Albara terharu atas perhatian Mulan, dia meneteskan air mata saat mengingat akan hubungan nya dengan Mulan selanjutnya. Mulan tidak saja membeli obat obatan tapi juga mampir di sebuah toko penjual tas.
"Mulan mau belikan tas pinggang untuk kak Bara, ngak lama tunggu sebentar ya" kata Mulan
beberapa saat kemudian Mulan sudah kembali membawa tas pinggang, semua obat obat yang di beli di apotik di masukkan ke tas lalu di serahkan kembali pada Albara.
"ini kak semua obat obat ada dalam tas, biar gak kececer dan selalu dekat dengan kak Bara" ucap Mulan.
"Terima kasih non Mulan" Albara terlihat sangat terharu atas perhatian Mulan.
Albara makin merasa betapa mulianya sosok kepribadian Mulan, pribadi yang dewasa tidak terlihat manja, tidak pernah marah, sosok yang di idam kan semua laki laki sebagai pendamping. menjelang tidur Albara masih membayangkan sosok Mulan dengan kepribadiannya sungguh membuat Albara nyaman bersamanya. sosok yang tidak mungkin tergantikan oleh wanita manapun.
****
Jam tujuh pagi Albara sudah berada di rumah Sultan Murod kakeknya, pak Sulaiman yang akan bermeditasi di batu diri juga sudah di sana. pak Sulaiman ditemani sopir pribadinya dan seorang pemuda dengan pakayan necis yang di lihat Albara ngobrol dengan Mulan di rumah dinas Sekda kota tapus tadi malam.
Albara menyalami mereka satu persatu sambil memperkenalkan namanya.
"Albara .... " kata Albara saat menjabat tangan pemuda tersebut.
"Andrian Lee" pemuda tersebut balik memperkenalkan dirinya.
Mereka menikmati kopi dan sarapan yang telah di sediakan kakek Sultan Murod.
Andrian Lee adalah turunan melayu tionghoa, ayahnya merupakan pengusaha kaya di Ibukota Provinsi, orang tuanya juga merupakan danatur utama Cagub Sulaiman. Andrian Lee sendiri ketua tim sukses dari generasi milinial untuk pak Sulaiman. ayah Andrian Lee mengangarkan dana sebesar enam puluh milyar untuk tim milinial yang di kelola langsung oleh Andrian Lee.
"Cuaca sangat cerah, sangat bagus untuk melakukan perjalanan ke Batu Diri" kakek Sultan Murod berguman seolah bicara pada dirinya sendiri.
"Apa ada ritual khusus sebelum kita menuju Batu Diri kek?" tanya pak Sulaiman.
"tidak ... ayo kopinya di habiskan kita akan segera berangkat" kata kakek Sultan Murod.
Dari rumah kakek Sultan Murod kami diantar Andrian Lee dengan pajero sport pribadinya, hingga ke kebon kopi masyarakat dimana tempat terjauh yang bisa di lalui kenderaan roda empat. kami pun melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki sementara Andrian Lee dan sopir pribadi Cagub Sulaiman kembali ke Kota Tapus. Sebelum berpisah pak Sulaiman mengingatkan sopirnya untuk menjemputnya empat hari akan datang.
"Saya siap menjemput pak Sulaiman, saya membatalkan niat untuk kembali ke Ibukota Provinsi. saya berencana akan tinggal di rumah Sekda Kota Tapus, saya juga berencana merekrut anak pak Sekda sebagai ketua tim milinial di kota Tapus" kata Andrian Lee.
"ide yang sangat bagus Andrian Lee" kata pak Sulaiman.
Albara merasa cemburu mendengar Andrian Lee akan tinggal di rumah sekda dan akan merekrut Mulan sebagai pembantu utamanya di kota Tapus. tanpa memperlihatkan perasaannya Albara diam dan segera mengikuti kakeknya yang sudah mulai berjalan mendahului mereka.
Kilau keemasan terpacar dari dedaunan saat memantulkan cahaya matahari pagi, sepanjang perjalanan terlihat embun mulai menguap sejalan dengan meningginya matahari. Angin spoi spoi mulai bertiup kearah barat pertanda musim kemarau akan berlangsung.
Pak Sulaiman sepertinya menikmati perjalanannya, setelah beberapa hari keliling Provinsi untuk sosialisasi. perjalanan ke Batu Diri membuat pak Sulaiman agak rilek. tak terasa mereka sudah sampai di batas kebun masyarakat dan hutan lebat.
"Masih jauh kek?" tanya pak Sulaiman.
"Pling perjalanan 2 jam setengah lagi dari sini" jawab kakek Sultan Murod.
"kita istirahat dulu agak sebatang rokok" ajak kakek mencari tempat yang nyaman di pinggir hutan.
Pak Sulaiman yang mulai kelelahan juga setuju. mereka duduk di bawah teduhnya hutan, di sekitar mereka terdengar suara siamang bersahut sahutan memekakan telinga. sesekali terdengar ranting yang patah saat mereka berlompatan dari pohon ke pohon. Suasana yang menyeramkan bagi pak Sulaiman yang belum pernah masuk hutan.
Perasaan takut mulai nerasuki pak Sulaiman, wajahnya agak pucat tapi mengingat Albara akan menemaninya pak Sulaiman bertekat untuk manjutkan perjalanan. setelah minum kopi dan merokok kakek memberi komando untuk melanjutkan perjalanan.
lima belas menit setelah mereka memasuki hutan kakek berhenti sebentar mengeluarkan parangnya menebas beberapa pohon kecil yang menghalangi jalan. Mata kakek terlihat waspada sesekali menatap jalan yang basah di mana jejak seekor harimau besar baru saja mendahului mereka. kakek menyarungkan paranngnya setelah jejak harimau tidak terlihat lagi.
Tiba tiba beberapa ekor babi hutan melintas di depan mereka. kakek kembali berhenti di ikuti pak Sulaiman dan Albara di belakang mereka. Kakek Membiarkan semua babi menyeberang jalan. tak lama kemudian suara pekikan mengerikan dari salah satu babi hutan terdengar. tak jauh dari mereka terlihat semak belukar yang porak poranda, bayangan babi hutan sedang bergumul deri terkaman harimau terlihat dari sela sela hutan.
"Mari kita tinggalkan mereka" kakek memberi komando untuk melanjutkan perjalanan.
Pak Sulaiman dan Albara hanya diam dalam ketakutan. Perjalanan kali ini sangat menegangkan bagi Albara di awali penampakan serombongan siamang di pinggir hutan, lalu menyaksikan babi hutan yang di terkam harimau hingga mereka melihat ular besar yang sedang mencoba menelan seekor rusa. Sepertinya semua binatang penghuni hutan menampakkan diri menyapa mereka.
Kakek seperti tidak peduli dengan apa yang mereka temui di jalan, beliau terus berjalan hingga sampai ke Batu Diri. Setelah mengantar kami ke lokasi seperti biasa kakek mengajak kami makan siang lalu mengantar pak Sulaiman ke tempat pertapaannya. Kakek kembali ke Kota Tapus dan akan kembali 3 hari berikutnya.
Pak Sulaiman ternyata agak ketakutan mentalnya telah terpukul, Apa yang di saksikan di hutan selama perjalanan membuat nyalinya ciut. Pak Sulaiman meminta Albara memindahkan kemah tidak jauh dari lokasi pak Sulaiman meditasi. Belum merasa nyaman Pak sulaiman meminta albara dan membantu albara memindahkan tenda ke tempat lokasi pertapaannya, lalu Pak Sulaiman mulai meditasi di belakang tenda menghadap batu diri.
Albara mulai masuk ketenda untuk istirahat. Setelah hari hapir gelap Albara mencoba memjamkan matanya, tapi timbul keinginan Albara untuk memperhatikan pak Sulaiman yang sedang meditasi, Albara membuka matanya berdiri mulai mengintai pak Sulaiman dari balik tenda.
Albara kaget saat menyadari dia tidak sedang di tenda, tapi dia sedang berdiri menghadap batu diri. tenda dan seluruh perlengkapan yang mereka bawa tidak terlihat kecuali tas pinggang yang di belikan Mulan kemaren terlilit utuh di pinggang Albara. Tempat tersebut tidak gelap bahkan terang benderang seperti siang hari.
Pak Sulaiman juga tidak terlihat di depannya hanya ada batu diri, tempat disekitar batu diri bersih terpelihara bahkan sekelilingnya terkesan seperti taman yang tertata rapi. Albara berbalik ke belakang mencari keberadaan pak sulaiman, kembali Albara makin kaget alang kepalanh melihat panorama yang indah di mana gapura masuk batu diri sangat indah dan jalan yang sangat bagus, membentang menuju sesuatu tempat.
Dari kejauhan terlihat seseorang berjalan di jalan tersebut dengan langkah cepat dan ringan menuju Albara. Sekejap orang tersebut berhenti tepat di depan Albara. detik berikutnya mereka sudah saling pandang seolah memeriksa keadaan masing masing.