Siji meletakkan kertas dari Madam Ameri dan piring tembikar yang ada hiasan gambar garis berkelok-kelok itu, di atas meja. Untuk memastikan dilihat dari beberapa sudut. Setelah mengamati dengan teliti, kedua garis itu memang terlihat hampir mirip. Ah, tidak hampir, tapi sangat mirip.
Siji, Yuji dan papa mereka berada di paviliun yang berada jauh dari kediaman utama Pradhika, tapi cukup dekat dari kompleks rumah mereka. Paviliun itu bernuansa tradisional.
"Ini memang baru kalian ketahui. Tapi, sejak dulu itu, papa memang sudah tertarik dengan semua peninggalan-peninggalan leluhur Pradhika." Tuan Yudha berucap. "Ini bukan tentang orang kuno yang ingin menemukan ramuan panjang umur itu. Tapi, ini tentang gambar timbul ini, Anak-Anakku," sambung Tuan Yudha.
"Iya, Pa! Kedua gambar ini benar-benar terlihat mirip." Yuji berujar, ia ikut menyatukan semua garis berkelok dan membentuk sebuah kucing itu, seperti kata papanya adi.