat pertanda Albara juga menggunakan tenaga dalamnya secara penuh.

Ratu Mas sudah di sejajarkan dengan tokoh sakti di benua Hindia, dibantu Albara yang telah mewarisi ilmu si Tajam Hulu Tembesi juga memiliki tenaga dalam yang tinggi berkat obat kuno yang di berikan si Tajam Hulu Tembesi, ilmu peringan tubuhnyapun meningkat pesat setelah melatih ilmu napas suci yang di ajarkan paman Saudan. Gempuran dua tokoh muda yang sakti ini tentu sangat dahsyat dimana tiap serangan merupakan serangan maut yang berbahaya.

Suparta juga bukan orang sembarangan sebagai tokoh sesat yang sering membuat kekacauan dan menundukkan beberapa tokoh tokoh kelas atas di benua Hindia dan Asia. tubuhnya menyelinap dengan enteng menghindari serangan Ratu Mas dan Albara.

Tubuh Suparta melesat dengan cepat dengan tenaga dalam penuh kearah Albara, sebuah tendangan di arahkan ke pelipis Albara angin serangannya sudah terasa mendorong dengan kuat, Tangan kiri Albara masih sulit untuk bergerak, tidak mungkin untuk menangkis serangan Suparta, terpaksa Albara meloncat kebelakang menghindari serangan.

Detik berikutnya serangan jarak jauh di lepaskan ke arah Ratu Mas, sebuah kekuatan dahsyat berupa sinar kehitaman melesat ke arah Ratu Mas, tidak saja dahsyat tapi juga mengandung racun jahat. Seperti halnya Albara serangan Suparta tidak mungkin di hindari dengan terpaksa Ratu Mas mebalas dengan serangan jarak jauh juga.

"Duuuaaar" ledakan terjadi saat kedua kekuatan bertemu.

Ratu Mas terlempar hingga lima langkah kebelakang. Suparta menggunakan tenaga benturan utuk melarikan diri. Tubuh Suparta melayang di udara kemudian menghilang, dari kejauhan suaranya terdengar mengancam.

"Ratu Mas ... kali ini kalian saya beri ampun, saat kita bertemu kembali saya harap dek Ratu Mas sudah berubah pikiran"

Akibat benturan dua tenaga dalam Ratu Mas sepertinya mengalami luka dalam, dari sudut bibirnya telah meneteskan darah segar. Keadaan Albara juga sangat memprihatinkan luka gores di pundaknya makin pedih dan panas membuat kulit disekitarnya menghitam secara pelan pelan mulai melebar.

Ratu Mas duduk bersila mengatur napas menyalurkan hawa murni, untuk memulihkan luka dalamnya. setelah merasa nyaman Ratu Mas membuka matanya lalu menatap Albara yang sedang meringis kesakitan.

"Buka bajunya kak, biar Ratu Mas periksa lukanya" pinta Ratu Mas.

Albara menuruti permintaan Ratu Mas, dia segera melepas bajunya, hingga terlihat bagian atas tubuhnya, dadanya yang bidang hanya terbalut pakayan dalam. membuat Ratu Mas agak jengah. tapi untuk keselamatan Albara terpaksa dia melakukan pemeriksaan pada luka Albara.

"Kak bara keracunan, biar Ratu Mas Coba Mengeluarkan racunnya" kata Ratu Mas.

Ratu Mas mulai memencet kulit di sekitar luka Albara, "seeerrrrr" darah di dadanya berdesir saat tangannya menyentuh pundak Albara. Ini kali pertama Ratu Mas menyentuh laki laki, apalagi yang di sentuh adalah lelaki yang mulai mencuri hatinya.