Tak sabar Albara segera membuka paket, setelah bungkus luarnya terbuka di dalamnya masih dibungkus kertas kado dengan rapi diatasnya ada kartu di tulis dengan tinta emas dengan indah. Albara membacanya "SELAMAT ULANG TAHUN KE 20, SEMOGA PANJANG UMUR, SEMAKIN SUKSES DAN LANCAR REZEKINYA" dibawah kalimat tersebut tertulis dari SARLI DAN MULAN.
Albara hampir meneteskan air mata saking terharunya selama ini dia tidak pernah peduli dengan ulang tahunnya apalagi merayakannya. Temannya, keluarganya tidak ada yang peduli tapi orang yang baru dia kenal dalam dua hari begitu perhatian. Rasa bermimpi anak Sekda Kota Tapus memberinya hadiah, namun dia berpikir positif saja mungkin karena Sarli sudah pernah dia tolong dari pengeroyokan Khoiril dan teman temannya.
Setelah di buka Albara semakin kaget karena isinya adalah barang barang yang di belanjakan mulan bersamanya tadi siang. Albara Kegirangan bukan karena nilai barangnya tapi karena yang belikan adalah Mulan. Dia coba satu persatu tentu saja pas karena tadi siang sudah di minta Mulan untuk mencobanya. Berdiri dia di depan cermin dia merasa asing dengan bayangannya sendiri yang terlihat seperti pangeran dari kerajaan inggris.
*****
Dua hari berikutnya hari sabtu dimana jadwal kuliah Albara pada jam 9 dan kebetulan dia sudah tau bahwa jadwalnya akan sama dengan Mulan jadi mereka akan keluar kelas serempak. Dia hanya punya uang Rp 100 ribu, dan berniat mentraktir Mulan sebagai ganti waktu Mulan membayar makannya di kantin tempo hari.
Berakhirnya jam pelajaran yang ditunggu tiba, Albara bergegas keluar ruang kuliah menuju ruang kuliah Mulan. Mulan trrlihat di antara teman temanya, sedang asyik ngobrol. Albara sepertinya mulai bimbang untuk mendekat, segera dia kumpulkan keberaniannya lalu albara mendekati Mulan dan menyapanya.
"Non Mulan, bisa minta waktunya sebentar" tanya Albara.
Mulan terlihat ragu dan memandangi teman temannya.
"Ada apa kakak" tanya Mulan.
"Tidak baik bicara di sini, meri kita bicarakan di kantin kak Bara juga berniat mentraktir non Mulan, kan kak Bara punya utang di kantin yang di bayar non Mulan"
"Anggap saja bayar utang" kara Albara.
Setelah mengutarakan maksutnya mau mentraktir Mulan, Mulan mengangguk tanda setuju, kebetulan Mulan juga punya sesuatu yang harus di bicarakan dengan Albara.
"Sorry teman teman Mulan permisi dulu" kata mulan pada teman temanya.
Semua teman Mulan memandang takpercaya kalau mulan mau di ajak Albara.
"Mulan ..... kamu yakin? tanya Aza teman akrab mulan.
Melihat gelagat kurang senang dari teman Mulan, Albara mengapa mereka.
"Maaf teman teman saya pinjam Mulan sebentar ada sesuatu yang sangat penting untuk kami bicarakan" kata Albara.
Albara dan Mulan segera menuju kantin mereka duduk di meja yang masih kosong kemudian memesan menu. Albara merasa agak canggung karena jadi pusat perhatian pengunjung kantin, Semua orang memandang Albara seperti ada sesuatu yang salah. Albara jadi terkenang kembali masa jaya orang tuanya dulu, dimana setiap hari dia selalu kekantin mentraktir temannya. Seandainya keadaan masih seperti dulu tentu semua arang tidak memandang aneh dirinya bersama Mulan pikir Albara.
"Non Mulan mau pesan apa?" tanya Albara.
Mulan berpikir sejenak sebelum menjawab "Samakan aja dengan pesanan kakak" jawab Mulan.
"Terima kasih ya atas hadiahnya" ucap Albara.
"Saya sangat terharu Mulan begitu peduli terhadap Albara, teman teman Albara bahkan tidak ada yang peduli dengan ulang tahun Albara. kak Bara juga heran emang Mulan tau Albara ulang tahun dari siapa?" tanya Albara.
"Ini zaman trendy kakak, sangat mudah mengetahui info tentang seseorang, abang Sarli kebetulan menemukan face book kak Bara, dan melihat tanggal lahir kakak" jawab Mulan.
Albara mengangguk tanda mengerti, Albara pengen berlalu dari kantin rasanya setiap orang mulai bicara menyindir dirinya. Setiap ucapan mereka tidak ada yang enak kedengarannya, Mulan seperti tidak tau atau pura pura tidak tau dia terlihat nyaman ngobrol dengan Albara. Setelah menghabiskan makanan dan ngobrol, Albara bersiap mau membayar makanan mereka, tapi Mulan masih terus bicara.
"Sebenarnya Tadi Mulan sudah mau nyari kak bara, mau nyampaikan pesan ayah Mulan" katanya.
"Apa itu, penting sekali kakak sampe di undang Sekda Kota Tapus?" tanya Bara.
"Ayah mengundang kak Bara kerumah nanti malam sehabis isa, ayah ingin kenal dengan orang yang telah menyelamatkan kak Sarli?" jawab Mulan.
"Ooo begitu, Baiklah bara akan datang" jawab Bara.
Setelah menyelesaikan pembayaran Albara yang sudah kurang nyaman segera membawa Mulankeluar kantin dan mereka berpisah menuju kelas masing masing. Sementara mata para mahasiswa memandangi Albara dengan iri, Albara yang mereka kenal selama ini adalah pecundang miskin, sekarang bisa menggandeng bintang kampus mereka.
****
Sekda Kota Tapus sangat susah di temui karena banyaknya urusan pemerintahan, dia juga hanya mengutamakan pejabat dengan urusan negara mendesak hingga dirumah selalu ramai oleh tamu khususnya pejabat pemerintahan.
Tapi Sekda punya hobi yang unik yakni main catur, beliau dulunya adalah juara catur tingkat provinsi hingga 4 kali berturut turut. Beliau menghususkan diri bersantai pada hari sabtu melupakan kesibukan sebagai pejabat negara. Pada hari sabtu biasanya pak sekda mengundang pemain catur hebat di kota tapus untuk diajak main catur.
Saat itu di rumah dinas Sekda Kota Tapus sudah hadir master master catur kota tapus, ada pak Camat Kota Tapus dia adalah juara catur Kota Tapus tiga tahun lalu, kemudian ada lagi lima orang yang kesemuanya pernah juara catur di Kota Tapus.
Albara sampai di rumah Dinas Sekda Kota Tapus jam delapan lewat, di pos jaga Albara di cegat satpol pp yang berjaga, Albara ditanya mau ketemu siapa dan apa keperluannya, setelah memperkenalkan diri dan mengutarakan maksutnya pada salpol pp, Albara di antar ke ruang tamu Sekda di mana enam orang master catur termasuk pak Camat Kota Tapus sudah bersiap bertarung.
"Kamu Albara ya?" tanya Sekda
"Ya pak" jawab Albara.
"Bisa main catur?" tanya Sekda lagi.
"Cuma sekedar bisa" jawab Albara.
"Ok nanti main sama bapak ya" ajak pak Sekda.
"Siap pak Sekda" ucap Albara.
Ada tiga papan catur yang tersedia jadi hanya hanya ada enam orang yang akan main termasuk Sekda. Albara dan satu lainnya terpaksa cuma jadi penonton. Biasanya pak Sekda juga menyiapkan amplop bagi mereka yang mampu mengalahkannya.Hingga jam 10 permainan berlangsung lima orang master catur tumbang oleh pak Sekda, sementara pak Camat sudah mengalahkan 4 orang master.
Tiba giliran pak Camat berhadapan dengan Sekda, pak Camat masih muda paling berumur 24 tahun, pak Camat sepertinya naksir Mulan anak pak Sekda. Jadi momen ini selalu dia manfaatkan untuk melihat Mulan, hingga tiap sabtu tidak pernah absen dalam pertandingan, tapi sampai hari ini dia tidak pernah menang melawan pak Sekda.
"Hari ini untuk pak Camat, bapak ubah hadiahnya jika pak Camat menang" kata pak Sekda.
"Siap pak Sekda ... Apapun hadiahnya saya siap mengalahkan pak Sekda" kata pak Camat.
Sambil tersenyum mengejek pak Sekda mengatakan hadiahnya.
"Jika pak camat menang saya hadiahi sebagai menantu Sekda?" masih tersenyum mengejek.
Mendengar ini semua memandang pak Camat.
"Pak Camat. Kami jadi saksi ucapan pak Sekda" lima master lainya menyemangati pak Camat.
Permainan di mulai pak Camat Main sangat hati hati hingga tidak pernah bikin kesalahan, set pertama di menangkan pak Camat, dia langsung bersorak bahagia, lima master lainya kembali menyemagati pak camat, tapi pak sekda adalah mantan juara catur provinsi hingga set kedua pak camat kalah skor jadi imbang 1 vs 1.
Tiba saatnya set ketiga yang merupakan set penentuan pak Camat makin hati hati. Tapi hanya dalam 20 langkah pak sekda menempatkan mentrinya untk dimakan kuda sebagai keong racun. Pak Camat langsung terima dan makan mentri dengan riang. Tak terduga kuda pak Sekda bergerak.
"Skak mat" kata pak sekda sambil tertawa.
"Silahkan mundur dan coba lagi sabtu depan" ejek pak Sekda.
Pak Camat mundur, kemudian pak sekda menatap Albara.
"Kamu ayo main" tantang pak Sekda.
Albara duduk di depan pak Sekda siap menantang pak Sekda.
"Kamu punya prestasi apa di dunia catur?" tanya pak Sekda.
"Ah cuman juara 3 di sd beberapa tahun yang lalu .... pak Sekda" jawab Albara.
Tersenyum mengejek meremehkan Albara.
"Baiklah kalau kamu menang hadiahnya sama dengan pak Camat, boleh jadi menantu Sekda" kata pak Sekda penuh keyakinan tak akan kalah oleh Albara