Kristina berteriak histeris dan jatuh pingsan ketika mendapat telepon dari Rumah Sakit Setia Budi yang mengatakan bahwa Arthur suaminya meninggal karena kecelakaan, sementara Adit baru pulang kerumah setelah dia asyik main di Time Zone bersama Soni.
"ibu, bangun bu" Adit berusaha membangunkan ibunya tapi ibunya tidak bangun juga. Adit membawa ibunya yang pingsan ke kamar ibunya dan membaringkannya diranjang. Adit lalu mengambil balsem dan digosokkannya ke kepala, leher dan hidung ibunya, tak lama kemudian ibunya sadar dari pingsannya
"ibu ada apa bu, kenapa ibu bisa pingsan" Adit khawatir
"ayahmu, ayahmu Adit ayahmu meninggal" Kristina berduka
"apa yang ibu, katakan, ayah meninggal" Adit tidak percaya
"iya nak, ayahmu meninggal karena kecelakaan" Kristina terisak
Adit shock, kaget, terkejut, Adit merasa seperti mengalami dejavu, untuk kedua kalinya Adit kehilangan ayahnya. Badan Adit terasa lemas dia lalu berlutut dilantai dengan kedua lengan yang memegang tepi ranjang
sementara dirumahnya Shintya, Shintya merasa cemas karena Arthur dan Ade sampai sore ini belum pulang.
"Bella jam segini kok mas Arthur dan Ade belum pulang juga" Shintya cemas
"mungkin mereka masih jalan-jalan, tau sendiri kan Ade gimana pasti Ade ajak ayahnya pergi toko mainan untuk beli robot-robotan" kata Bella
Tak lama kemudian telepon berbunyi
"ah mungkin itu mas Arthur, coba kamu angkat teleponnya" Shintya menyuruh Bella
dengan malasnya Bella menuju ke ruang keluarga dan mengangkat telponnya
"yah halo" sapa Bella di telpon
"Bella, ini Adit" sapa Adit ditelpon
"yah ada apa Adit" tanya Bella
"ayah Bella, ayah kita..." suara Adit terputus
"ayah kita kenapa" Bella penasaran
"ayah kita meninggal" Adit menangis ditelpon
"nggak, nggak kamu pasti bercandakan" Bella sangsi
"nggak mungkin ayah meninggalkan" Bella tak percaya
"kalau loe nggak percaya loe bisa datang ke rumah sakit Setia Budi, gue dan ibu gue sedang menuju kesana" kata Adit
Bella yang mendengar kabar dari Adit kalau ayahnya meninggal langsung jatuh lemas di sofa sambil menangis histeris. Shintya yang ada didapur ketika mendengar Bella menjerit langsung menghampiri anaknya
"Ada apa nak kenapa kamu menjerit seperti ini?" Shintya cemas dan khawatir
"ayah Bunda, ayah..." Bella gantung
"yah ada apa dengan ayah kamu" tanya Shintya
"ayah meninggal bunda" kata Bella
"Bella kamu tidak sedang mengerjai Bundakan" Shintya tak percaya
"nggak Bunda, Bella tidak bercanda tadi Adit telpon, mereka sekarang menuju ke rumah Sakit Setia Budi" kata Bella sesunggukan
"kalo mas Arthur meninggal berarti Ade..." Shintya terdiam
"Bunda Ade kan ikut sama ayah tadi pakai mobilnya Bunda" kata Bella
Shintya dan Bella baru sadar kalau tadi Arthur mengantar Ade pergi kesekolah pakai mobilnya Shintya. Lalu mereka berdua langsung memesan mobil menggunakan aplikasi GoBan sambil menyiapkan barang-barang yang ingin mereka bawa
Akhirnya sampai juga Adit dan ibunya kerumah sakit Setia Budi. Kini mereka sudah berada didalam rumah sakit
"permisi sus" kata Adit
"yah ada yang bisa saya bantu" tanya perawat itu
"apa benar ada korban kecelakaan yang tadi dibawa kemari, namanya Arthur" kata Adit
"yah benar belum lama ada pasien yang dibawa kemari" Perawat itu membenarkan
"maaf apa mas keluarganya" tanya perawat itu lagi
"iya saya Aditya anaknya dan ini ibu saya Kristina isterinya" kata Adit memperkenalkan
"apa mas bisa menunjukkan kartu identitas mas" kata perawat itu
"oh iya" lalu Adit mengambil kartu identitas miliknya dari dompet dan memberikannya ke perawat itu
"baik tunggu sebentar" kata perawat pamit
tidak lama kemudian perawat itu datang bersama seorang petugas
"Apa anda keluarganya bapak Arthur" kata petugas itu
"yah saya anaknya dan ini ibu saya" Adit memperkenalkan diri lagi
"Kalau begitu mas dan ibu bisa ikut saya" penjaga itu mengajak mereka
"mas ini kartu identitas mas" perawat itu memberikan kartu identitas itu kepada Adit
"terima kasih" kata Adit
Lalu Adit dan ibunya mengikuti petugas itu sampai kesebuah ruangan sesampainya diruangan itu sudah ada dokter yang menunggu mereka
"tok, tok" petugas itu mengetuk pintu yang ada diruangan itu
"yah masuk" suara dari.dala
"tunggu sebentar" perintah petugas itu kepada Adit dan ibunya
petugas itu masuk kedalam ruangan itu dan menutup pintunya. Sementara Adit dan ibunya menunggu diluar. Tak lama kemudian pintu itu terbuka dan petugas tersebut keluar dari ruangan itu
"silahkan masuk" kata petugas itu
lalu Adit dan ibunya masuk keruangan itu, setelah berada didalam petugas itu menutup pintu dari luar. Adit dan ibunya menengok sebentar lalu kembali melihat orang yang ada didepan mereka
"silahkan duduk" kata dokter itu
Adit dan ibunya duduk dikursi yang sudah disediakan
"keluarganya bapak Arthur" kata dokter itu
"iya saya Adit anaknya dan ini ibu saya Kristina istrinya" lagi-lagi Adit memperkenalkan diri
"maaf saya dokter Lukas yang waktu itu mengobati bapak Arthur" dokter itu mengingatkan
"dokter Lukas, dokter di Rumah Sakit Bintang Mulia itukan" Kristina ingat
"iya benar" dokter Lukas membenarkan
"dok apa betul suami saya meninggal karena kecelakaan" tanya Kristina
"iya betul beliau meninggal ditempat kejadian sambil memeluk dan merangkul seorang anak kecil" kata dokter Lukas
"anak kecil" kata Kristina dan Adit bersamaan
mereka berdua saling berpandangan
"Ade" bisik Adit
"dok apa anak itu namanya Ade" tanya Adit
"maaf saya tidak tahu namanya karena anak itu tidak ada kartu identitasnya" dokter Lukas tak tau
"apa saya bisa melihat anak itu dok" Adit minta izin"maaf, kami belum bisa mengijinkan orang lain untuk menjenguknya" dokter Lukas melarang
"kalau begitu apa kami bisa melihat jenasah mas Arthur" kali ini Kristina minta izin
"iya kalian bisa melihatnya dia ada ruang jenazah sekalian saya ingin meminta izin dari kalian sebagai keluarganya untuk mengotopsi bapak Arthur" dokter Lukas meminta izin
Adit dan ibunya saling berpandangan meminta jawaban
"ibu apa lebih baik ayah diotopsi saja?" tanya Adit
"nak lebih baik ayahmu tidak usah diotopsi, ibu tidak tahan melihat ayahmu disiksa lagi meskipun sudah meninggal" Kristina tidak tega
"maaf dokter kami tidak mengizinkan mas Arthur untuk diotopsi" Kristina yakin
"mmm... baiklah kalau itu yang sudah menjadi keputusan keluarga saya menghargainya" kata dokter Lukas
"ini formulir yang kalian bisa isi nanti dan setelah diisi harap dikembalikan kepada saya" dokter Lukas memberi formulir itu kepada Adit
"kalau begitu mas Adit dan ibu Kristina bisa ikut dengan saya kekamar jenazah sekarang" mari dokter Lukas
Adit dan ibunya mengikuti dokter itu sampai ke kamar jenazah sesampainya mereka disana, mereka melihat sebuah ranjang yang tertutup kain putih, dokter itu lalu membuka penutup kain itu. Adit dan ibunya melihat apa yang ada dibalik kain itu
mereka terkejut, kaget
"mas Arthur" Kristina menangis tersedu-sedu
"ayah" Adit hanya diam
"mas bangun, mas bangun ini istrimu mas" Kristina berusaha membangunkan Arthur tapi tidak berhasil
"ibu, jangan ganggu, ayah lagi tidur" kata Adit
sementara itu Shintya dan Bella baru tiba dirumah sakit Setia Budi menggunakan mobil yang mereka pesan lewat aplikasi GoBan.
"ini pak uangnya" Shintya memberi uang kepada sopir itu"
"terima kasih ibu" kata sopir itu
"Bella ayo kita turun jangan lupa barang-barangnya" perintah Shintya
"Baik Bunda" kata Bella sambil mengambil barang-barang yang mereka bawa
Setelah mereka turun dari mobil mereka segera bergegas masuk kedalam rumah sakit itu
"permisi sus apa ada pasien yang bernama Adelin" tanya Shintya
"maaf apa ibu keluarganya" tanya perawat itu
"iyah saya Shintya ibunya Ade" kata Shintya
"dan saya Bella Kakaknya Ade" kata Bella
"maaf tunggu sebentar" perawat itu melihat data pasien yang ada dilayar komputer
"iya benar disini ada pasien yang bernama Adelin dia sekarang dirawat diruangan ICU" kata perawat itu
"apa kami bisa menemuinya sekarang?" tanya Shintya
"maaf untuk sementara pengunjung belum dizinkan untuk membesuk pasien karena pasien masih dalam penanganan medis" kata perawat itu
"kira-kira kapan kami bisa membesuknya" tanya Shintya
"maaf kami belum bisa memastikan" kata perawat
"baik sus terima kasih" kata Shintya
"terima kasih sus" kata Bella
Saat ini Shintya dan Bella sedang duduk diruang tunggu mereka tampak kelelahan
"Bunda apa bunda mau minum" tawar Bella
"tidak terima kasih, Bunda belum haus" tolak Shintya
"Bunda bagaimana kalau kita pergi melihat jenazahnya ayah aku akan menanyai perawatnya dimana kamar jenazahnya" kata Bella
"Bella lebih baik jangan, mungkin Kristina dan Adit sedang melihat jenazahnya mas Arthur, Bunda tidak mau mengganggu mereka" Shintya tidak enakan
Akhirnya semalaman Bella dan Shintya berada dirumah sakit mereka memutuskan untuk menginap disana sambil menunggu kepastian tentang kondisinya Ade. Sementara Adit dan Kristina setelah mengembalikan formulir yang sudah mereka isi kepada dokter Lukas, mereka pergi ke bagian administrasi untuk membayar biaya admin dan melengkapi berkas-berkas milik Arthur agar jenazah Arthur bisa dibawa pulang kerumah