Chereads / The Sun and The Curse / Chapter 20 - In the Jail.

Chapter 20 - In the Jail.

Zhao Yang bersikeras untuk meminta kemudahan dari si hakim yang mulai menaruh kecurigaan. Hakim mengerutkan keningnya sambil menaruh kedua tangan ke balik punggung.

Jing Mi yang melihat aksi hakim itu tertentang oleh tangan yang meninggi dari Zhao Yang.

"Aku sudah katakan bahwa aku adalah kekasihnya," ungkap Zhao Yang tegas.

Hakim memiringkan wajahnya sembari menggeleng-geleng, "Bukan, bukan itu maksudku! Kau seperti pria terhormat. Mana mungkin kau kekasihnya dari wanita biasa??" kelit si hakim tak percaya.

"Hei, apa bedanya aku dengan orang terhormat??" lontar Zhi Yang tak terima disebut sebagai orang biasa.

Si hakim spontan melempari pandangan ke arahnya. "Memangnya siapa dirimu? Beraninya kau mencoba menyela."

"Aku!"

Zhi Yang mulai berpikir sambil mengelilingi bola matanya. "Aku …."

"Ah, lupakan!" lanjut Zhi Yang menyudahi.

"Ayo cepat bawa gadis itu ke penjara!" perintah dari hakim.

"Hah!" sergah Zhi Yang terbelalak.

Zhao Yang hendak mencegah dan mengejar dua pria yang memegangi lengan Zhi Yang dengan kuat. Namun, Jing Mi berusaha mencegah pengejaran tuannya dari keputusan hakim. Dengan cekatan, ia pun menangkap lengan tuan dengan kuat.

"Tuan," sapa Jing Mi mencegah.

Zhao Yang terlonjak lalu membalikkan pandangan, "O, ternyata kau!" sahutnya.

"Sebaiknya jangan diteruskan," cegah Jing Mi menggelengkan kepala.

Semua orang mulai berteriak dengan suara yang melengking nyaring. Dimana mereka terus membela keadaan Zhi Yang yang sebenarnya tidak bersalah.

"Kenapa dia harus di penjara?!"

"Ini sungguh tak adil!"

Seruan dari semua orang mulai menyorakkan suasana. Hakim sama sekali tak memperdulikan suara berisik yang menggema di balik halaman kantor biro. Dengan tegasnya, ia kembali berdiri.

"Demi kenyamanan yang ada. Kami memutuskan untuk menginvestigasi ulang dari kasus yang baru saja terjadi," usul dari hakim.

Terlihat kegusaran pada pria berjubah hitam tersebut dengan merunduk lesu.

Zhao Yang mengacungkan jemarinya ke arah pria berjubah hitam. "Itu dia! Dia yang sudah menjebak gadis itu masuk ke sini," sebutnya. Ia pun melirik wajah Jing Mi dengan penuh pengharapan. "Bisakah kau memberi waktu sebentar lagi?"

Jing Mi memperhatikan raut tuannya dengan penuh pesona berharap banyak.

"Kau ingin mencari gadis itu?" tanya Jing Mi spontan.

Zhao Yang spontan mengangguk mantap, "Hm," singkatnya.

Keduanya kembali menatap dari pria berjubah hitam bersama dengan si hakim yang sudah memasuki bangunan.

Dalam pandangan yang sama dan lurus, keduanya saling menatap curiga dan kembali menyusuri pintu keluar.

Sementara itu, Zhi Yang segera dibawa pergi oleh dua pria menuju halaman belakang. Dimana semua yang tadinya berkerumunan, kini kembali membubarkan diri masing-masing. Tertinggal berisik menjadi sebuah kekesalan yang masih terus berlangsung.

Shan Mi dan ketiga pria hanya berdiri termangu diam di samping Zhao Yang melewati mereka.

Zhao Yang tak sama sekali menghiraukan Shan Mi bersama dengan lainnya.

Shan Mi dengan raut pilunya membalikkan badan dengan rintihan gelisah. "Ayo kita kembali," putus Shan Mi kepada ketiga pria lainnya.

Dengan berat hati, keempat pelayan Zhi Yang akhirnya pergi dari bangunan biro keamanan. Dimana gerbang tertutup rapat di hadapan orang banyak. Tampak kekesalan di segala raut yang menatap gerbang tersebut.

Dari kejauhan, Zhao Yang melirik bangunan itu masih dengan sebuah tanda tanya.

"Tuan, kau ingin mencari tahu?" tanya Jing Mi.

Zhao Yang melirik wajah Jing Mi dengan penuh keseriusan. "Ayo, kita mulai dari sekarang!" putusnya memajukan langkah.

Zhao Yang dan satu orang pengawalnya mengiringi langkah menuju ujung kota Thiansui. Dirinya mulai berhenti ketika penglihatan kenangan yang baru saja bertemu. Terlihat tubuh gadis yang pernah bersamanya seolah-olah berjalan menuju pintu gerbang menuju desa.

Zhao Yang kembali memajukan langkah melewati jembatan menuju desa kecil di balik dinding panjang. Semua pandangan mengarah pada pasar masyarakat beramai-ramai memenuhi pemandangan.

Dirinya terus melangkah bersama Jing Mi hingga ke sudut pasar raya.

"Di mana lokasi nenek itu terbunuh?" tanya Zhao Yang penasaran.

"Ke sini," tunjuk Jing Mi.

Zhao Yang menolehkan kepala ke sebelah kanan, diikuti oleh Jing Mi hingga bertemu pada perumahan besar dan terhormat.

Masing-masing pandangan memutar ke sekeliling desa. Zhao Yang melirik perlahan ke arah Jing Mi dengan kegusarannya.

"Apa kau yakin?" tanya Zhao Yang khawatir.

"Mungkin itu, Tuan!" tunjuk Jing Mi ke arah depan jalanan.

Zhao Yang menatap rumah yang tertutup rapat dengan sebuah tanda. Kain putih yang bergelantungan di setiap sudut pintu. Pertanda duka sudah terpajang di samping dinding gerbang masuk.

Keduanya berhenti di depan gerbang menuju rumah.

Zhao Yang mulai memasuki pintu dengan langkah pertamanya. Di antara penglihatan ke setiap arah yang terlihat sepi dari sebelumnya. Kini, kedua pria itu telah memasuki halaman rumah dimana target pembunuhan pada rumah si nenek.

Keduanya berdiri di tengah-tengah halaman, sedangkan Jing Mi mulai mengeliling penglihatannya.

"Tunggu!" cegah Zhao Yang sembari memegangi lengan Jing Mi Yang hendak memeriksa tempat.

"Sssts!" dengus Zhao Yang ketika melihat sesuatu yang aneh.

Dengan cekatan, Zhao Yang menarik tubuh Jing Mi untuk melindungi diri di balik rerumputan tebal. Keduanya berjongkok layaknya pencuri yang berlindung diri.

Sementara itu, dari hadapan mereka terlihat beberapa pria yang bergegas untuk membersihkan lokasi kejadian.

"Ayo cepat kerjakan sisanya!" perintah dari salah satu pria.

Zhao Yang mulai melirik salah satu pria berjubah hitam, dimana pria itu yang telah membawa Zhi Yang terjerat dalam masalah besar.

Zhao Yang membelalakkan mata ketika wajahnya melihat apa yang sudah terjadi. Semua orang membereskan barang-barang yang menjadi bukti dari sebuah pembunuhan.

Jing Mi hendak menarik ujung gagang pedangnya, sedangkan Zhao Yang menahan posisi pengawalnya agar tidak gegabah.

Zhao Yang menggelengkan kepala, sembari kembali memperhatikan pekerjaan mereka. Melihat masing-masing telah meninggalkan lokasi kejadian. Kini, tersisa mereka yang mengintip dari apa yang menjadi jawaban.

***

Dari kesuraman seorang gadis muda harus terkurung lesu di balik jeruji kayu. Tubuhnya meringkuk kaku dengan pandangan melemah dengan bibir mengatup rapat.

Zhi Yang memeluk lutut bagaikan orang tak berdaya. Dimana pilihan untuk sebuah kebebasan kini tak terlihat dari ujung penglihatannya.

Tiba-tiba, sebuah cahaya mendekati dirinya.

Memperlihatkan diri dengan wujud yang sangat aneh. Pria yang menutupi wajahnya berdiri tegak tepat di hadapannya.

"Hah?! Siapa dirimu?" tanya Zhi Yang tertegun.

Pria bermata merah itu sama sekali belum menjawab, tetapi mulai menatap Zhi Yang lebih dekat lagi.

Sontak, Zhi Yang tertegun melihat rupa dari wajahnya yang tidak memiliki raut yang jelas. Sepasang bola mata merah padam itu memelotot tanpa raut wajah.

"Aaaaah!!" teriak Zhi Yang menjatuhkan dirinya ke atas tumpukan jerami.

Pria menyeramkan itu pun beranjak tanpa raut wajah, lalu membalikkan badan hingga pergi begitu saja.

Siapakah dia?