Kini mereka semua sudah berada di Rumah Sakit Bintang Mulia tempat dimana Arthur dirawat akibat
kecelakaan
"Sus saya istrinya mas Arthur dimana suami saya dirawat" tanya Kristina
"maaf ibu biar saya check sebentar" kata perawat itu sambil memeriksa data-data pasien dikomputer
"suami ibu sudah dipindahkan keruang rawat dikamar Mekar Wangi" kata perawat itu
"tapi sebelumnya ibu harus kebagian administrasi untuk melakukan pelunasan biaya rawat" kata perawat
itu lagi
"baik sus kami akan kesana, terima kasih" kata Kristina
kepada perawat itu
semua menuju kebagian administrasi. Sesampainya disana mereka berbagi tugas. Kristina dan Adit
memberikan surat-surat kesehatan milik Arthur dan membayar biaya rawatnya sebagai syarat kelengkapan
medis Arthur kepada bagian administrasi sedangkan Shintya dan kedua anaknya mencari ruangan Mekar Wangi tempat Arthur dirawat.
"Mekar puspita bukan, Mekar Harum bukan, Mekar Sejahtera juga bukan" kata Bella mencari-cari ruangan
ayahnya dirawat
"Bunda, kak Bella, ini Mekar Wangi bukan?" Ade belepotan ngomongnya
"Mekar Wangi, iya benar ini ruangan ayah kalian dirawat" kata Shintya
"Ayah" tanya Ade
"nanti Bunda jelaskan" kata Shintya
Akhirnya mereka sudah menemukan ruangan Arthur dirawat. Lalu mereka pelan-pelan masuk keruangan itu
dan melihat beberapa pasien yang dirawat diruangan itu sampai mereka menemukan Arthur dipaling pojok
dekat jendela sedang berbaring diranjang rumah sakit sambil menutup matanya, ada selang infus terpasang dilengan kanannya dan perban yang melingkar dikepala dan dikedua kakinya.
"mas" panggil Shintya
tapi Arthur tidak merespon
"Bunda tampaknya ayah tidur, mungkin perawat memberikannya obat tidur" kata Bella
"Ayah" tanya Ade lagi
"iya Ade ini ayah kamu" kata Shintya
"tapi Bunda rasanya Ade pernah lihat dimana yah?" Ade lupa
"Ade masih ingat orang yang berdiri disamping tante Tina waktu acara tiup lilin dan potong kue" Bella ingat
"oh iya kak, Ade baru inget inikan om yang datang telat di ulangtahunnya tante Tina" Ade kembali ingat
"hush... kalo ngomong pelanin suaranya nanti pasien disini pada keganggu tidurnya" tegur Bella
"Eeehhh maap kak" Ade cengegesan
"Bunda, kenapa ayah tinggal dirumahnya tante Tina dan kak Adit, kenapa ayah nggak tinggal dirumah kita?" tanya Ade
"itu karena ayah dan bunda..."
Shintya tak sempat meneruskan apa yang mau dia katakan ke Ade karena Kristina dan Adit sudah masuk keruangan itu
"mas Arthur, gimana kabar mas" tanya Kristina bias
"ayah maksud saya om Arthurnya lagi dalam pengaruh obat tidur" kata Bella
lagi-lagi keceplosan
"oh begitu yah" Kristina ngerti
"maaf Kristina, nak Adit, saya dan anak-anak mau pamit pulang, soalnya anak-anak besok mau sekolah"
kata Shintya
"oh maaf yah sudah merepotkan Bu Shintya dan anak-anak" Kristina sungkan
"ah tidak apa-apa lagi pulakan kita 'keluarga'" Shintya menekankan kata keluarga
"kalau begitu saya permisi dulu" pamit Shintya
"Bella, Ade, bilang apa ke tante Kristina dan Adit" Shintya menyuruh
"tante Tina, Adit. Bella pamit dulu yah" Bella permisi "dah tante Tina, dah kak Adit. Ade pulang dulu yah" Ade melambai-lambaikan tangannya
kemudian Shintya dan anak-anaknya meninggalkan rumah sakit itu dan pulang kerumah mereka.
Keesokan harinya Adit izin tidak masuk sekolah karena harus menjaga ayahnya yang dirawat dirumah sakit dia
menghubungi Bella dan Soni agar mereka meminta izin ke walikelasnya dan guru piket.
Bella pun pergi keruang tatausaha dan bertemu dengan gurupiket sedangkan Soni pergi keruang guru dan
bertemu dengan walikelasnya Adit. Mereka mengatakan bahwa Adit tidak bisa hadir karena sedang
merawat ayahnya yang mengalami kecelakaan dan saat ini ayahnya dirawat di Rumah Sakit Bintang Mulia