Lagash keluar dari rumahnya menuju sebuah gedung usang tanpa atap tak jauh dari tempat kediamannya.
"hoi, pahlawan.. sudah datang rupanya ?"
Seorang laki-laki muda seumuran dengannya menghampiri dan bersautan tangan sebagai sambutan di ikuti oleh beberapa pemuda lainnya yang berjabat tangan satu persatu.
"bagaimana lukamu ?, "
Pemuda itu menyodorkan air hangat kepada lagash sembari bertanya tentang keadaan lagash.
"oo, seperti biasa" ujar lagash
"sangat beruntung punya tubuh sepertimu, yang bahkan tidak tergores sedikitpun "
Lagash hanya tersenyum sembari mengambil alih gelas yang ada di tangan pemuda tersebut.
Pemuda ini bernama find homer, banyak rumor yang mengatakan jika find adalah bangsa dokunia asli yang mendiami kota ini, rumor lain mengenainya juga berkembang jika find adalah salah satu bangsawan yang berada dalam ramalan yang kelak menjadi salah satu pemberi kemerdekaan di tanah ini. Tapi di balik semua rumor tersebut find tidak perna menanggapi apapun yang di katakan orang lain, sikap keras kepalanya, dinginnya juga sama persis seperti adiknya geria hormer, tentu baik hatinya yang juga tak kalah penting.
"apa geria datang kerumahmu lagi ?" tanya find
"tidak, hari ini dia tidak muncul"
"anak itu selalu saja merepotkan orang lain"
Lagash hanya tersenyum mendengar ucapan find .
"semua pasukan segera ambil sikap," ujar seseorang dari arah belakang
Semua yang duduk di tempat itu berdiri sambil menerikan kata " siap !" kepada laki-laki itu.
" hari ini kita berpatroli keselatan, menurut laporan tim pengintai ada pergerakan dabbat kekuatan sedang menuju dokunia"
"ambil perlengkapan, jaga teman kanan dan kiri kalian, mengerti !"
"siap mengerti !" ujar para pemuda itu serentak.
"laksanakan !"
"siap laksanakan "
Semua orang di ruangan itu sibuk mengambil peralatan masing-masing, walau tidak ada lagi teknologi cangih di tempat ini tapi peralatan tempur pasukan kavaleri masih di katakan layak, 1 set tali karmantel dinamis, satu seat harness dengan screw lock, satu ascender, carabiner,piton dan pedang tentunya.
Walau tidak ada lagi pistol modern atau tank tempur lapis baja, peralatan ini lebih mumpuni ketimbang berjongkok di dalam tank sambil menembaki musuh. Masa orde baru benar-benar menyulitkan manusia, semenjak hancurnya sebagian bumi sebelah barat akibat letusan gas pecahan starlite yang bersingungan dengan meterial angkasa membumi hanguskan seluruh negeri itu.
menurut cerita para tetua profesor ward sudah memprediksi jika suatu waktu material starlite akan melindungi bumi dari amukan meteorit akan terjadi, prediksi itu terbukti sebagian manusia yang melindungi diri mengunakan starlite mampu bertahan hidup hingga saat ini. Namun dampak yang di hasilkan begitu besar, Meteorit ini meluluh lantakan separuh bumi membuat pemanasan global yang begitu dahyat, dampak ini pula yang mengakibatkan seluruh medan magnet bergeser, entah gaya apa yang mempengaruhi satelit modern pada masanya hancur tak bersisa, senjata modern tidak dapat di pakai, material besi juga sudah punah. Hanya ada logam kuningan yang masih di manfaatkan manusia sebagai senjata andalan tapi sayangnya ilmu pengetahuan dan teknologi massa kini menjadi barang mahal hingga sulit sekali membuat kuningan mentah menjadi sebuah pedang atau tameng.
Seluruh pasukan berkumpul berbaris membentuk 2 barisan banjar. Mereka mengenakan seluruh perlengkapan kemudian mulai berjalan menuju kandang kuda di belakang gedung yang bersingungan langsung menuju air sungai rosean yang menguning.
Kapten kavaleri K-NIL maurice kemudian menjelaskan strategi yang akan mereka pakai kali ini guna mengahadapi mahluk mutasi letan dan butan atau lebih di kenal dabbat al ard di kandang kuda sebelum mereka beraksi.
Dabbat di kelompokkan oleh manusia massa kini dengan beberapa kelompok
Zawa : mereka yang berjalan di tanah ,
hawayan : mereka yang terbang,
alwash : dengan kekuatan penghancur dan
bariyah : dengan kekuatan pemangsa.
Dengan klasifikasi kekuatan sebagai berikut
Tingkat 10 : kekuatan kecil, biasanya dabbat zawa tanpa tulang belakang
Tingkat 9 : kekuatan kecil, dabbat zawa bertulang belakang masih kecil
Tingkat 8 : kekuatan kecil, setara zawa,hawayan remaja
Tingkat 7 : kekuatan kecil menengah sedang, zawa hawayan dewasa
Tingkat 6 : kekuatan sedang alwash, zawa dan hawayan evolusi
Tingkat 5 : kekuatan sedang menengah alwash evolusi tingkat atas
Tingkat 4 : kekuatan sedang kuat alwas kekuatan terbang perusak
Tingkat 3 : kekuatan kuat alwash dewasa dan bariyah kecil
Tingkat 2: kekuatan kuat bariyah dewasa
Tingkat 1 : kekuatan tak di kenali, biasanya ini golongan bariyah dan alwash tetapi kadang muncul pula kekuatan hawayan dan zawa yang amat besar serta sulit di tangani.
Seluruh pasukan k-nil yang berjumlah sekitar 30 orang bergerak dengan 3 kelompok. Kecuali lagash dan find, 2 manusia super dingin ini adalah kunci utama dalam pengalih perhatian dabbat, find yang memiliki kemampuan berfikir capat harus mengarahkan lagash guna menghindari kerusakan yang berat. Find berada di barisan depan tepat di belakangnya lagas mengiringi lajunya jalan strategi, mereka melaju dengan kecepatan tinggi menggunakan transportasi sepanjang masa.
Dari kejauhan sudah terdengar suara auman dabbat, gerakan kakinya mengetarkan bumi dalam setiap hentakannya. Find mengisyaratkan kepada kapten maurice untuk segera melaksanakan taktik mereka, maurice kemudian bergerak bersama 10 anggota melaju menuju sisi timur, kelompok kedua melaju kesisi barat dan kelompok ketiga turun dari kuda berlari berancang-ancang mempersiapkan jebakan.
Find dan lagash mempercepat laju kuda mereka, dari kejauhan find dapat melihat jelas cula di kening dabbat itu semakin lama semakin mendekat. Find menghentikan kudanya, sedangkan lagash semakin melaju dengan kecepatan penuh, find berputar arah menuju sisi kanan lagash.
"lagash, alwash tingkat 6, berhati-hatilah " pekiknya dari atas kuda
Lagash mengangguk, ia mengambil ancang-ancang mengeluarkan pitonnya, find berteriak
"gedung kedua ujung jalan" ujarnya dari jauh
Lagash kemudian melempar piton yang telah di lilit anak panah dengan tali dinamis yang terhubung di tubuhnya kemudian di lesatkan panah itu tepat di dinding gedung petunjuk find, lagash berayun-ayun seperti mainan yang tergantung di ayunan bayi. Sehingga dabbat itu dapat melihat arah pergerakan lagash dengan jelas.
"Gedung cat kuning kiri bawah "
Lagash melepas panah lagi kearah gedung cat kuning yang telah lama pudar, tangan dabbat yang semula hendak menjangkau lagash akhirnya menghantam gedung tempat lagash tadi berayun. Kini dabbad mengikuti arah lagash pergi.
"Turun ketanah "
Lagash menjatuhkan dirinya ketanah berlarian kearah bangunan sempit, dari depan kelompok perangkap telah berancang-ancang dengan tali yang telah disusun berbentuk jaring laba-laba super besar dan batu-batu pemberat di atasnya.
Dabbat itu terus mengejar lagash hampir-hampir lagash terkena cakarnya yang tajam. Tubuh dabbat ini cukup tinggi kira kira 3,7 meter setara dengan gedung 3 tingkat dengan diameter tubuh selebar 5 meter. Dabbat jenis ini sangat jarang di temui, biasanya pasukan kavaleri bertemu dengan dabbat seukuran banteng dewasa atau sapi dewasa. tetapi dabbat jenis itu lebih agresif dan memiliki pemikiran sendiri sedangkan dabbat bertubuh besar biasanya dari kalangan dabbat tingkat 1-5, tetapi kadang ada pengecualian seperti dabbat kali ini dapat di lihat dari jenisnya jika kemampuannya tidak terlalu besar.
"masuk dalam gang arah kanan"
Lagash membelokkan tubuhnya reflek saat mendengar suara find, lagi-lagi dabbat itu gagal meraih lagash.
ZZZRRRRRTTTTT..
"Aaaaaarrggg..."
Tubuh lagash bergetar, kepalanya pusing, ia berlari sambil menopang kepalanya, matanya seakan akan melihat pecahan gambar samar wajah-wajah yang tidak asing bergantian bermunculan.
Zzzztttttrrrrrr....
"pergi dari sini, bodoh ! cepat !.... "
Seseorang melambaikan tanganya memberi tanda agar yang empunya tubuh terusir dari peristiwa naas, samar-samar terlihat seorang laki-laki bertubuh sedang bergradasi biru datang menghantam tubuh pemuda itu dengan keras, kepala kirinya menancap pedang hampir memenuhi tungkai gagang sang pedang.
"tidak.. tidak.. tidaaakkk"
Lagash berteriak, larinya tak beraturan, bayangan di kepalanya terus saja menampakkan gambaran-gambaran menakutkan.
"lagash, apa yang kau lakukan.. masuk kegedung B tatap dalam rencana !"
Suara find samar samar, pelan-pelan hilang dari pendengaran lagash, ia serupa raga tanpa jiwa yang berlari entah kemana. Ia bingung, dabbat mengaung keras mengikuti arah lagash.
BRUKK !.
Krakk...
Zeeetttt...
Tangan hitam berbulu dengan kuku-kuku tajam menghantam tubuh lagash keras hingga terlempar jauh menimpa gedung gedung rapuh. Darah mengalir dari kepala lagash, kakinya berbalik arah kebelakang.
Huuss.. huus.. huus..
Nafas lagash tersengal, pandangannya samar hampir gelap. Di gelengkan kepalanya beberapa kali, sosok dabbat berlari mengarah padanya dengan gigi gigi tajam beruraian lendir yang menjijikkan.
Mata lagash sayu tidak dapat tertahankan, lelah yang ia rasakan seakan berkumpul selama ribuan tahun. Dari mata sayu itu terlihat segerombolan pasukan berbaju serba hitam menerbangkan jaring besar mengenai tubuh dabbat, sekelompok pasukan yang lain menunggangi kuda menerbang busur-busur besar dari dua sisi, seseorang lalu meleparkan bubuk hitam ketubuh dabbat yang besar, lalu pasukan yang berkuda lain meleparkan panah api ke tubuh dabbat, gumpalan api berbentuk jamur mengelegar memekakan telinga, lagash menutupi telinganya dengan dua telapak tangan yang berdarah darah sebelum tubuhnya ampruk tak sadarkan diri.