Chapter 18 - Episode18

Mulan derdiam sejenak sebelum dia menjawab pertanyaan Albara, saat itu seorang pelayan muncul membawa kresek asoy dengan sebungkus nasi goreng. Albara dan Mulan seperti takmelihat kehadiran sang pelayan yang telah berdiri di samping Mulan. Terpaku seperti mematung bagai sedang terhipnotis memandang mereka yang sedang berjabatan tangan.

"Hmmmm hmmmm." Mulan mengangguk setuju.

"Ya Mulan bersedia kak bara" lanjut Mulan masih tak peduli kehadiran pelayan yang sudah berdiri di antara mereka dari tadi.

"Non Mulan... ini nasi goremgnya" kata pelayan.

Mulan melepaskan tangannya lalu mengambil kresek asoy berisi nasi goreng dari pelayan tersebut. Pelayan kembali masuk tak ingin berlama lama menyaksikan kemesraan mereka. Mulan kemudian menyerahkan nasi goreng di tangannya pada Albara.

"Kak Bara ini nasi goreng lamongan, di makan ya" pinta Mulan.

"Siap non Mulan ... terima kasih banyak" Albara menerima kresek asoy dari Mulan.

Sebelum Albara pulang mulan mencium tangan Albara, setelah berpamitan Albara meninggalkan rumah Dinas Sekda Kota Tapus dengan wajah berseri penuh kebahagiaan. Sekarang Mulan resmi menjadi kekasih Albara, Sementara itu Mulan masih berdiri di tempatnya hingga Albara benar benar menghilang dari pandangannya.

Apa yang dirasakan Mulan sama dengan Albara seperti ada kekuatan aneh menjalar dari dadanya hingga seluruh tubuhnya, kekuatan yang membutakan matanya menghilangkan status antara dia dan Albara. Itulah kekuatan cinta, dia merasakan rindu yang luar biasa pada Albara, hingga sedetikpun tak ingin berpisah lagi dengannya. Mulan juga merasakan kebahagiaan yang sama, kebahagiaan yang mengantarkannya tidur dalam mimpi yang indah.

Semenjak saat itu Mulan selalu mencari Albara di kampus, seperti sepotong besi yang nempel pada sebuah magnet. Tak jarang dia sengaja melintas di kelas Albara sekedar ingin melihat Albara doang. Sejak saat itu Mulan selalu terlihat berdua dengan Albara, di kantin, pulang pergi kuliah selalu bersama Albara.

Waktu sebulan terasa sangat sebentar bagi mereka, Albara merasakan gairah hidup yang luar biasa semenjak bersama Mulan. jiwanya yang selama ini terasa mati sekarang mulai bernapas, seumpama rumput yang memperoleh hujan setelah di terpa kemarau panjang. seperti ikan yang lama terkurung dalam selokan sempit tiba tiba mendapatkan mata air yang jernih.

****

Albara dan Mulan memiliki jadwal kuliah yang sama pada hari selasa dan kamis, tentu saja pada hari hari zersebut mereka pergi dan pulang bersama. Seperti hari ini Albara dan Mulan terlihat bersama, sekalipun menggunakan motor tua Albara, mulan tak pernah menolak untuk di atar Albara kemanapun.

"Kak bara bantuin Mulan buat tugas manajemen pemasaran ya" pinta Mulan saat motor Albara yang memboncengnya menuju Rumah Dinas Sekda Kota Tapus.

"sekarang non... " tanya Albara.

"taun depan" Mulan menimpali.

"ya sekarang lah... kakak" sambil memasang wajah jengkel.

"baik... buat non Mulan kak Bara selalu siap" kata Albara.

Saat memasuki rumah dinas Sekda Kota Tapus, Albara membunyikan klakson saat melewati pos penjaga, salpol PP yang sudah akrab dengan Albara hanya mengangguk seolah memberi izin Albara memasuki rumah dinas sekda Kota Tapus.

"Ayo masuk kak Bara, bantuin Mulan" pinta mulan.

Jam sebelas siang di rumah dinas Sekda memang agak sepi hanya ada pelayan dan penghuni rumah lainnya. Mulan membawa Albara ke ruang kerja pak sekda.

"tugas Mulan harus di kumpul besok, mangkanya harus di kerjakan hari ini" kata mulan.

Di ruang kerja Rumah Dinas Sekda Kota Tapus, Albara dan Mulan sudah berada di depan laptop, jari Albara mulai sibuk mengetik setiap kata yang di ucapkan Mulan. hingga azan dhuhur berkumandang Albara minta istirahat untuk sholat dhuhur. setelah sholat dzuhur Albara kembali ke ruang kerja Rumah Dinas Sekda, dimana Mulan sedang mengoreksi dan memperbaiki ketikan yang salah, atau kata kata yang kurang tepat.

"cukup dulu untuk hari ini kak" kata Mulan, lalu membawa Albara ke ruang makan. Albara hanya menurut lalu mengikuti Mulan dari belakang. Di ruang makan beberapa pelayan terlihat sibuk menyiapkan hidangan untuk Albara dan mulan.

"kakak makan dulu, pasti sudah lapar" sambil menyendok nasi dari mejikom untuk Albara.

"non Mulan tau siapa yang buat mejikom?" tanya Albara cuma untuk memecah kecanghungan.

"ini buatan china" kata mulan setelah melihat merek made in China di mejikom.

"Betapa pesatnya teknologi, saat kak bara kecil semua pekerjaan rumah tangga hanya di kerjakan secara manual"

"sekarang semua alat di ciptakan mejikom di buat China, komputer buatan amerika, Jepang membuat kemajuan di bidang otomitif"

"masa depan mungkin generasi muda Indonesia juga berperan dalam kemajuan zaman" tutur Albara sambil menyantap hidangan makan siang yang di siapkan Mulan.

Mulan yang telah menghabiskan santapan nya, menimpali cerita Albara.

"tapi kak Bara membuat sesuatu yang tak bisa di lakukan Amerika, Cina ataupun Jepang"

"emang kakak bisa buat apa?" Albara memandangi Mulan yang sedang tersenyum, senyum yang mempesona penuh arti.

"kakak membuat Mulan selalu rindu" Mulan tertawa lalu menghindar dari cubitan Albara.

"non Mulan bisa aja" Albara juga tertawa sambil berusaha mencubit hidung Mulan.

Albara dan Mulan menikmati hari mereka dengan bahagia, hingga waktu Ashar Albara pamit untuk pulang

*****

Kabar Albara sudah berpacaran dengan Mulan menghebohkan seisi Kampus, bagaimanapun Mulan saat ini adalah idola di Universitas Kota Tapus bahkan idola di Kota Tapus, pengemarnya bukan cuma Universitas tapi se Kota Tapus ngantri untuk mendapatkan Mulan. Karena status Mulan sebagai anak Sekda membuat penggemarnya ciut untuk melamar Mulan bahkan Samsul salah seorang Camat di Kota Tapus, hanya berputih mata melihat Mulan tanpa berani mungutarakan niatnya.

Photo kemesraan Albara dan Mulan di pajang di berbagai media internet, membuat kehebohan yang luar biasa bahkan setelah tiga bulan mereka berpacaran berita itu tetap piral di media sosial. Pujian dan sanjungan dari netizen ditujukan pada Albara, Albara seperti pahlawan perang tak terkalahkan yang di elu elu kan rakyat.

Beberapa bulan berikutnya kemesraan mereka mulai mendapat ujian, saat photo mesra mereka di pajang di internet dengan judul yang sangat provokatip.

"PECUNDANG MISKIN MENUNDUKKAN PUTRI RAJA MENGGUNAKAN PELET"

Komentar netizen berbalik menghujat Albara dengan ujaran yang selalu memojokkannya, bahkan ada netizen yang berkomentar untuk mencari dukun yang bisa memisahkan mereka.

"Saya akan mencarikan dukun untuk mengobati anak pak Sekda"

Komentar tersebut tidak main main khusus penggemar Mulan yang merasa lebih layak dari Albara mengambil kesempatan menjilat dan mulai memprovokasi pak sekda untuk memisahkan Albara dengan Mulan putrinya. Para dukun mereka datangkan bukan saja dari Kota Tapus bahkan mereka rela mengeluarkan uang menyewa dukun dukun hebat dari luar Sumatra.

Menghadapi hujatan penggemar Mulan yang rata rata orang berpengaruh di Kota Tapus. Albara benar benar sudah tak tahan, Albara sudah jadi musuh masyarakat, tiap detik perasaanya tidak lagi nyaman, kedamayan menghilang, saat ketegagan dan ketakutan yang dia rasakan makin memuncak. Nyawanya sudah jadi taruhan, hingga Albara bertekat untuk mengakhiri hubungannya dengan Mulan.

Albara mengajak Mulan pada tempat wisata yang agak sepi berniat mengutarakan keinginan untuk mengakhiri hubungan mereka.

"Kakak bangga bisa jadi kekasih Mulan" ucap Albara membuka percakapan.

"Tapi karena sebagai kekasih Mulan kakak di benci seluruh penghuni Kota Tapus, setiap hari kakak makan ujaran kebencian mereka" lanjut Albara.

"Kakak tidak tahan melihat adik Mulan juga mulai mendapat perlakuan yang sama, kakak memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita demi kebaikan dek Mulan di masa depan" air mata Albara mulai menetes.

Mulan kaget mendengar pernyataan Albara, mengambil tisu kemudian menghapus air mata Albara.

"Kakak Mulan juga merasakan hal yang sama, insyaallah Mulan akan bersabar menerimanya" hibur Mulan.

Air mata Albara makin deras mengalir di hatinya Albara tak ingin berpisah dengan mulan. Mulan tak mungkin tergantikan di hatinya, berpikir akan berpisah saja dia sudah menangis tak sanggup menahan kesedihan di hatinya, melihat Albara menangis sedih Mulan pun mulai menangis sesugukan air matanya mengalir makin deras.

"kakak ... Mulan sudah lama memperhatikan kak bara, awalnya cuma kasian, tapi semenjak kakak menyemlamatkan Abang Sarli kekaguman Mulan terhadap kakak sudah tumbuh. Kakak bukanlah orang biasa tapi orang yang sangat hebat di mata Mulan." kata mulan jujur.

"Semenjak itu Mulan punya perasaan khusus terhadap kak bara, bukan cuma sekedar pahlawan tetapi sebagai pendamping yang di harapkan setiap wanita, hingga Mulan sengaja menjauh dari setiap pria yang mendekati Mulan, memberi kesempatan pada Kak Bara" Mulan makin sesungukan menahan tangisnya.

Albara juga tidak bisa membendung air matanya, saat Mulan mulai meletakkan kepalanya di paha Albara tangisnya semakin deras.

Bagaimanapun Albara merasa banyak yang lebih pantas menjadi pendamping Mulan, apalagi mengingat kemiskinan dirinya mungkin hanya jika dia memiliki "CINCIN PINTAK PINTO" dia bisa membahagiakan Mulan, mengingat hal itu dia bertekat untuk mengakhiri hubungannya dengan Mulan demi kebaikan Mulan di masa depan. Kebahagiaan Mulan bagi Albara lebih penting, Albara rela berpisah asal Mulan bahagia.