Setelah kepergian David, Rian yang masih kesal memilih duduk bersandar di sana. Tubuhnya terasa begitu lemas, selemas hatinya yang tidak jadi menjerat Almira dalam kuasanya.
"Aku tidak akan pernah menyerah, David. Seumur hidupku, aku akan tetap berusaha untuk mendapatkan Almira ku kembali. Kamu tidak bisa mengawasi dia 24 jam. Aku masih mempunyai banyak sekali kesempatan," gumam Rian sambil menyeka darah segar di bibirnya.
Si David itu benar-benar bagaikan banteng gila. Amukannya begitu membabi buta. Seolah Almira adalah istrinya saja padahal jelas laki-laki itu pun bukanlah pemilik gadis yang menjadi penyebabnya marah.