Hari ini adalah hari ke empat semenjak Albara dan pak Sulaiman melakukan meditasi, artinya hari ini adalah jadwal kepulangan mereka. Mulan terlihat segar dengan wajah berseri keluar dari kamarnya, dandanannya seperti akan menunggu seseorang yang istimewa.
Di rumah pak sekda dan beberapa pejabat termasuk Camat Samsul, di antara mereka juga ada sopir, ajudan Cagub dan Andri Lee, mereka gobrol santai menunggu kedatangan Calon Gubernur mereka. Andree Lee dan Camat Samsul yang seperti sudah dapat restu dari pak Sekda, mencoba mencari kesempatan untuk mendekati Mulan. Saat melihat Mulan keluar Camat Samsul dan Andre Lee seperti berlomba menyapa Mulan.
"non Mulan mau kemana?, dandannya cantik bangat" Andre Lee lebih dulu menyapa.
"Mulan sepertinya mau keluar, pak Camat antar ya?" pinta Camat Samsul.
"eeeh ada bang Andre, pak Camat Samsul. Mulan ada janji dengan teman yang lagi ulang tahun, ni lagi mau nyariin kado buat dia" jawab Mulan.
"ya udah bang Andre antar" Andre Lee berdiri.
"Gak usah bang Andre, Mulan bisa pergi sendiri ntar juga perginya sama teman kuliah" ucap Mulan kemudian berlalu dari mereka.
******
Kita lihat dulu keadaan Al bara yang telah mengalami perjalanan ANTAR WAKTU dimana dia terdampar jauh ke belakang di masa Raja Sulaiman memerintah. Keberadaan Albara Di Koto Tapus setelah Kha Cang To Jin menitipkan Albara pada sahabatnya ki Hanib.
Ki Hanib orang tua berambut putih berjuluk si Tajam dari Hulu Tembesi membawa Albara masuk ke sebuah rumah sederhana miliknya. Rumah panggung hanya terdiri dari tiga ruangan yakni ruang tamu merangkap ruang keluarga, kamar dan dapur. mereka duduk di ruang tamu yang terhubung langsung dengan pintu masuk. Pola hidup ki Hanib sederhana sekali tanpa ada lampu listrik, internet, perabotan mewah, tv tidak terlihat di ruangan tersebut. Mereka duduk di ruangan yang hanya beralas tikar di atas lantai dari bambu.
"Kamu boleh memanggil saya ki Hanib, kakek atau Sitajam dari Hulu Tembesi" kata ki Hanib pada Albara.
"Aku panggil ki Hanib dengan panggilan kekek saja" jawab Albara.
"Ha ha ha itu lebih baik kedengarannya bagus, saya jadi merasa anda adalah cucu yang sebenarnya" ki Hanib tertawa riang.
"Kha Cang To Jin bilang cucu Albara punya urusan di sini, Apa ada yang bisa kakek bantu?" tanya ki Hanib.
Albara diam sejenak menghela napas sebelum menyampaikan maksudnya.
"Albara bermaksud mencari cincin pinta pinto, apa kakek bisa bantu?" tanya Albara penuh harap.
Ki Hanib tertegun mendengar urusan Albara, suatu yang sangat sulit menurutnya, tapi karena Albara titipan sahabatnya Kha Cang To Jin maka dia tetap akan berusaha membantu.
"Jika ingin memperoleh cincin pintak pinto kamu harus ketemu Raja Sulaiman. Karena Cincin pintak pinto merupakan tempat penyimpanan uang Raja Sulaiman yang nilainya sama dengan 10 x kekayaan penduduk bumi" kata ki Hanib.
"Memang ada atsar yang mengatakan setelah Raja Sulaiman cincin pintak pinto akan berjodoh dengan pemimpin akhir zaman, bergelar pemimpin yang adil" jelas ki Hanib.
"Bara kan dari akhir zanan kek.. apa
mungkin Albara yang di maksut?" tanya Albara.
"Kamu memang dari akhir zaman, tapi nama dan ciri nya tidak seperti Albara, cung" jelas kakek Hanib pada Albara.
"Cincin pintak pinto selalu di bawa Raja Sulaiman saat berpergian mengunjungi rakyatnya, membagikan uang yang ada di cincin pada tiap orang yang membutuhkan tak perduli berapapun jumlahnya pasti di berikan Raja Sulaiman, karena itu amanah untuk tiap orang yang memilikinya" ki Hanib terus menjelaskan
"Karena cincin pintak pinto bisa memenuhi semua kebutuhan rakyat yang memerlukan, itu juga sebabnya di sebut cincin pintak pinto." kata ki Hanib selanjutnya.
Albara mulai bingung tentang cincin pintak pinto, seperti ATM saja bisa nyimpan uang dan narik uang pikir Albara.
"Albara jadi bingung kek... Bagaimana sebuah cincin kok bisa menjadi tempat penyimpanan uang sebegitu banyaknya... apa ada pabrik yang memiliki teknologi yang sangat tinggi yang khusus memproduksi cincin menyimpan uang?" tanya Albara minta penjelasan.
"Cincin pintak pinto bukan di buat oleh pabrik, tapi merupakajan karomah untuk Raja Sulaiman. Raja Sulaiman merupakan manusia yang dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa, Makanya Raja Sulaiman memiliki banyak mukjizat, seperti cincin yang bisa mengendalikan jin dan angin, bicara dengan hewan kesemuanya merupakan kemuliaan hadiah dari Tuhan Yang Maha Esa" kata ki Hanib.
"oo begitu ya kek" Albara mengangguk mengerti.
Jika Tuhan Yang Maha Esa yang berbuat, tidak ada yang tidak mungkin semua bisa terjadi, cukup dengan mengucapkan jadilah maka dia akan jadi. Bukan hanya Raja Sulaiman yang memiliki karomah, semua para Nabi memilikinya, bahkan banyak orang sholeh yang di beri karomah, sebagai bukti Tuhan memuliakannya.
"dimana bara bisa berjumpa Raja Sulaiman kek?" Tanya Albara menyelidik.
"Raja Sulaiman saat ini sedang berada di Benua Hindia untuk membantu orang miskin atau membatu semua orang yang membutuhkan uang, seperti itulah salah satu kebiasaan Raja Sulaiman bagi bagi uang membantu rakyatnya" kata ki Hanib.
"Suatu hari Raja Sulaiman ingin melakukan perjalanan ke Benua Hindia tanpa di ikuti tentara dan pengawalnya, sepanjang perjalanan menemui rakyat dan membagikan uangnya yang ada di cincin pintak pinto, terakhir keberadaanya di daerah Sabak (Provinsi Jambi sekarang) beliau kabarnya dalam keadaan sakit, tubuhnya kurus tinggal tulang, saking kurusnya cincin di jarinya jadi longgar kemudian cincinya jatuh di sungai Sabak." ki Hanib terus bercerita.
"Jatuhnya cincin Sulaiman menyebabkan lepasnya Iblis dari rantainya, kemudian bersekutu dengan seorang tokoh sesat bernama Samiri untuk merebut kekuasaan Sulaiman, sementara bangsa jin dari sekte pengikut Tuhan yang Maha Esa memilih untuk bersikap TOLERANSI. Sehingga pasukan Samiri yang di bantu pasukan jin sekte pengikut Iblis, bisa menduduki tahta Sulaiman seperti memasuki rumah tak berpenghuni." ki Hanib terus bercerita.
"Semenjak itu keberadaan Raja Sulaiman tidak di ketahui lagi, ratu Balqis kembali ke Benua Hindia dan berusaha mencarinya" kata ki Hanib.
"Ratu Balqis ingin mencari Raja Sulaiman juga, apa juga menginginkan cincin pintak pinto kek" Tanya Albara makin penasaran.
"Ha ha ha ... tidak, tidak, Tidak Ratu Balqis tidak menginginkan cicncinnya tapi menginginkan Suaminya" ki Hanib tertawa mendengar pertanyaan Albara.
"Dulu Benua Hindia ini adalah kerajaan Saba di perintah oleh ratu Balkis, semenjak menikah dengan Raja Sulaiman Benua Hindia ada di bawah pemerintahan Raja Sulaiman. Setelah Samiri merampas tahta Raja Sulaiman, maka Ratu Balqis kembali ke Benua Hindia dengan pasukan yang masih setia pada Raja Sulaiman" ki Hanib berhenti sebentar.
"Menurut kekek saya kerajaan Saba adanya di Yaman kek... yang mana yang benar?" tanya Albara.
"Pakai Akal sehat mu ... bara.... berapa jauh Yaman dari Yarussalem ibukota Raja Sulaiman, dengan kenderaan supercanggih jet anngin yang dimiliki nya, maka untuk mengetahui apa yang terjadi di Yaman Raja Sulaiman tidak butuh imporman seperti burung Hud Hud" kata ki Hanib.
Albara mulai mengerti ternyata Yaman hanya bagian dari Kerajaan Saba sedang kan pusat kerajaan saba ada di Benua Hindia.
"di pihak lain Samiri juga sedang mencari Raja Sulaiman untuk di binasakan. Kadipaten Koto Tapus adalah bagian kerajaan Saba, yang berarti bertanggung jawab akan keselamatan Raja Sulaiman" kata ki Hanib.
"Kita bisa bergabung dengan tim pencari jejak dan pasukan khusus pemgawal Raja Sulaiman pimpinan putri Depati Koto Tapus untuk mencari keberadaan Raja Sulaiman, sekaligus memberi perlindungan bagi Raja Sulaiman" saran ki Hanib.