Pagi pagi sekali Ratu Mas sudah mempersiapkan sarapan untuk mereka, mereka harus melakukan perjalanan pagi pagi sekali untuk bisa menyusul pasukan khusus yang telah melakukan perjalanan sehari sebelumnya.
"Kak Bara cukup dulu latihannya, saatnya makan biar kuat kita akan segera melakukan perjalanan ke Kota Sabak" Ratu Mas menghentikan Albara yang masih latihan.
"ayo kak cicipi hidangannya, Dari kemaren kakak belum makan, pasti sudah lapar" Ratu Mas mempersilahkan Albara untuk segera makan.
Melihat hidangan di depan mereka, Akbara baru merasakan lapar yang luar biasa.
"Terima kasih... " Ucap Albara dengan senang hati.
Albara makan banyak sekali hingga mengeluarkan keringat di sekujur tubuhnya. maklum sejak kemaren perutnya belum di isi, Saat mereka selesai sarapan paman Saudan meyamperi Ratu Mas.
"Kalian harus berlari cepat untuk bisa mebmnyusul pasukan khusus, cuma jangan terlalu di paksakan kasian Albara" kata paman Saudan yang sudah ada di antara mereka.
"Baik paman ... nasehat paman akan Ratu Mas perhatikan"
Paman Saudan bersama istrinya segera bersiap siap menuju Koto Tapus, sedangkan Ratu Mas juga siap siap menyusul pasukanya, setelah melihat Albara juga sudah siap untuk melakukan perjalanan, Ratu Mas segera pamit pada paman Saudan.
"kak Bara ayo ikut Ratu Mas"
Ratu Mas sudah melesat bagai anak panah meninggal kan kediaman paman Saudan. Albara melakukan hal yang sama menggunakan ilmu peringan tubuh dan napas suci yang baru saja dia pelajari segera menyusul Ratu Mas.
Ratu Mas dan Albara bergerak cepat menuju lembah, turun bukit naik bukit, menghilirkan sungai tembesi. Albara tidak kesulitan mengimbangi lari cepat Ratu Mas napasnya tetap normal tidak seperti kemaren. Ratu Mas merasa senang melihat kemajuan Albara, pandangannya terhadap Albara berubah 360 derajat, tidak lagi memandang rendah, di matanya Albara sudah merupakan sosok yang bisa di andalkan. Terkadang terpikir alangkah senangnya jika Albara sebagai suaminya.
"Kak Bara tidak suka ya melakukan perjalanan bersama Ratu Mas?" tanya Ratu Mas.
"sangat senang, emang kenapa?" Albara balik bertanya.
"Habis kak Bara cuma diam"
Karakter Ratu Mas yang tegas memang cocok dengan statusnya sebagai komandan pasukan khusus, di sisi lain sifat manja juga masih terlihat mewarnai kepribadiannya, mungkin faktor umurnya yang masih muda, sebagai gadis remaja yang akan menginjak dewasa dan sebagai anak tunggal Depati koto Tapus. sifat manjanya inilah yang membedakannya dari Mulan.
Albara terkadang tidak bisa membedakan Ratu Mas dengan Mulan, Adanya Ratu Mas sudah dapat melepas rindunya pada Mulan sekalipun dia sadar kalau Ratu Mas dan Mulan adalah dua individu yang berbeda.
"tu kan ... malah ngelamun" kata Ratu Mas.
"Bukan melamun non Ratu Mas tapi kakak sudah kelelahan" kata Albara berbohong.
"Jangan Panggil Ratu Mas dengan non, panggil saja dek Ratu?" pinta Ratu Mas.
"Baik non ... eee... Dek Mulan .. ee dek Ratu" Albara terlihat gugup.
Ratu Mas melihat sinar mata Albara seperti memancarkan cintanya pada dirinya. Pandangan matanya tidak lah bohong, karena Albara sedang memandang Ratu Mas sebagai sosok mulan kekasihnya.
"Apa kak Bara mencintai dek Ratu?" tanya Ratu Mas.
Albara sangat kaget dengan pertanyaan Ratu Mas, berani sekali dia mempertanyakan perasaannya. Albara memandang Ratu Mas, terlihat di matanya memancarkan binar binar cinta dan harapan pada Albara. belum sempat Albara menjawab pertanyaan Ratu Mas, tiba tiba dari depan mereka puluhan sinar hitam melesat mengincar titik titik mematikan di tubuh Ratu Mas dan Albara.
Ratu Mas mendorong tubuh Albara, lalu melompat ke udara sehingga serangan gelap dari depan hanya lewat di bawah kakinya, detik yang bersamaan dari lengan bajunya meluncur senjata rahasia, jarum beracun merah muda dengan kecepatan luar biasa hingga terlihat seperti puluhan sinar merah muda melesat ke arah penyerang gelap.
"Haha Hahaha Ratu Mas ternyata hanyalah wanita murahan yang suka merayu laki laki"
Sosok berjubah hitam melayang turun dari sebuah pohon dan mendarat dengan ringan di depan mereka. Kelihatannya dia seorang ahli silat yang berkepandayan tinggi.
"Sebaiknya Ratu Mas Menyerah saja terima pinangan abang secara sukarela atau dipaksa"
Laki kaki di depan mereka adalah Suparta ketua perkumpulan Agama Rahasia di daratan Hindia. ilmu silatnya sangat tinggi. dua tahun yang lalu Suparta melamar Ratu Mas, tapi ditolak menggunakan keahliannya Suparta memaksa Ratu Mas hingga terjadi pertempuran sengit di antara mereka, mengakibatkan Ratu Mas terluka dalam yang serius, untungnya dia di selamatkan oleh si Tajam Hulu Tembesi.
"Suparta si muka tembok jangan kira aku takut pada mu, sekalipun aku Ratu Mas. kalah seribu kali melawan mu tapi tidak akan pernah menerima pinangan mu untuk di jadikan istri ketua Agama rahasia" Ratu Mas sudah tersulut Emosinya.
"Kurang apa aku Ratu Mas, jika ingin kekayaan akan ku berikan, jika ingin kekuasaan akan kuberikan, jika masih menolak maka pria asing temanmu ini akan mati" Suparta lalu melesat ke arah Albara.
Dengan jurus Tangan iblis merobek jiwa, bermaksud menangkap Albara untuk di jadikan sandra. Albara mengelak hanya dengan menundukan kepala, membuat serangan Suparta hanya mengenai angin.
"Boleh juga kawan ..." bentaknya kemudian dengan jurus maut yang sangat ganas Suparta kembali menyerang Albara.
Albara yang telah mewarisi kepandayan si tajam hulu tembesi, hanya mengelak kadang memiringkan tubuhnya, mengangkat kakinya dengan enteng menghindari serangan maut Suparta. Ratu Mas terkesiap melihat keahlian Albara sangat jauh berbeda di banding seminggu yang lewat. Ratu Mas sendiri merasa tidak yakin mampu mengalahkan Suparta, tapi Albara mampu menghindari serangan serangan maut Suparta dengan mudah.
"Memaksa orang utuk di jadijan istri itu termasuk kejahatan".
"Apalagi merabut pacar orang, dan berniat membinasakan pacarnya, itu juga kejahatan" Albara mulai membalas serangan Suparta.
"Ratu Mas Milik aku Suparta, siapapun yang mau mengambilnya harus mati" kata Suparta sambil terus meningkatkan serangannya.
Kali ini Suparta salah perhitungan dia kira Albara yang terlihat lemah dapat dia kalahkan dengan mudah. Albara telah memiliki keahlian si Tajam Hulu Tembesi malah mampu mengimbangi jurus tangan iblis merobek jiwa, bahkan dengan jurus tujuh dewa menghantam gunung yang di gunakan Albara membuat Suparta terdesak hebat.
"duk" sebuah tendangan telak menghantam ulu hati Suparta, membuat Suparta terpental hingga lima langkah.
"cuma begini kemampuan ketua agama rahasia" kata Albara mengejek.
Suparta kembali menyerng dengan ganas dengan menggunakan tenaga dalam penuh, membuat gelombang badai yang sangat dahsyat menerpa kearah Albara setiap kali dia mengarahkan pukulan. Angin bersuwitan sejalan dengan gerakan kaki atau tangannya.
"Orang asing... siapapun yang mencoba mengambil Ratu Mas, aku Suparta tidak akan membiarkannya bertahan hidup ... terimalah kematianmu" Suparta semakin mempercepat gerakannya.