Para wanita dan pria saling berbaris dengan begitu rapi tanpa harus berdesak-desakan. Dimana bagian dari sebuah pendataan pun dilakukan satu per satu. Zhao Yang mulai mencatat dengan huruf pinyin yang sangat rapi.
Seperti penampilan dan wajahnya, huruf yang indah memiliki karakter yang unik dan menawan.
"Siapa namamu?" tanya Zhao Yang.
"You Zhan. Saya seorang budak yang sudah menjalani hidup dibawah wewenang seorang bangsawan. Saya ingin menjadi saksi untuk terlepas dari seorang budak dan bebas," sahut si wanita setengah tua itu.
"Hm, baiklah! Kau boleh menunggu di samping," pinta Zhao Yang tegas.
"Baik, Tuan!" sahut si wanita membungkuk hormat sambil menyudutkan dirinya.
"Berikutnya," sebut Jing Ming melanjutkan.
***
Seseorang berlari menuju sebuah bangunan tinggi dan luas. Masih di tempat yang sama. Pria itu berlari dari ujung penjara kayu mengarah sebuah perkantoran biro keamanan.
"Tuan!" jerit pria itu.
"Tuan!"
Jeritannya membawa raut memucat lagi ketakutan. Seseorang menghentikan langkahnya sebelum ia tiba di tempat yang ingin ia tuju.
"Hei, kenapa kau berisik sekali?!" geram dari pria menyapanya.
Pria berpakaian panjang, tangannya mulai bergetar sesaat sembari melirik ke arah si pria yang menghadang jalan.
"Itu, di sana!" tunjuk pria itu ke balik punggungnya.
"Memangnya ada apa?" tanya pria itu menyerngitkan dahi. Kedua dahi yang berkerut bersama-sama mengintai yang ditunjuk oleh pria tersebut.
"Ada wanita yang tanpa napas. Aku memeriksanya karena dia terbaring cukup lama. Setelah aku periksa, wanita itu tidak memiliki detak jantung," ungkap pria itu ketakutan.
Pria itu tidak menghiraukan lagi setelah mendengar ucapan dari pria yang memakai celana panjang. Lantas, apa yang sedang terjadi di dalam sebuah penjara? Tampaknya, ada sesuatu yang tersimpan di balik tirai yang tertutup oleh dinding kayu tebal dan kuat.
Keduanya meluncurkan langkah menuju lokasi tujuan. Dimana katanya seorang wanita telah terbaring tanpa napas itu berada.
Tibalah mereka di penjara tersebut. Keduanya berhenti lalu memperhatikan si wanita yang terbaring dengan sebenarnya dibicarakan oleh pria tadi.
Pria berpakaian bangsawan itu pun mulai menoleh ke arah pria tadi dengan mata yang memelotot tajam.
"Panggil tabib dan orang-orang!" perintah pria itu.
"Ba-baik, Tuan!" sahut pria itu membungkuk lalu bergegas pergi.
Wanita itu bukan lain adalah Zhi Yang sendiri. Ya, jasadnya masih saja terbaring lemah tak berdaya. Para pria lainnya mulai membawa seorang tabib untuk memeriksa nadi yang ada pada tubuh Zhi Yang.
Mungkinkah karena dirinya kembali ke masa depan itu pergi tanpa napas? Apakah Zhi Yang akan kembali ke masa dinasti Tang lagi?
Sang tabib terdekat itu pun mulai memeriksa segala denyut nadi di balik pergelangan tangannya. Matanya menyipit, memiringkan pandangan dan mulai membuka kelopak mata Zhi Yang.
"Denyut nadinya sangat rendah dan dalam. Tapi, napasnya terkadang sedikit terkadang banyak," sebut tabib itu kepada mereka.
"Lalu, bagaimana dengan kondisi wanita itu?" tanya pria bangsawan dengan baju hijau tuanya.
"Kurasa, dia hanya pingsan biasa, Tuan!" tegas si tabib sambil merundukkan pandangan.
Pria bangsawan itu mulai melirik pria yang memberikan informasi mengejutkan. Tampak raut dari pria itu memperlihatkan rasa bersalah sekaligus mencengangkan.
"Tapi, tadi aku lihat dia benar-benar tidak memiliki napas sama sekali," gerutu pria itu.
"Sudah cepat tinggalkan tempat ini!" perintah pria bangsawan itu lantangnya.
Beberapa dari mereka yang memasuki ruang penjara akhirnya keluar dengan mengikuti perintah. Dimana Zhi Yang yang tadinya sempat dikejutkan karena tak bernyawa, ternyata hanyalah pingsan semata.
Namun, benarkah itu terjadi?
Sementara itu, mereka yang melirik resah dari salah satu pria itu mendelik sangat lebar. Dirinya bahkan tak ingin melanjutkan kembali pembicaraan konyol lagi.
Ditinggalkan dirinya seorang diri dengan tanda tanya penuh penasaran.
"Hei, lain kali jangan terlalu gegabah memutuskan sesuatu. Kau akan mendapatkan akibat yang buruk," sebut tabib itu meninggalkan dirinya seorang diri.
Mendengar ucapan itu, pria tadi mulai melirik ke balik punggung Zhi Yang begitu lama dan lurus. "Kenapa wanita itu sangat mengerikan sekali??" gerutunya sambil menggusarkan badan leher belakang.
***
Zhao Yang berdiri dengan tegaknya menghadap beberapa pria dan wanita yang menunggu hasil dari permintaannya. Dia pun mulai merentangkan lembaran kertas ke hadapan semua orang. Wajahnya yang datar dipenuhi dengan ruas rahang yang memuncak tegas.
"Aku tidak akan berjanji kalau kalian terlepas dari budak setelah menjadi saksi. Tapi, aku akan berjanji setelah kalian melakukan segala perintahku dengan baik!"
"Selain itu, jika kalian ingin bebas akan kukabulkan," usul dari Zhao Yang bersuara tegas.
Zhao Yang menurunkan gulungan kertas yang sudah tertulis nama, kemudian diberikan kepada Jing Mi yang akan menyebutkan nama-nama untuk bersaksi.
Jing Mi menganggukkan kepala sembari merunduk hormat.
"Akan aku sebutkan namanya satu per satu," ucap Jing Mi mengacungkan gulungan kertas tinggi-tinggi.
"You Zhan, Wu Xia Zhau, Bong Wei Mei, Hong Shu Fei, Chen Song Fu."
Jing Mi menjatuhkan gulungan kertas yang sudah disebutkan nama satu per satu. Dari banyaknya orang, Zhao Yang hanya menyetujui lima orang saja. Namun, dari mereka yang tidak disebutkan nama mulai tampak resah dan merasa kecewa.
"Saya harap jangan putus asa dan kecewa dari keputusan yang sudah aku tuliskan ini. Aku memilih sesuai dengan raut wajah kalian masing-masing," ungkap Zhao Yang tajam.
Semua orang terpelangah ketika melirik wajah Zhao Yang dipenuhi dengan sebuah misteri. Seakan dirinya menunjukkan sisi kedukunan yang dapat melihat kondisi dari seseorang.
"Bagaimana ini? Kita bahkan sudah dilalui begitu saja," gerutu dari salah seorang pria dewasa.
Namun, salah satu pria tua memperlihatkan air mata kebahagiaan yang begitu merasuk. Pandangan kepalanya menengadah tinggi ke langit, seakan mengirim kata syukur yang sebesar-besarnya.
"Haaa …," lirih pria tua tersebut.
"Ini sungguh keberuntunganku," gumam si gadis yang terlihat agak menua. Salah satu budak yang berusaha ingin merdeka dari tuannya yang bengis.
"Nama yang disebutkan tadi segera mengikuti langkah kami menuju biro keamanan!" perintahnya dengan tegas.
Diikuti oleh Jing Mi—si pengawal setianya, bersama dengan Shan Mi dan ketiga rekannya yang membungkuk tunduk sambil mengikuti arah Zhao Yang.
Seluruh orang-orang berbondong-bondong ramai menuju lokasi tujuannya. Biro keamanan yang menjadi tujuan kepergian mereka. Zhao Yang membawa ketegasannya di ujung jalanan. Wajahnya seakan melempar dendam kepada salah seorang pria.
Di balik pergelangan, terlihat pita berwarna putih masih mengikat erat. Dirinya masih mengingat gadis kecil sekitar sepuluh tahun yang lalu. Sungguh kenangan yang indah di masanya!
Pandangan ke jalanan, kini sudah melewati sebagian dari perkotaan menuju biro keamanan yang sudah tidak jauh. Mereka pun berhenti sambil memekik kepada pria yang berjaga.
"Berikan kami jalan!!" pekik Zhao Yang melengking.
Sontak, dua pria yang berjaga ketat tercengang dengan suara lantangnya.