"Kenapa kamu selalu makan lollipop sejak tadi, Lexi jangan makan-makanan manis terlalu banyak tidak baik untuk gigi."
Sejak Ben menjemput Lexi pulang dari Rumah Sakit, perempuan itu tidak berhenti menaruh lollipop dengan rasa susu ke dalam mulutnya berulang kali. Setelah satu lollipop habis di dalam mulutnya, maka Lexi akan membuka yang baru dan menggantikan lollipop yang habis dengan yang baru.
Sangat aneh.
Tidak biasanya Lexi akan makan manis secara berlebihan seperti ini, membuat Ben sedikit khawatir dengan istrinya.
"Aku tahu, Ben. Aku ini seorang Dokter dan aku adalah orang yang paling mengerti dengan tubuhku sendiri."
"Jika kamu mengerti, lalu kenapa harus makan lollipop sebanyak itu. Kamu tidak takut diabetes."
Lexi mengunyah lollipop yang tinggal tersisa sedikit dengan penuh tenaga, hingga menimbulkan suara keras. Ben yang mendengarkan sejak awal, mengerutkan alis hingga meringis seolah merasakan seperti apa ngilu nya cara makan Lexi sekarang.
"Ini semua karena Jay, dia memberikan aku lollipop sebanyak ini dan meminta aku untuk menghabiskannya."
"Untuk apa Jay memberikan kamu lollipop sebanyak itu?"
"Karena aku yang memintanya."
"Kenapa juga kamu meminta lollipop sebanyak ini pada Jay."
Lexi mendelik kesal saat mengingat bagaimana menyebalkan nya wajah Jay saat memberikan Lexi lollipop dalam jumlah yang banyak. Awalnya Lexi hanya ingin meminta beberapa lollipop saja pada Jay, untuk menghilangkan perasaan Jay yang merajuk kepadanya. Akibat perkataan Lexi sebelumnya yang meledek Jay, sebagai pria yang transparan.
Siapa yang menduga jika Jay akan balik mengerjai Lexi, dengan memberikannya banyak sekali lollipop. Bahkan jika Lexi tidak salah ingat, Jay hampir saja memberikan semua lollipop yang ada di dalam tas nya pada Lexi, pria itu hanya menyisakan beberapa lollipop untuk dirinya.
Jay mengancam Lexi untuk menghabiskan semua lollipop yang Jay berikan, dia tidak ingin melihat lollipop itu kembali saat bertemu dengan Lexi kembali di keesokan harinya. Artinya Jay meminta Lexi untuk menghabiskan semua lollipop yang di berikan kepada Lexi dalam satu hari.
Anak itu memang sangat kekanak-kanakan sekali, tapi Lexi harus tetap menjalankan permintaan Jay. Karena jika tidak, pria itu tidak akan berhenti merajuk kepadanya dan Lexi akan merasakan kesepian dengan diamnya Ben.
Sejujurnya, Lexi tidak memiliki banyak teman di Rumah Sakit tempatnya bekerja saat ini. Hanya ada segelintir orang yang dekat dengan Lexi dan Jay adalah salah satunya. Dapat di katakan jika Jay adalah orang yang paling membuat hari Lexi selama di rumah sakit menjadi sedikit berwarna.
Dengan segala celotehan dan kalimat jenaka yang sering kali pria itu keluarkan, ketika mereka sedang bekerja dalam menyembuhkan dan menyelamatkan nyawa para pasien. Juga Lexi sudah mengenal Jay dalam waktu yang lebih lama, di bandingkan dengan rekan kerja nya yang lain.
Karena Jay dan Lexi berasal dari Universitas yang sama dan Jay adalah junior yang sering bermain dan berbagi ilmu bersama dengan Lexi sejak menginjak bangku kuliah. Ada masanya karena kedekatan Jay dan Lexi, mereka berdua sering di salah pahami sebagai sepasang kekasih karena sering mendapati mereka berdua bersama hampir setiap waktu di kampus.
Tapi baik Lexi dan Jay, membantah hal tersebut dan tidak pernah membenarkannya. Mereka berdua mengatakannya secara tegas jika mereka hanya memiliki hubungan layaknya seorang senior dan junior. Hubungan seperti adik dan kakak.
"Karena aku mengejek nya sebagai makhluk transparan, dia merajuk padaku. Sebenarnya aku hanya ingin membuatnya agar berhenti merajuk, tapi Jay malah balik mengerjai aku dengan memberikan aku lollipop dalam jumlah yang banyak dan meminta ku untuk menghabiskan nya dalam waktu satu hari.
Ben tertawa membayangkan seperti apa wajah Jay, yang kesal karena Lexi meledek nya sebagai makhluk transparan. Apalagi melihat bagaimana menyebalkan nya wajah Jay saat pria itu mengerjai Lexi.
Lexi mendelik kesal melihat Ben yang malah mentertawakan nya dengan keras. Lexi sudah menduga jika Ben tidak akan memihak kepadanya sama sekali.
"Ben, kenapa kamu malah tertawa menyebalkan sekali."
"Habis, kamu lucu. Bagaimana bisa Jay, pria dengan badan sebesar itu tidak terlihat seperti mahluk transparan. Lexi, wajar saja jika Jay marah kepadamu."
"Tapi Jay marah bukan karena aku tidak melihat badan besarnya itu, namun karena aku tidak menyadari wajahnya yang tampan dan dapat meluluhkan banyak hati wanita. Dia kesal karena itu, bukan karena badannya yang besar itu tidak terlihat," ungkap Lexi menjelaskan bagaimana ucapan Jay yang kesal karena Lexi tidak menyadari wajah tampan nya di bandingkan dengan badannya yang tinggi besar.
Ben semakin tertawa keras setelah mendengar kelanjutan kisah Lexi. Menurutnya cerita antara Jay dan Lexi tentang mahluk transparan ini sangat lucu. Kedua orang itu benar-benar mirip seperti saudara kandung yang sering bertengkar karena masalah sepele.
Lebih lucunya lagi, Lexi menuruti perkataan Jay yang memintanya untuk menghabiskan lollipop yang di berikan kepada Lexi. Apakah Ben akan cemburu dengan interaksi keduanya?
Tentu saja tidak, dia tahu seperti apa hubungan Lexi dan Jay yang memang murni karena rasa persahabatan dan bukan perasaan romantis. Walaupun harus Ben akui jika hubungan mereka berdua pada awalnya, sempat membuat Ben merasa khawatir.
Ben memang memiliki perasaan kepada Lexi sejak lama, hanya saja Ben tidak ingin merusak hubungan persahabatan mereka yang sudah terjalin sejak lama karena perasaannya. Dia tidak tahu akan menjadi seperti apa hubungan keduanya jika Ben menyatakan perasaannya.
Untuk mengajak Lexi menikah saja, Ben harus mempertaruhkan persahabatan nya dengan Lexi. Dia sangat takut jika Lexi akan menolaknya, kemudian akan membuat hubungan mereka berdua menjadi canggung nantinya. Beruntung Lexi menerima lamaran nya dan Ben mendapatkan respon yang baik dari Lexi.
Ben pernah bertanya langsung kepada Lexi dan Jay secara pribadi, seperti apa perasaan antara mereka berdua. Apakah Jay menyukai Lexi, juga begitu sebaliknya. Ben ingat dengan sangat jelas jika keduanya memberikan respon yang sangat mirip.
Mereka tertawa dengan sangat keras hingga mengeluarkan air mata dan membantahnya dengan sangat tegas, Lexi dan Jay tidak pernah mempunyai perasaan romantis. Perasaan keduanya murni karena hubungan persahabatan bukan karena perasaan sebagai seorang pria dan wanita pada umumnya.
Saat itu Ben baru dapat menghela napas lega, karena pertanyaannya tersebut Jay juga menjadi tahu jika Ben sudah sejak lama menyukai Lexi. Jay adalah orang yang paling mendukung Ben untuk segera menyatakan perasaannya kepada Lexi, dia bahkan sangat bersemangat dan terus mendorong Ben untuk segera melamar Lexi.
Tidak ada keraguan dalam diri Ben lagi sejak saat itu, dia sudah menganggap Jay sebagai adiknya sendiri. Sama seperti bagaimana Lexi menganggap Jay sebagai adik kandung. Jay sudah menjadi bagian dari keluarga mereka dalam waktu yang tidak sebentar.