Setumpuk buku menjadi sarapan Lusi pagi ini. Wanita itu diberi tugas oleh Arman untuk menandatangani seluruh buku pemesanan eksklusif miliknya.
"Apa harus sekarang juga?" tanya Lusi pada Arman. Dia baru saja bangun, ketika Arman datang dan mengetuk pintu rumahnya.
"Iya. Kita tidak memiliki waktu lagi. Semua ini untuk para pemesan eksklusif atau terbatas. Kau tidak ingin mengecewakan mereka, bukan?"
Lusi mengangguk dan mengambil pulpen yang berada di meja kerjanya. "Kapan harus diselesaikan?"
"Hari ini juga."
Kedua bola mata Lusi membulat. Dia melirik jam dinding, yang saat ini sudah menunjukkan pukul sebelas siang.
"Apa kau gila? Ini sudah pukul sebelas. Bahkan aku belum sempat menelan makanan pagi ini," omel Lusi. Baru kali ini dia berani menentang Arman. Biasanya Lusi akan menurut dan patuh dengan apa yang diperintahkan oleh editor pribadinya.
"Ayolah, Lusi... hanya tanda tangan biasa. Mungkin kau hanya membutuhkan waktu satu atau dua jam untuk menyelesaikan semuanya."