Setelah melihat Albara setuju Rolan mengeluarkan secarik kertas menyerah kan pada Albara, secarik kertas tertulis nama seseorang.
"ini juru kunci ketempat pertapaan Kota Tapus" kata Rolan.
"Apa bara ngerti siapa Sultan Murad?" tanya Rolan.
Albara kaget di kertas tertulis nama sultan Murad kakek Albara, lengkap dengan alamatnya, "dari mana Rolan mengenal kakek saya, siapa Rolan sebenar nya?" pikir Albara.
Albara menatap Rolan kemudian menatap kertas yang dia berikan lama tak bisa bicara. Melihat Albara diam Rolan mungkin berpikir Albara keberatan dengan tawaranya, Rolan segera masuk kekamarnya kemudian keluar membawa amplop coklat kemudian menyerahkannya pada Albara.
"Ini uang sebanyak 5 juta, anda saya bayar di muka, jika nanti kerja anda memuaskan saya akan mempertimbangkan untuk memberi bonus" ucap Rolan.
"Baiklah, bang Rolan" kata Albara
"Sultan Murad adalah kakek saya" kata Albara lagi.
"Bagus kalau memang begitu" sahut Rolan
"Bagaimana jika besok pagi pagi kita ke rumahnya, sore ini saya akan menjumpai kakek Sultan Murad, menyampaikan maksud anda" saran Albara
"Tidak masalah, saya juga tidak buru buru" kata Rolan.
Setelah membuat janji untuk bertemu besok, mereka berpisah Rolan kembali kekamarnya sementara Albara menuju rumah kakeknya. Hanya butuh 10 menit Albara sudah sampai di rumah kakeknya dan kebetulan kakek ada di rumah. Albara menyampaikan pada kakeknya bahwa besok pagi ada seseorang yang akan menemuinya.
Kakek Sultan Murod tadinya keberatan tetapi dengan setengah memaksa Albara membujuk kakeknya untuk memenuhinya.
"Baiklah kakek akan membantu, karena kalian akan berada di sana selama tiga hari, kalian harus membawa beberapa peralatan dan perlengkapan" kata kakek.
"coba Albara catat dan minta si Rolan menyiapkannya"
Albara mengambil pulpen dan kertas segera mencatat apa saja yang di minta kakeknya. setelah selesai mencatat semuanya kakek Albara meminta mereka datang besok, pagi pagi sekali.
******
Besoknya setelah sholat subuh Albara sudah meluncur ke Hotel Kota Tapus menjumpai Rolan, saat Albara sampai Rolan juga sudah siap siap. Rolan membawa Albara sarapan di lantai dua, setelah Rolan menyebutkan nomor kamarnya, sesepsionis mempersilahkan mereka memilih menu sarapan. mereka duduk berhadap hadapan sambil menyantap makanannya, Rolan membuka percakapan.
"Bagaimana dek Bara sudah ketemu Sultan Murod?" tanya Rolan.
"Sudah bang, sepertinya Sultan Murad bersedia untuk membantu anda" kata Albara.
"Ada beberapa bekal dan perlengkapan yang perlu bang Rolan persiapkan, untuk keperluan selama pertapaan kata kakek" lalu Albara menyerahkan catatan bahan dan perlengkapan yang di minta kakek untuk di siapkan.
setelah melihat catatan yang di berikan Albara, Rolan mengajak Albara ke pasar untuk mencari item item yang di minta Sultan Murad, karena bahan yang di minta tidak sulit hanya dalam satu jam barang tersebut sudah di dapat. dari pasar mereka menuju rumah Sultan Murad. Kedatangan Rolan dan Albara di rumah Sultan Murad sudah menunggu tuan rumah.
"Apakah ini rumah Sultan Murad" tanya Rolan.
Kakek mengangguk "Albara sudah memberi tahu saya tentang anda, dan keperluan anda, ayo masuk kita bicarakan di dalam"
Kakek mempersilahkan kami masuk, kami mengikuti kakek keruang tamu, kemudian kakek masuk kedapur membiarkan kami duduk di ruang tamu. tak lama kemudian kakek sudah kembali ke ruang tamu membawa sesuatu. Sebagai mana adat kota Tapus kakek meletakkan termos berisi air panas, gula dan kopi di hadapan tamunya.
"Silahkan seduh kopi sesuai selera, lebih nyaman ngobrol sambil minum kopi" ujar kakek.
Setelah masing masing kami menyeduh kopi, Kakek mulai bercerita.
"Maaf nak Rolan sebelum kita mulai, bolehkah kakek tau kenapa kamu pengen bertapa?" tanya kakek.
Rolan diam sejenak kemudian dengan nafas berat dia menjelaskan.
"Saya adalah pengawal pribadi seorang boss perusahaan yang bergerak di bidang expor impor, tapi beberapa tahun terakhir perusahaan kami di hancurkan oleh pesaing bisnis, mereka tidak hanya ingin usaha kami hancur tetapi juga ingin menghabisi bos dan orang dekatnya termasuk saya" jelas Rolan.
"Mereka sangat kuat karena mereka dekat dengan penguasa, orang orang mereka bersenjata. Kami terpaksa melarikan diri berpindah dari satu tempat ketempat lain" Rolan diam sejenak.
"saya dengar dulu di kita Tapus ada tempat bertapa untuk memperoleh kesaktian saya tertarik untuk mencobanya." jelas Rolan.
Kakek merenung sejenak sambil mangut mangut tanda paham.
"Benar tempat itu ada, tapi zaman saya muda hal seperti ini sudah ditinggalkan karena di anggap ulama kota Tapus, pekerjaan ini sirik, meminta pada jin" ucap kakek.
"Kakek juga tidak mengerti bagaimana melakukannya, tapi kakek dulu waktu muda pernah ke tempat tersebut, mengikuti paman kakek memasang perangkap rusa dan kambing hutan. Kami berkemah selama seminggu di sana, selama itu kakek tidak mengalami hal yang aneh." ucap kakek.
"Jika nak Rolan nekad mau mencoba bertapa, mencari pengalam spiritual di sana, kakek cuma bisa bantu mengantarkan ke lokasi." jelas kakek.
"Itu tempat seperti apa sih kek?" tanya Albara ikut nimbrung.
Kakek mendehem sebelum melanjutkan ceritanya.
"Menurut cerita kakek saya, Tempat itu berupa tower batu setinggi lebih kurang 20 meter di bangun oleh Nabi Sulaiman, untuk tempat ibadah, sekarang di kenal dengan batu berdiri atau BATU DIRI" jelas kakek.
"Dulu kepulawan Nusantara adalah satu kesatuan, yang membentang dari sumatra hingga kepulauan philifina dan sebagian samudra hindia hingga srilangka, daratan ini disebut dataran Kun lun dengan nama lain Benua Hindia." lanjut kakek.
Selanjutnya kakek menjelaskan bahwa benua Hindia di perintah oleh Ratu Balqis dari kerajaan Saba, kerajaan Saba waktu itu sangat kuat terutama armada lautnya hingga kekuasaan nya sampai ke wilayah Yaman. pusat kerajaan ada di daerah selat suda sekarang tapi tempat itu beserta istana Ratu Balqis di pindah kan ke kerajaan Sulaiman, sejak itu benua hindia ada di bawah pemerintahan raja Sulaiman.
Di benua Hindia dulunya ada tiga jalur dagang utama yakni yang lalur pertama dari timur tengah India melewati kota Tapus bukit barisan (Sumatra sekarang) melewati ibukota Saba, melewati daerah pertanian Saba (Wono Sobo sekarang) terus ke ausralia. Jalur kedua dari benua Australia, lewat Wono Sobo, kota raja Saba, kota Sabah (Kalimantan wilayah Malaysia sekarang), terus ke daratan Cina berakhir di Eropah dan jalur ketiga dari daratan eropa-asia melalui semenanjung selat malaka menuju kota Sabak (provinsi Jambi sekarang) ke ibukota Saba.
Sedangkan jalur laut utama ada di bandar Hindia Saba (letaknya di Samudra Hindia sekarang) menuju bandar Yaman (timur tengah).
Kota Tapus merupakan benteng pintu masuk kerajaan Saba di bukit barisan, setelah Saba dibawah pemerintahan Raja Sulaiman. Di dirikanlah batu diri sebagai kuil tempat pemujaan pengikut tuhan yang maha esa.
Saat itu bangsa jin juga di bawah pemerintahan Raja Sulaiman maka untuk memperkuat benteng Kota Tapus sebagian bangsa jin dari pengikut sekte Tuhan Yang Maha Esa. Di perintahkan Raja Sulaiman membangun kerajaan di Koto Tapus, tempat ibadah jin sekte pengikut Tuhan Yang Maha Esa juga di batu diri ini.
Setelah mendengar penjelasan kakek Rolan malah semakin nekat untuk mencoba. Kami bertiga akhirnya bersiap untuk menuju batu diri.