Cecil terbangun dari tidurnya, dan mendapatkan wajah damai Al tepat di depan wajahnya. Cecil tersenyum kecil, pemandangan indah yang akan menjadi favoritnya di saat bangun tidur.
Wajah damai Al bagaikan anak kecil yang tidak memiliki dosa, terlihat tenang tidak seperti saat Al terbangun.
Satu tangan Cecil terangkat, meraba pelan setiap inci wajah Al. Tidak ada yang kurang, tuhan menciptakan Al benar-benar sempurna.
Jari mungil Cecil mengusap pelan kelopak mata Al, kemudian turun pada hidung Al, dan berhenti tepat pada bibir merah Al.
Bibir yang selalu memberikan rasa hangat saat mengecup, bibir yang bagaikan candu namun juga favorit.
Tanpa sadar dengan perlahan Cecil mendekatkan wajahnya pada Al, mengecup pelan bibir Al. Namun sial, ternyata Al terbangun, dan dengan cepat menahan Cecil agar tidak melepas ciumannya.
