Maurice berdiri di altar aula terbuka, ia memegangi sebuah bola kecil berwana bening, di ujung bola itu terdapat jarum yang cukup mengkilat saat terkena sinar matahari.
"hari ini, aku akan mengantikan kapten Rifa'i, berhubung beliau masih bertugas di luar daerah dokunia maka hari ini kalian harus bersabar mendengar suara sumbangku, tahanlah sebentar walau kalian membencinya sekalipun"
Sorakan kegembiraan keluar dari mulut pasukan kavaleri, mereka malah lebih suka jika yang menyampaikan amanat adalah kapten maurice, sejak dahulu maurice terkenal bijak dan mampu memenangkan hati banyak orang.
"selain penerimaan nama anggota yang ingin masuk kavaleri gabungan, hari ini aku memiliki kabar baik bagi yang suka, dan kabar buruk bagi yang tidak menginginkannya"
Ruangan itu mendadak hening.. para pasukan menantikan, apa yang ingin di sampaikan oleh sang kapten k-nil itu.
"hari ini, aku akan menyaring pasukan kavaleri membentuk pasukan elit khusus yang tugasnya di rahasiakan"
"wooaaaaa"... teriakan pasukan kavaleri mengema dalam aula tersebut.
"setiap kalian akan mendapat kesempatan, aku akan menyaring kalian semua membentuk pasukan berdasarkan kemampuan magis kalian "
"magis ?" adrian nampak asing dengan kata-kata ini.
"kekuatan yang sulit di terima akal manusia" ujar find
"maksudmu seperti ilmu sihir ?" tanya lagash.
"ya, salah satunya sihir" ujar find.
"berbarislah membentuk satu barisan panjang, kemudian majulah satu persatu menghadapku, tanpa terkecuali !" ujar maurice
50 pasukan kavaleri berbaris panjang mengikuti arahan maurice, satu persatu pasukan itu maju kedapan, maurice meminta mereka menusukkan jari mereka pada jarum yang ada pada bola yang ia pegang, saat jarum menyentuh kulit mereka mengeluarkan darah bola itu berubah warna. Maurice menempatkan masing-masing orang dengan warna yang sama dalam satu kelompok.
"warna ungu ?, itu sangat bagus adrian, kau yang pertama memiliki warna ini" ujar maurice saat sampai pada giliran adrian.
"apa aku memiliki kekuatan magis ?" ujar adrian.
"mungkin, " jawab maurice
"selanjutnya.. "
Adrian melangkah meninggalkan tempat itu, ia merasa bingung tapi senang dalam waktu bersamaan, giliran selanjutnya adalah geria dikuti find dan lagash di barisan belakang.
"merah pekat !" senyum di bibir mauice mencuat, warna merah pekat maroon di dapat dari bola yang bersentuhan dengan darah geria. Sama seperti geria, find mendapat warna merah tetapi sedikit halus, di sisi bolanya terdapat warna putih.
"merah putih ya " guman maurice.
Selanjutnya giliran lagash, ia menusukkan jarum di ujung bola di jari telunjukkanya, sesaat kemudian bola itu berubah menjadi warna hitam pekat. Maurice mengangkat kepalanya saat melihat warna hitam menyeliputi bola milik lagash.
Zzzzttttzzzz..
Tiba-tiba lagash pusing ringan, ia merasa seperti perna melakukan hal yang sama tempo dulu, ia merasakan dejavu tetapi sangat jelas untuk sesaat.
"silahkan kebelakangku, kau sendirian berwarna hitam " ujar maurice
Lagash tidak bergerak, seakan telinganya tidak menangkap suara apapun keluar dari mulut maurice.
"selanjutnya ... " ujar maurice.
Lagash tetap berada di hadapannya tidak bergeser sedikitpun. Maurice menghelakan nafasnya, ia mengambil tumpukkan kertas di hadapannya kemudian memukul kepala lagash cukup keras.. " .S.E.L.A.N.J.U.T.N.Y.A" ujar maurice kesal membuat lagash tersadar dalam lamunannya.
"oh, maaf.. maaf.. silahkan lanjutkan hehehe" ujar lagash yang mundur, membunguk kan tubuhnya malu-malu.
"cek, cek, cek. Selalu saja begitu " guman maurice.
3 jam telah berlalu, 50 keanggotaan kavaleri telah mendapatkan warna masing-masing di kelompokkan berdasarkan warna mereka.
"terimakasih kepada kalian semua, hari ini aku akan mengumumkan nama-nama yang akan memasuki kavaleri khusus, tetapi maaf sebelumnya, pasukan ini tidak banyak hanya mereka yang memiliki potensi yang dapat dilatih yang dapat memasukinya"
"yaaaaaa..." pekik kecewa para peserta mengguman di dalam aula.
"berdoa saja, nama kalian salah satunya " ujar maurice.
"izin bertanya kapten " seseorang mengangkat tangannya keatas
"uh, silahkan "
"apa yang di dapat para pasukan ini jika terpilih " ujar pemuda itu
"tidak ada, hanya maut yang menanti mereka, memang apa lagi yang kalian harapkan"
Suasana menjadi hening, mereka semua terdiam tak terkecuali 4 sekawan find homer, lagash, adrian dan geria homer. Seakan tersadar, bahwa dimasa ini prajurit tidak perlu mengharapkan apa-apa. Mereka yang berjuang untuk kepentingan orang banyak memanglah kambing hitam yang kapan saja dapat di korbankan.
"ada yang lain ?" tanya maurice pada pemuda yang bertanya tadi, pemuda itu mengelangkan kepalanya.
Maurice menarik nafas panjang " Find Homer, Geria Homer, Angela Lagarde, Adrian Clause, Mike Misa Arasia, Layen Von Der Dan Lagash, nama-nama ini adalah 7 GANGSA yang akan menjadi pasukan khusus dokunia, kalian di larang memasuki kavaleri gabungan !"
Find homer mengangka kepalanya, keningnya berkerut, raut kesal terlukis di wajah tampannya. Sedangkan 6 anggota yang lain tidak menampilkan ekspresi apapun
"7 nama yang di sebut barusan tetap berada di tempat, sedangkan yang lain silahkan lanjutkan latihan kalian " ujar maurice tegas.
Semua pasukan bubar, mereka mengambil peralatan masing-masing , ada yang berlatih pedang, berlatih tarung tangan kosong dan ada pula yang memainkan catur sebagai latihan pemikiran strategis. Sedangkan ketujuh nama yang di sebutkan oleh maurice tetap berada di tempat.
"kalian bertujuh untuk sementara akan bergabung bersama kavaleri phalax, besok pagi saat pasukan gabungan kavaleri terbentuk, kalian juga akan berangkat melatih diri bersama kapten tagon. " ujar maurice.
"tunggu kapten, apakah kami harus meninggalkan kota dokunia " ujar lagash
"benar, kalian akan menjadi tim pengintai sementara" ujar maurice
"bagaimana dengan penduduk ?"
"mereka tetap disini "
"aku tidak mau !"
"kau, tidak pindah, hanya sementara waktu, beberapa kavaleri tetap di sini, kavaleri garda akan bersifat permanen di sini besok" ujar maurice.
Lagash menerik nafas tenang, semula ia mengira jika semua kavaleri akan pergi mendapat tugas masing-masing, ia beranggapan tidak ada yang akan menjaga penduduk dokunia.
"kapten "
"ada apa find ?"
"apa saya boleh menarik diri dari "
"tidak !" ujar maurice tegas.
"mereka ~"
"Mereka tidak membutuhkan mu !"
Kalimat find terpotong, maurice tidak membiarkan find bicara banyak. Wajah find menegang, matanya merah dengan air mata yang hampir terurai.
"kau pikir aku tidak sangup menjaga mereka ?" ujar maurice lagi
"tidak , aku~"
"kalau begitu tetaplah disini, kalaupun kami tidak kembali kau masih menjadi harapan banyak orang"
Maurice menepuk pundak find, ia melangkah menuju lagash.
"jika dia berusaha menyelinap, ikat saja dia " ujar maurice kapada lagash.
Lagash hanya mengganguk dan menelan ludahnya beberapa kali, jarang sekali ia melihat kapten kavaleri itu terlihat menegang tidak ingin kalah.
"lalu apa kau ingin mengorbankan dirimu ?" ujar find lagi
"itu bukan urusanmu !"
Mendengar jawaban ketus maurice, find melangkah keluar meninggalkan maurice beserta 7 orang lainnya di sana. Lagash berniat menyusul maurice tetapi keburu di salib geria " biar aku saja" ujarnya.