"Hah, apa yang terjadi?" keluh dari Shan Mi menutupi mulutnya.
"Hei, apa yang kalian lakukan terhadap gadis itu?!" jerit dari salah lelaki ke arah si hakim.
"Ya, benar!"
Tampaknya, di antara orang-orang melempar kekesalan yang sekaligus menggeram membuncah. Shan Mi memajukan langkahnya untuk memperhatikan dengan jelas rupa dari Zhi Yang, yang katanya dia mati.
"Tunggu!" ucap Zhao Yang mengacungkan salah satu tangan meninggi.
Pandangan matanya masih menatap nona Zhi Yang dengan sungguh-sungguh, tetapi tangannya mulai menurun sembari membungkuk penasaran.
Kepalanya menoleh ke arah Shan Mi untuk memeriksa detak jantungnya. "Ke sini kau!" perintahnya pada Shan Mi.
Dengan gesit, Shan Mi menghampiri tubuh Zhi Yang yang sudah terbaring lemah tak berdaya. Akan tetapi, mereka dikejutkan dengan gerakan tangan bersama jemarinya.
"Dia masih hidup," ungkap Shan Mi mendongak ceria.
Segala kejutan yang membuat kedua kali dari sebuah berita. Akhirnya, pria itu lagi-lagi mengurung malunya di balik pandangan orang-orang kepadanya.
"Ini kedua kalinya kau memberiku kabar bohong!" ketus dari si pria berbaju hijau tua.
Zhao Yang tidak memperdulikan semua orang, dirinya malah membungkuk perlahan sembari menatap rupa yang ada di hadapannya.
Hendak membelai dari tubuh Zhi Yang, tetapi keraguannya bahkan mengurungkan niat kembali.
"Tuan, dia mungkin jatuh pingsan," sebut Shan Mi menjelaskan.
"Jadi, bagaimana ini?" tanya Zhao Yang khawatir.
"Sekarang, aku ingin mendengar keputusan hakim untuk melepaskan terduga ini," pinta Zhao Yang tegas. Dirinya menegakkan tubuh kembali, membusungkan dada, memposisikan penglihatan tajam dan lurus ke arah si hakim.
Si hakim tampak memucat, dirinya hendak membuang muka namun mendesak.
"Oho!" deham Zhao Yang tegas.
Si hakim itu menoleh lagi dengan tundukan hormat kepadanya. Dengan berat hati, ia pun berucap, "Baiklah, akan saya bebaskan gadis itu. Maafkan karena kesalahan kami, Tuan muda!"
Hakim itu merunduk penuh ke hadapan Zhao Yang. Dimana semua orang terlihat bangga karena sudah memenangkan keadilan tanpa harus melalui berdebatan.
Beberapa dari pengawal hakim pun melepaskan ikatan tali di pergelangan tangannya. Namun, secara tidak sadar, Zhi Yang terbangun sambil menggerakkan kelopak matanya.
"Eeergh!" ringisnya terbangun.
"Hah, Nona!" panggil Shan Mi menghampirinya.
Zhi Yang terperanjak ketika dirinya terbaring di atas tandu kayu, seluruh penglihatannya masih terlihat kabur belum sepenuhnya jelas. Terlihat sosok wanita menghampiri dirinya dengan sapaan biasanya.
"Hah?" sergahnya terheran.
"Nona, kau baik-baik saja?" tanya Shan Mi khawatir.
Zhi Yang memiringkan kepala sembari memperhatikan ke sekeliling dirinya. Wajah pria tampan itu jelas terlihat di depan matanya.
"Kenapa aku di sini?" tanya Zhi Yang mengernyitkan dahi.
"Semua orang mengira kau sudah tewas," ungkap Shan Mi melebarkan senyuman.
"Oh, Nona! Syukurlah kau tidak kenapa-napa," lirih Shan Mi memeluk tubuhnya dengan spontan.
Zhi Yang mendelik matanya hingga melebar luas, dirinya sembari melirik wajah Zhao Yang menahan senyuman dari balik banyaknya pria.
Shan Mi mengendurkan kembali pelukannya, lalu mengucap beberapa kata. Namun, pikiran Zhi Yang bahkan baru saja kembali.
[Padahal, tadi aku baru saja kembali ke duniaku.]
Dirinya mengerutkan kening.
[Aku senang kembali ke sini. Rasanya, aku tidak ingin kembali ke masa depan karena umurku yang tidak akan berlangsung panjang.]
Perkataan dalam hatinya segera memudar dari alam pikiran.
Dirinya terbawa oleh tarikan si pelayan-pelayan setia. Pria tampan itu menampakkan diri sambil membungkukkan kepala. "Aku senang jika nona sudah kembali sadar," ucapnya dengan hangat.
Zhi Yang yang masih menyimpan segala identitas aslinya, kini tetap menerima dengan baik dari ucapan si pria yang sudah menolong hidupnya.
"Terima kasih," ucap Zhi Yang hangat.
Zhao Yang terangkat oleh ucapan gadis yang baru saja ia kenal. Walau sebenarnya, mereka adalah teman di masa kecil.
"Kalian boleh kembali pulang. Tuan muda ini telah mencabut dari tuntutan pria yang salah," sebut si hakim kepada Zhi Yang.
"Terima kasih, Tuan," sahut Shan Mi membungkukkan kepalanya.
"Hm, kembalilah dengan selamat!" pungkas Zhao Yang memiringkan badan sambil mengayunkan salah satu tangan. Hingga jubah tangan yang lebar itu memperlihatkan dari sebuah pita yang terikat dengan erat.
Tepat di depan mata Zhi Yang. Matanya sontak mendelik lebar sembari mengacungkan jemarinya ke depan.
"Nona, ayo kita kembali!" pungkas Shan Mi mengajak dirinya untuk kembali.
Melihat Zhao Yang pergi lebih dulu, ia bahkan ingin mengejar dirinya. Namun, Zhao Yang sudah lebih dulu meninggalkan halaman biro keamanan bersama seorang pengawalnya.
"Hah! Tidak," ucap Zhi Yang menggeleng.
"Nona, kau kenapa?" tanya Shan Mi heran.
Zhi Yang menggeleng-gelengkan kepala, berhenti dengan menatap lama dari sosok yang sudah menjauh. Dirinya bahkan tidak memperdulikan orang-orang yang ada di dekat dirinya.
"Ini tidak mungkin, dunia ini terasa sempit sekali," tutur Zhi Yang di antara mereka yang keheranan.
Zhi Yang akhirnya melangkahkan kakinya melaju mengejar pintu gerbang yang masih terbuka lebar. Diikuti oleh beberapa pelayan Zhi Yang sambil menjerit kencang.
"Nona, apa yang terjadi? Tunggu kami!!" seru Shan Mi.
"Ah, kenapa kita juga harus berlari?" keluh Fei Ong kepada rekannya.
Zhi Yang berlari ke luar dari halaman biro. Kini, penglihatannya menerobos ke seluruh jalan.
"Ke mana dia pergi? Mungkinkah, dia anak lelaki di masa kecil itu?" sebutnya.
[Kurasa benar! Itu dia!]
Kepalanya miring sambil bergumam dalam hati.
"Zhao Yang, nama yang sama denganku," sebutnya.
"Zhao Yang? Apakah benar pemuda tadi bernama Zhao Yang?" sambung Shan Mi menghentikan langkahnya.
Sontak, Zhi Yang terkinjat oleh Shan Mi yang hadir tanpa sepengetahuannya. Kepalanya tertoleh cepat sembari menatap pelayan yang mengerutkan kening penasaran.
"Hah, kau mengagetkanku saja!" gerutu Zhi Yang menegur dirinya.
"Nona, jika itu benar Zhao Yang. Maka, kau tidak boleh bertemu dengannya," pinta Shan Mi mencegah.
Zhi Yang mulai memperhatikan raut Shan Mi yang tiba-tiba serius. Wajahnya tersorot oleh Sandikala yang berkilau.
"Kenapa?" lontar Zhi Yang keheranan.
"Ayahnya yang sudah membawa kedua orang tuamu ke hukuman mati," ungkap Shan Mi menatap lurus.
Zhi Yang dikejutkan oleh perkataan si pelayannya. Dimana pria yang baru saja ia kenal dengan baik, bahkan menjadi sorotan mengerikan baginya. Raut Zhi Yang perlahan melentur ketika dirinya mendengar ucapan dari pelayannya.
"Tidak mungkin," sebut Zhi Yang menggelengkan kepala.
Zhi Yang hendak memundurkan langkah, tetapi dicegah oleh Shan Mi dengan sebuah gelengan. Shan Mi segera meraih pergelangan Zhi Yang dengan merunduk lesu.
"Lupakan teman kecilmu itu, mereka sangat berbahaya!" cegah Shan Mi memohon.
Zhi Yang memejamkan matanya perlahan, menahan air mata yang sudah lama mengering. Pita yang ia berikan tetap melekat di pergelangan tangan Zhao Yang. Apakah Zhao Yang masih mengingat teman kecilnya itu?
Zhi Yang terus memahami kisahnya di masa lalu, yang mengakibatkan kedua orang tuanya meninggal.