Senin, hari yang sibuk dan melelahkan. Tapi untungnya akhir pekan kemaren dimanfaatkan dengan baik.
Kencan buta dengan pangeran super tampan, menghabiskan malam Minggu bersama Merry, dan pergi bersama ke gym keesokan harinya. Begitu pikir Gina.
Jadi, hari ini walaupun banyak pekerjaan yang menyibukkannya, Gina menjalaninya dengan riang, dan bersenandung sedikit saat sedang menyortir beberapa dokumen.
"Riang amat hari ini Gin." Kata kak Rachel, salah satu sekretaris direktur utama seperti Gina juga.
"Hehe iya nih kak." Jawab Gina tersenyum manis.
Kak Rachel memang yang paling sering mengajak nya mengobrol atau mengajaknya makan bersama di kantin disaat break makan siang jika di bandingkan dengan karyawan lain yang ada di sana.
Karena memang mereka berdua ditempatkan dilantai paling atas di depan ruangan Direktur utama dan tidak ada ruangan lain disini kecuali ruangan orang nomor satu di perusahaan ini.
Karena itu lah Gina lebih akrab dengan Rachel.
Tak sedikit memang teman karyawan lain, tapi Gina memilih untuk tidak terlalu akrab karena pandangan orang lain terhadap mereka berdua jarang yang positif. Ini memang beralasan.
Pak Adrian,bos mereka saat ini, memang memperkerjakan dua sekretaris. Kak Rachel biasanya akan menemani jika ada tugas yang mengharuskan keluar kota. Rachel sendiri sudah bekerja selama 5 tahun di perusahaan ini.
Awalnya, dia bekerja di divisi pemasaran. Dengan postur tubuh yang proposional, tinggi dan kaki yang jenjang serta wajah cantik yang menarik, Rachel memang menjadi primadona kantor.
Satu tahun kemudian, Pak Adrian menjadi direktur utama dan sedang mengunjungi setiap divisi ketika melihat Rachel yang berada di Divisi pemasaran.
Dua hari kemudian, tersebar berita Rachel bersedia tidur dengan siapa saja agar mendapat posisi sekretaris direktur.
Gina memang melamar di posisi sekretaris saat itu, dia sangat gembira ketika mengetahui dirinya diterima bekerja di perusahaan ini. Akhirnya setelah dua tahun bekerja sebagai part timer di dua tempat yang berbeda, Gina mendapatkan pekerjaan dengan upah dan jenjang karir yang menjanjikan. Tetapi yang Gina bingung adalah, posisi sekretaris yang dilamarnya bukanlah sekretaris pribadi Direktur Utama.
------------------------------------
Setahun yang lalu dia mendapatkan informasi lowongan pekerjaan di sebuah anak perusahaan Milik V Group. Perusahaan C, tidak lah sebesar anak perusahaan V Group lainnya. Tapi siapa yang mau melewatkan kesempatan itu? Terlebih lagi perusahaan itu ada di kota yang lumayan besar, Adera.
Peluang yang tidak boleh di lewatkan.
Sebelumnya, Gina bekerja sebagai karyawan paruh waktu dari pukul 08.00 pagi sampai pukul 16.00 sore hari di sebuah toko bunga di pusat kota.
Lalu lanjut sore sampai malam hari di restauran cepat saji dari pukul 18.00 sampai 22.00 malam.
Selama dua tahun Gina berjuang tanpa lelah, dari yang awalnya hanya menumpang di apartemen Merry, dia menabung sedikit demi sedikit berharap bisa segera pindah ke tempatnya sendiri.
Walaupun Merry menceramahi nya hampir setiap hari agar tidak memforsir tubuh dan waktunya untuk bekerja, bahwa mereka bisa tinggal bersama selamanya.
Gina bukannya tidak ingin tinggal bersama Merry, dia ingin sekali.
Tapi suatu saat aku pasti harus tinggal sendiri, pikir Gina. Bagaimanapun kita butuh waktu dan ruang untuk diri kita sendiri. Baik dia maupun Merry akan membutuhkan itu suatu saat nanti.
Hingga pada suatu hari Gina mendapatkan email dari salah satu website lowongan pekerjaan yang diikutinya. Email itu berisi lowongan pekerjaan sebagai 'Sekretaris Pribadi Manager Personalia, Perusahaan C'.
Gina yang kuliahnya saat itu mengambil program studi Administrasi Perkantoran pun merasa pekerjaan ini sangat cocok dengan nya. Dia segera memasukan berkas lamarannya, dan menunggu. Dua hari kemudian, dia mendapat email untuk interview.
Semuanya berjalan lancar, Gina merasa sangat gugup, bersemangat dan juga cemas. Ini adalah kesempatan yang bagus baginya. Tapi bagaimana jika dia tidak berhasil? Seperti lamaran-lamarannya yang sebelumnya.
Gina membuang jauh-jauh rasa cemas nya dengan fokus bekerja dan bekerja lebih giat. Dua pekan sudah berlalu, tidak ada kabar apapun. Gina yang sudah putus asa karena yakin kali ini gagal lagi.
Hingga suatu siang saat sedang merapikan sisa - sisa potongan tangkai bunga di atas meja, ponsel nya bergetar dan sebuah Email dari kepala HRD kantor Perusahaan C tertera di bagian notifikasi. Mata Gina terbuka lebar dan mulutnya menganga. Dia diterima!
Saking senangnya Gina hampir memeluk seorang pelanggan perempuan yang sedang bertanya isi buket bunga apa yang cocok untuk pacarnya yang sedang ujian proposal.
Tidak seperti Gina yang kegirangan, kedua bosnya dari toko bunga dan restauran cepat saji tidak bersemangat setelah mendengar Gina akan segera mengundurkan diri. Gina memang terkenal sebagai karyawan yang rajin, ulet dan bisa diandalkan. Di samping Gina memang perempuan muda yang sangat cantik dan menawan hasil pekerjaannya pun sangat memuaskan.
Tapi bagaimana pun di terima sebagai seorang sekretaris di sebuah perusahaan adalah satu kesempatan yang langka dan besar. Walau dengan berat hati, mereka tetap mendoakan Gina agar selalu sukses ke depannya.
Gina datang ke perusahaan itu dan langsung diarahkan ke ruangan HRD. Sarah, kepala HRD yang menyambut Gina dihari pertama dengan ramah. Gina menebak umurnya kisaran 30an tahun, aura wibawa dan ketegasannya sangat terasa, pembawaan nya lembut namun mengintimidasi, entah karena citra perusahaan ini atau memang Sarah punya aura sekuat itu pikir Gina.
Sarah Lalu mengantar Gina ke tempatnya untuk mulai bekerja. Alangkah kagetnya Gina ketika Sarah membawanya ke lantai paling atas, Gina paham bahwa lantai kantor perusahaan biasanya menunjukan urutan posisi jabatan dan lantai paling atas akan menuju ke ruangan Direktur Utama.
"Ini, saya di sini Bu? Bukannya di bagian personalia..?" Tanya Gina pelan saat langkah kaki mereka semakin mendekati pintu besar ruangan itu.
"Iya, Pak Adrian Lee, Direktur utama kita memerlukan seorang sekretaris pribadi satu lagi untuk mengurus keadaan di sini saat sedang berada diluar kota."
Jawab Sarah singkat. Lalu tersenyum ke arah Sekretaris pribadi Direktur Utama, 'Rachel Sun' begitu papan nama yang di atas mejanya.
Perempuan cantik di belakang meja itu segera berdiri tegak dan tersenyum seketika melihat Sarah dan Rachel mendekat.
"Sekretaris Rachel, perkenalkan ini Gina Hollen, sekretaris pribadi kedua Direktur, dia akan menjadi junior mu. Tolong kerja samanya." Ucap Sarah penuh wibawa.
"Baik, terima kasih." Rachel membalas tersenyum manis juga ke arah Gina,
"Halo, perkenalkan Saya Gina Hollen." Sapa Gina gugup tak lupa tersenyum manis.
"Halo Gina, nama saya Rachel Sun, Sekretaris pribadi Pak Adrian Lee, Direktur Utama kita atau bisa dibilang saat ini menjadi Sekretaris Senior Pak Adrian." Dengan ramah Rachel memperkenalkan diri. Gina terpesona dengan kelembutan dan kecantikan Rachel.
"Baik kalian berdua saya tinggal di sini, selamat bekerja. Gina, jika ada kesulitan bisa dikonsultasikan ke Saya." Timpal Sarah.
"Baik Bu." Jawab Gina singkat seraya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Setelah Sarah berjalan kembali ke arah Lift. Rachel mempersilahkan Gina duduk di sebelahnya.
"Saya sudah tau ada sekretaris baru akan datang, karena itu saya meminta mereka menyiapkan meja satu lagi. Saya akan perkenalkan kamu pada Pak Adrian, setelah beliau selesai dengan tamu - tamunya."
Jelas Rachel sambil tersenyum ramah. "Terima kasih, anda baik sekali senior." Ucap Gina sambil duduk di bangkunya.
'Wah ini meja sekretaris direktur, apa aku bisa?' pikir Gina, mulai gugup lagi.