"Vin, aku pulang, ya … yang tadi itu … aku akan bicara dengannya," ujar Lea, nada suaranya terdengar lembut dan pelan, membuat Ajeng tak sampai mendengarnya.
"Hati-hati, ya. Jika sudah sampai rumah, segera kabari."
"Baik. Bye …."
Lea berlalu meninggalkan kamar inap Vino. Belum juga kakinya melangkah, ia dikejutkan oleh kehadiran Ben yang berada di depan ruangan tersebut.
"Kak Ben?"
"Lea, bisa kita bicara?"
Lea melirik ke arah belakang, pintu kamar tersebut baru saja tertutup. Lea menelan salivanya dan kembali menoleh pada Ben, menengadahkan kepalanya.
"Aku sudah memesan taksi, Kak," ujar Lea, secara tidak langsung menolak ajakan Ben.
"Pulanglah bersamaku. Biar aku yang membayar taksinya."
Tidak enak karena harus menolak lagi, Lea pun akhirnya mengiyakan permintaan Ben.
"Sini, biar aku bawakan tasnya," pinta Ben, mengambilkan tas jinjing yang dibawa oleh Lea.