"Aku tahu tidak mudah melupakan cinta pertama, Daf. Aku mengerti itu," ucap Almira memotong perkataan Daffa.
"Bukan begitu, Al. Sebenarnya aku juga tidak tahu bagaimana perasaanku yang sebenarnya. Aku bingung harus bagaimana menjabarkannya padamu. Aku tidak tahu apakah aku masih mencintai dia atau tidak? Tapi yang jelas, rasa marah, kecewa, dan benci dalam hatiku lebih besar untuknya," ujar Daffa dengan helaan napas berat.
"Apa kamu tahu, Daf? Orang bilang, cinta dan benci itu hanya terhalang dinding yang begitu tipis. Kadang, orang tidak bisa membedakan rasa yang dia miliki itu benar-benar benci atau justru sebaliknya. Daf, aku pernah terluka karena penghianatan Rian. Aku juga kecewa dan benci dengan apa yang sudah dia lakukan padaku. Aku hanya tidak ingin itu terulang lagi. Hatiku tidak sekuat itu untuk menerimanya," ucap Almira dengan helaan napas berat.
"Maksud kamu apa, Al?" tanya Daffa dengan perasaan yang tidak menentu.