Chereads / MY FATE IS YOU / Chapter 2 - Benar - Benar Lupa

Chapter 2 - Benar - Benar Lupa

Rambutnya masih agak basah. Gina memang sengaja tidak mengeringkan secara keseluruhan rambut nya yang panjang, tebal bergelombangn nan indah itu.

"Terlalu lama terkena angin hair dryer dapat merusak rambut dan membuat rambut cepat rapuh", ucap seorang beauty vlogger saat Gina menonton 'Tips dan trik menjaga kesehatan dan kelembutan rambut' di Yo*tube.

Dia berjalan kearah jendela disamping tempat tidurnya. Masih hujan, walaupun tidak sederas tadi, tapi hujan ini cukup membuat mengantuk.

Tiba – Tiba ponselnya berbunyi, Gina kaget dan terbangun dari lamunannya. Menuju kasur dan mengambill ponsel yang dia letakan disana. Terrtera nama penelponnya, "Merry Cerewet", dia tersenyum dan segera mengangkat telponnya.

"Halo dengan Gina cantik disini, siapa ya? Ada yang bisa saya bantu?"

Gina menggunakan nada CS dengan nada yang genit.

"Oh, kayanya salah sambung, maaf ya." Terdengar jawaban dari seberang sana, yang disambut dengan tawa Gina.

"Hahahahahaha… iya Mer meer… ada apaaa??"

Gina berjalan kembali ke jendela, duduk di pinggiran bagian dalam jendela yang nyaman dan membuka sedikit tirainya. Terlihat kelap kelip lampu malam kota di tengah hujan yang mengguyur.

"Kamu gak kemana – mana kan? Inget loh besok kencan butanya, jangan sampai lupa dan telat. Dandan yang cantik, malam ini khusus skincare an aja deh dulu, biar besoknya segar."

Oceh Merry.

Sebenarnya Gina lupa. Benar – benar lupa. Seminggu yang lalu Merry mengaturkan kencan buta untuk nya, Gina yang saat itu sedang tidak fokus mengiya –iya kan saja. Setelah Merry mengatakan "Ya! Oke, fix Sabtu depan di resto Jepang itu ya." Gina baru sadar, tapi dari pada protes, dia mengikuti saja, dipikir – pikir lagi mungkin sudah saatnya membuka hati untuk melihat orang lain pikir Gina.

Untung saja, Merry menelponnya, sahabatnya yang satu itu memang selalu ada untuknya. Setelah menceramahi Gina tentang skincare untuk mencerahkan dan melembutkan kulit dan apa yang harus Gina pakai besok, Merry pun menutup telpon nya, walaupun sebelumnya Gina sempat merengek bertanya kenapa Merry tidak menginap malam ini bersamanya,

"Sibuk banget, malam ini sori ya sayangku, besok deh pas banget udah kencan sambil gosip – gosip ria kitanya, malam ini lagi banyak pasien, dan aku harus nyerahin laporan juga. Ini aja telpon kamu karna lagi break bentar, gantian tadi." Jawab merry.

"Pokoknya besok deh, aku selesain malam ini semua kerjaan, besok gak ada yang ganggu kita Oke? Besok diriku datang membawa burger kesukaan mu, deal?" Rayu Merry sekali lagi dan Gina setuju.

Setelah menutup telpon nya, dia tersenyum manis. Merry, sahabatnya, saudaranya yang cerewet dari beda ibu. Begitu Gina mendeskripsikan nya. Sebenarnya dia hanya bermanja – manja saja, dia tau kalau Merry tidak bisa meninggalkan pekerjaan nya seenaknya. Bahkan kadang saat Merry sudah menyelesaikan shift nya, apabila ada keadaan yang darurat dia harus siap segera kembali ke rumah sakit. Benar – benar perawat yang teladan, pikir Gina.

Kembali menatap keluar jendela, Gina melihat ke bawah, masih ada beberapa mobil yang lewat. Hujan kini berubah menjadi gerimis, tetes – tetes air nya yang mengalir di jendela membuat pantulan cahaya lampu menjadi semakin cantik. "Hujannya bikin ngantuk", Gina menguap pelan. Menutup tirai jendela dan berjalan menuju meja rias mengambil satu sheet mask dengan kandungan timun kesukaannya,

"Pakai yang timun, biar cerah dan bikin kulit muka tambah kencang." Gina menirukan ocehan Merry yang suka menceramahi nya soal skincare, tak kuasa menahan tawa Gina akhirnya terkekeh kekeh juga.

"Okelah, selamat tidur cantik ya diriku." Ucap Gina sambil merapikan lagi sheet mask nya lalu mematikan lampu tumblr warm white berbentuk bintang dan salju yang mengelilingi cermin riasnya.

Mematikan lampu kamar dan lampu tidur otomatis menyala. Gina berbaring di kasur, dan menarik selimut bulu berwana soft pink, sambil menatap kelangit-langit kamar yang penuh bintang dari lampu tidur yang temaram Gina bergumam, "May I have a beautiful dreams, and beautiful days ahead."

Gina menutup matanya, dan beberapa menit kemudian dia tertidur dengan senyum yang manis. Sepertinya orang tua Gina benar berkunjung ke mimpinya malam itu.