Cecil masih mediami Al, bahkan saat Al menyodorkan botol minuman padanya pun tidak Cecil terima, Cecil memilih fokus menonton teman-teman sekelasnya yang tengah bermain bola, dan mengabaikan Al yang duduk di sampingnya.
"Beneran marah?" tanya Al setelah menghela nafas lelah.
"Gue kan cuman nanya doang Cil, gue gak mungkin ngelakuin itu ke lo," lanjut Al saat Cecil tetap mendiaminya.
"Jangan sering-sering diemin gue Cil, kalo marah sama gue marahin aja gue, kalo perlu pukuluin gue atau tampar gue kaya tadi pagi. Tapi jangan diemin gue kaya gini Cil, kalo nanti gue beralih ke yang lain gim-"
"Makasih," Cecil mengambil botol minum di tangan Al dengan cepat, memotong ucapan Al yang belum selesai itu.
Al tersenyum, mengacak gemas rambut Cecil yang di ikat asal.
Cecil hanya diam, tidak protes. Cecil memilih meneguk air yang di bawakan oleh Al dengan beberapa pertanyaan yang memenuhi kepalanya tentang gadis yang bersama Al tadi, dan tentang rasa aneh yang membuat dadanya terasa sesak.