Setelah sarapan dan menangis bersama, Keke memutuskan untuk pergi membeli kebutuhan sehari-hari mereka. Dia sudah mengajak Lusi, namun wanita itu masih sibuk berkutat dengan pekerjaan yang mencuri kegiatannya sebagai manusia normal.
Lusi masih menuliskan sesuatu di dalam laptopnya. Imajinasinya lancar berkembang. Hening, hanya keadaan seperti itu yang bisa membuat Lusi meluncurkan banyak ide.
"Nyaman sekali rasanya menulis dalam keadaan seperti ini," gumam Lusi sambil tersenyum, jemarinya terus bergerak semakin cepat.
Namun tidak lama kemudian, dia mendengar suara sesuatu dari luar. Konsentrasinya mendadak buyar. Lusi mengembuskan napas kasar dan beranjak.
Dia mengintip dari lubang pintu. Di sana ada Arkan dan seorang pria yang sepertinya kurir ekspedisi.
"Arkan baru kembali? Lama sekali," ucapnya pelan.
Setelah melihat pria dengan seragam ekspedisi itu pergi, Lusi membuka pintu rumahnya. "Kau baru kembali?"
