Shintya dan anak-anaknya
akhirnya mengizinkan Arthur untuk tinggal dirumahnya Shintya
Setelah sekian lama berpisah akhirnya mereka bisa berkumpul kembali. Walaupun harus dalam kondisi seperti ini.
"selamat pagi semua" kata Arthur senang
"pagi ayah" jawab Bella dan Ade bersamaan
"selamat pagi juga mas" balas Shintya
"ayah ayo duduk kemari kita sarapan bareng" kata Ade
Arthur tersenyum sambil mengacak rambut Ade
"Ayah jangan dibrantakin rambut Ade, Ade susah ngerapihinnya" Ade kesal
"Ade keren kok kalau rambutnya acak-acakan kayak gitu" goda Arthur
"beneran ayah" tanya Ade
"Ade, ayahmu hanya bercanda, mari Bunda rapiin rambut Ade" kata Shintya mengambil sisir dan cermin dan
merapikan rambut Ade yang berantakan
"Bella bagaimana sekolahmu?" tanya Arthur
"baik-baik saja" kata Bella
Bella mengambil gelas yang berisi air dan meminumnya
"apa kamu sudah punya pacar?" tanya Arthur
"uhuk, uhuk" Bella tersedak oleh minumannya sendiri
"apa kamu tidak apa-apa?" tanya Arthur cemas
Bella mengambil tissue dan membersihkan muka/wajahnya
"aku tidak apa-apa ayah" kata Bella
"hari ini ayah antar kalian kesekolah, kalian maukan" tawar Arthur
"tidak, terimakasih aku dan Ade biasa naik bis kesekolah" Bella menolak
"yah kak, kapan lagi ayah mau nganterin Ade kesekolah" Ade kesal sama kakaknya
"Ade jangan gerak-gerak, Bunda susah ngatur rambut Ade kalo Ade kayak gini" Shintya ketus
Setelah sarapan Arthur mengantar Bella dan Ade kesekolah. Bella akhirnya mau diantar sama ayahnya
setelah dia dibujuk oleh ayah dan adiknya sedangkan Shintya agak siang baru berangkat kerja. Sesampainya disekolah Bella berpapasan dengan Adit.
"Hai Adit apa kabar" sapa Bella
Adit cuek tidak menjawab sapaan Bella. Tidak biasanya Adit seperti ini.
"mungkin Adit lagi bad mood kali" pikir Bella
Begitu juga saat dikantin ketika Bella duduk disebelah Adit. Adit langsung berdiri dan membayar makanannya ke Bu Kartini pemilik kantin dan pergi meninggalkan Bella dan Soni
"Soni ada apa dengan Adit" tanya Bella
"entahlah mungkin lagi dapet kali" kata Soni asal
"memangnya Adit cewek" kata Bella menjitak kepala Soni
"aw! sakit tau kalo gue lupa ingatan loe mau tanggungjawab?" Soni marah
mendengar apa yang dikatakan Soni, Bella jadi teringat dengan ayahnya yang lupa ingatan.
"Apa Adit bad mood karena ayahtirinya?" Bella bertanya dalam hati
"apa perlu gue jitak kepala ayah gue supaya ingatannya kembali"? kata Bella dalam hati
"woi, Bella loe lagi mikirin apa, ntar kesambet loe" kata Soni
"eh loe ngagetin gue aja, gue cabut dulu mo ke kelas" Bella pamit
"yoi" kata Soni
Baru beberapa langkah Bella menuju kekelasnya Soni memanggil Bella
"woy! Bella loe blom bayar nih baso loe" teriak Soni sambil nunjuk mangkok basonya Bella
"loe kan traktir gue" kata Bella tersenyum manis "sialan loe Bella" Soni menggumpat
Bella meninggalkan Soni yang lagi menggerutu, Bella lalu menuju kekelasnya
Bella sudah dikelasnya sambil melamun
"woi, melamun aja" Lucy mengagetkan Bella
"sialan loe bikin kaget aja, untung gue nggak jantungan" Bella kesal
"hi hi hi" Lucy hanya cekikan kaya mak lampir
"loe lagi mikirin apa sih" tanya Lucy
"gue lagi mikirin Adit dan ayah gue" Bella galau
"hah emangnya ada apa dengan Adit, t'rus bokap loe kan udah tinggal ama Adit" cerocos Lucy
"Adit nyuekin gue karna ayah gue sementara tinggal dengan Bunda gue" kata Bella curhat
"ha loe kok bisa, kan bokap loe udah cerai dengan nyokap loe" kata Lucy
"bisalah ayah gue kan lupa ingatan gara-gara kecelakaan" Bella sebel
"gue speeclesh nggak tau mau ngomong apa" Lucy bingung
"thanks yah udah mau denger curhatan gue" Bella makasih
"yah elah biasa aja kali gue kan teman loh, gini-gini kan gue udah pernah nolongin loe dapatin alamatnya si Adit" Lucy narsis
Adit yang lewat dikelasnya Bella tak sengaja mendengar hal itu. Adit pun menghampiri Bella dan Lucy
"Eh Adit apa kabar" Lucy sok akrab
"Bella apa bener loe nyuruh Lucy dapetin alamat rumah gue" Adit marah melihat Bella
"....." Bella hanya diam menundukkan kepalanya
"nggak nyangka loe bisa berbuat kayak gini sama gue" Adit kecewa
Lalu Adit pergi meninggalkan Bella dengan perasaan yang campur aduk
"Loe yang sabar yah" Lucy prihatin
Selama jam pelajaran berlangsung baik Bella maupun Adit tidak bisa konsentrasi mengikuti pelajaran yang diberikan guru
mereka. Padahal sebentar lagi mereka akan menghadapi ujian akhir sekolah yang menentukan apakah
mereka bisa melanjutkan keperguruan tinggi atau menggulang setahun lagi dikelas yang sama.