"legion kau ....?" laki-laki bertanduk itu tersontak, seakan bertemu teman lama yang sangat ingin ia temui. Lagash yang sibuk bertarung menghentikan serangannya dengan mundur beberapa langkah kebelakang. Merasa tersudut, lagash berlari kencang meninggalkan dua laki-laki yang menyambutnya pagi itu. Laki-laki yang meladenin lagash hendak mengejar lagash tetapi di hentikan oleh laki-laki bertanduk.
"biarkan saja arman" laki-laki bernama arman itu menghentikan langkahnya menuruti perintah yang baru saja di keluarkan laki-laki bertanduk. " anda yakin tuan ?" arman menanggapi. " apa anda mengenalnya ?" ujarnya lagi. Laki-laki bertanduk itu memegangi kepalanya mengosok-gosok keningnya yang sedikit lebar. " laki-laki itu sangat mirip dengan teman lamaku" ujarnya. "tapi, jika dia temanku tidak mungkin dia kabur saat melihat wajahku kan ?" laki-laki itu kembali berujar.
Lagash berlari dengan cepat meninggalkan tenda-tenda yang terpasang rapi di ujung lembah dekat kaki bukit barisan. Tanpa memperdulikan apapun ia merasa seperti terselamatkan setelah kabur dari dua orang yang terlihat cukup lihai dalam perkelahian.
"huh hampir saja" gumannya yang terus berlari mendekati kamp kavaleri k-nil.
Find yang memimpin serangan terlihat sangar dan gaga jika di lihat dari arah lagash berlari, ketika lagash hendak mendaki kaki bukit, rombongan dabbat melihat langkah lagash kemudian berlarian mengikutinya hendak menerkam lagash dari arah belakang. " arah sini lagash" teriakan arasia terdengar nyaring dari balik batu besar mengarahkan lagash untuk berlari menuju tempat mereka, dabbat yang berlarian semakin bertambah jumlahnya hampir-hampir mencapai 100 jiwa.
Lagash terus berlarian, menaiki tebingan bukit barisan dari kejauhan terlihat lagarde beserta beberapa prajurit kavaleri telah menyiapkan jaring dan anak panah yang telah di lumuri minyak bumi. Lagash mempercepat pergerakannya, membuat jarak yang cukup darinya dan dabbat yang hendak menerkam. "sebelah kanan lagash" ujar arasia lagi.
Lagash membelokkan tubuhnya menuju dua lekungan, ia masuk di antara celah batu besar, sesaat kemudian jaring besar di terbangkan dari atas menangkap gerombolan dabbat yang mengikuti lagash, gerombolan itu terjatuh menimpa satu sama lain. Sesaat kemudian puluhan anak panah di jatuhkan tepat di atas gerombolan dabbat yang terjerat jaring membuat suara ledakan yang cukup besar.
Lagash menyenderkan tubuhnya pada sisi batu besar, nafasnya tersengal terdengar lega. Dari atas bukit terlihat lambaian tangan lagarde beserta prajurit yang lain, sedangkan di samping batu besar tidak jauh dari posisi lagash arasia tersenyum lebar kemudian mengangkat tangannya mengajak tos dari jarak jauh, lagash menyambut tos arasi segera setelah ia melihatnya.
Mata lagash berkeliling mencari keberadaan kapten sementara pasukan kavaleri, tidak jauh dari lagash, find sedang bersembunyi di celah batu besar kira-kira 100 langkah dari posisi lagash. Find bangun dan menembakkan beberapa anak panah mengarah pada bongkahan batu tiruan tanpa jaring, panah find berhasil menghaguskan setidaknya 50 jiwa sekaligus.
Lagash mengendap endap hati hati berlarian menuju ketempat sang kapten sementara. "penyerangan kali ini akan di pimpin langsung oleh pemimpin meraka" bisik lagash sesaat setelah ia sampai di dekat find. " bagaimana kekuatan mereka ?" sambung find yang terus saja beraksi menembakkan anak panah apinya. " kekuatan tempur yang luar biasa. Dari auranya aku dapat merasakan jika mereka tidak dapat di remehkan" . mendengar penuturan lagash, find memberikan isyarat kepada personil gangsa dan han yang juga berada dekat mereka untuk berkumpul.
Setelah mereka berkumpul find menjelaskan rencana selanjutnya guna antisipasi penyerangan berikutnya dari pasukan dabbat berdasarkan penjelasan lagash. " kalian bisa kan ?" ujar find kepada mereka. " kau yakin, ini terlalu beresiko" ujar adrian. Find menepuk pundak adrian memberikan penjelasan bahwa mereka pasti akan baik-baik saja. Find kemudian menjelaskan rencana mereka yang kedua yakni strategi lubang hitam.
Strategi lubang hitam milik find akan di gunakan sebagai serangan skala besar, rencana ini menempatkan pasukan memblokade serangan dabbat dengan mengucurkan banyak minyak bumi di jalan menuju bukit barisan kemudian seseorang akan menjadi umpan pengalih perhatian, sedang yang lain menangkap satu dabbat untuk di bakar hidup hidup dengan api kecil yang akan mengejar sang umpan menuju gerombolan lebih besar. Saat sang pematik api sampai, minyak yang telah di salurkan di bawah sang umpan akan di lepaskan seketika membuat kobaran api yang begitu besar hingga tak dapat di padamkan.
Find memanglah ahli stategi, sedangkan lagash adalah ahli dalam penarik perhatian kombinasi yang biasa mereka lakukan dalam berburu daging dabbat saat di dokunia. Kombinasi ini kembali di pakai menempatkan lagash sebagai umpan dan find yang menyelinap di antara dabbat di lindungi panah dari samping.
Tiba-tiba tangan arasia terangkat keatas " akan lebih baik jika aku yang menjadi pematik " ujarnya, find kemudian mengangguk,"arasia adalah pengguna elemen api, akan menyelinap bersamaku sedangkan adrian yang memiliki kecepatan elemen angin akan mengitari bukit mengelilingi pasukan dabbat, dan kau, geria kau pemanah jitu tetap dalam pengawasan yang lain saat melakukan tugasmu. dan yang lain aku belum menggetahui kekuatan kalian, tapi lakukan apapun yang menurut kalian membantu pergerakan kami" Semua menganguk setelah mendengar strategi find, "ayo, bergegas" perintah find.
Dari atas bukit tepatnya di atas batu besar cahaya matahari terasa sangat panas menerpa wajah maurice dan max yang belum juga sadarkan diri setelah luka besar akibat pertarungan keduanya.
Find, dan yang lain segera turun bukit, mereka bergerak berdasarkan tugas masing-masing. Dari bawah bukit terlihat sosok bertubuh besar dengan dua tanduk bertenger di kedua sisi kepalanya keluar dari kerumunan dabbat. "berhenti.... berhenti sebentar" suara itu keluar dari mulut laki-laki bertanduk tersebut. Pergerakan dabbat terhenti seketika, find dan yang lainnya terdiam di tempat menyaksikan musuh mereka menghentikan perlawanan mereka.
Find dan lagash saling menoleh, sedangkan geria memasang panah waspada. Laki-laki itu berjalan pelan menuju kaki bukit kemudian berteriak dengan kencang " apakah kalian pasukan grover ?" ujarnya. Lagash teringat kata-kata max sebelum ia pingsan " grover ?, bukankah laki-laki semalam juga mengatakan hal yang sama" perkataan lagash ini di iyakan oleh adrian yang mendengar secara jelas semalam.
Find kemudian maju beberapa langkah " kami tidak tau yang anda maksud, kami berasal dari dokunia, beberapa hari setelah melewati bukit ini kalian akan sampai disana" ujar find. Laki-laki itu terlihat memegangi kepalanya sebentar kemudian kembali mengucapkan kalimatnya " apa tujuan kalian menyerang kami " ujarnya lagi.
"kalian menjadi ancaman bagi kami, dan kalian juga telah membunuh pasukan kavaleri kami beberapa hari yang lalu " lanjut find, laki-laki itu menganguk, kemudian tertawa terbahak-bahak "haahhaahaa"....
find heran terhadap tingkah laki-laki bertanduk tersebut, "kami tidak bermaksud mengusik kalian, kami hanya lewat sebentar menuju kerajaan grover" teriak laki-laki itu lagi. Semua pasukan kavaleri saling pandang, mereka menurunkan pedang-pedang mereka kecuali tim pemanah yang tetap siaga apapun yang terjadi.
"jadi kalian bukan pasukan pemusna manusia ?" pekik find lagi." Tidak, justru aku sedang mengumpulkan pasukan untuk menyerang kerajaan grover yang kalian maksud sebagai pemusna manusia itu" ujar laki-laki bertanduk. "bagaimana kami bisa mempercayaimu?"