Saat ini Adit maupun Bella sedang fokus menghadapi ujian akhir sekolah. Untuk sementara Bella dan Adit melupakan masalah diantara mereka.
"Bella gimana kalo sebentar sore gue belajar kerumah loe" kata Lucy
"ok" kata Bella
"kalo gitu gue ajak Soni dan Adit belajar bareng dirumah loe" niat Lucy
"nggak boleh, yang ada loe fokusnya sama si Soni bukan sama pelajaran" Bella nolak
"yah elah gitu amat sih" canda Lucy
"bodoh" Bella tak peduli
Bella sebenarnya mau-mau saja mengajak Lucy belajar bareng dirumahnya tapi kalau Soni dan Adit ikut belajar dirumahnya Bella bukannya mereka belajar untuk ujian akhir sekolah malah mereka bakalan main game sama Ade dirumah, ditambah Lucy akan genit-genitan sama Soni, apalagi Bella masih
punya masalah sama Adit
Hari demi hari berlalu, ujian demi ujian pun berlalu kini saatnya pengumuman ujian akhir sekolah akan
diumumkan.
Bella merasa senang karena ujian akhir sekolah telah berakhir sekaligus takut kalau nilai ujiannya jelek dan dia tidak lulus ujian
Sementara Adit biasa-biasa saja dia yakin dia akan lulus SMA dan mendapat nilai yang bagus, dia sudah tidak
sabar untuk menjadi pemain futsal tingkat nasional
Penerimaan raport harus diterima oleh orangtua/walisiswa/i sedangkan pengumuman hasil akhir ujian
sekolah telah ditempel dimading sekolah dan tabloit sekolah
Adit didampingi ibunya saat penerimaan raport dan hasilnya Adit lulus dengan nilai tinggi dan mendapat rangking 1 dikelas XII IPS sedangkan Bella yang didampingi ayahnya harus puas mendapat rangking 10
dikelas XII IPA
Disekolah Arthur bertemu dengan Kristina. Tampaknya ingatan Arthur belum sepenuhnya pulih meskipun dia sudah beberapa kali menjalani terapi. Dia masih melupakan istrinya Kristina dan juga Adit anaktirinya
"Hai mas Arthur apa kabar" sapa Kristina
"Baik" singkat Arthur
"bagaimana kabar Shintya" tanya Kristina
"istriku baik-baik saja" kata Arthur
"bagaimana kabar suamimu Alan" tanya Arthur balik
"mas Alan sudah meninggal, apa kamu lupa mas Arthur?" tanya Kristina
"Aku tidak percaya, kamu masih saja bohong" Arthur sangsi
"kenapa aku harus bohong sama kamu, mas, apa untungnya buatku" Kristina emosian
"kalau kamu tidak percaya coba kamu tanya saja sama Shintya mantan istri kamu itu" Kristina tambah emosi
Sebelum Arthur membalas perkataan Kristina. Adit yang baru dari toilet datang menghampiri ibunya
"ibu sudah malu didengar sama banyak orang, ayo ibu kita pulang saja" Adit membujuk ibunya
Kristina dan Adit berjalan melewati Arthur yang tampak bingung tidak mengerti dan Bella yang dari balik pohon melihat kejadian itu perasaannya jadi tidak menentu
"apa yang harus aku lakukan" kata Bella pada dirinya sendiri
Bella akhirnya menghampiri ayahnya
"ayah kenapa bingung saja, ayo kita pulang" bujuk Bella
ayahnya hanya mengangguk saja. Didalam mobil Arthur hanya diam sambil menyetir mobilnya dan Bella tidak tau harus bicara apa sama
ayahnya.
Malam pun tiba, Shintya sudah pulang ke rumahnya, dia masuk kedalam rumah dan mendapati Arthur duduk disofa sambil menonton TV sendiri. Shintya menghampiri Arthur dan duduk disampingnya
"mas kamu sendiri saja, apa anak-anak sudah tidur" tanya Shintya
"hmmm iya mereka sudah tidur" kata Arthur
"tadi bagaimana disekolahnya Bella" tanya Shintya
"ya sekolahnya baik" jawab Arthur nggak nyambung
"apa nilai Bella memuaskan" tanya Shintya lagi
"ya nilai Bella memuaskan dia dapat rangking 10 dikelasnya" balas Arthur
"syukurlah, akhirnya Bella lulus SMA juga, berarti tak lama lagi dia akan masuk perguruan tinggi" Shintya tidak sabar
Arthur tidak merespon
"mas kok diam aja, apa ada yang mas pikirkan?" tanya Shintya
"sayang ada yang saya mau tanyakan apa Alan suami Kristina sudah meninggal?"
"iya mas" singkat Shintya
tiba-tiba bunyi petir menguncang, kaca jendela bergetar, lampu pun padam
Arthur merasa heran dengan Shintya sejak Arthur kembali kerumahnya yang dulu. Arthur dan Shintya tidur
terpisah, Arthur tidur dikamar tamu sedangkan Shintya tidur dikamarnya sendiri bahkan ketika Arthur
meminta Shintya berhubungan intim dengannya, Shintya selalu menolaknya dengan berbagai alasan. Saat Arthur
ingin memeluk dan mencium Shintya, Shintya kadang-kadang menghindarinya, Arthur merasa mereka bukan lagi
pasangan suami istri tapi dia menepis perasaan itu, dia berpikir mungkin istrinya kecapean karena sibuk
bekerja. Apalagi Shintya mempunyai tiga pekerjaan. Arthur sempat meminta Shintya untuk berhenti bekerja dan
memintanya menjadi ibu rumah tangga saja lagi pula Arthur sudah memiliki pekerjaan yang mapan dan dia
masih bisa menafkahi Shintya dan anak-anaknya bahkan bisa membiayai biaya sekolah anak-anaknya
sampai mendapat gelar sarjana tapi Shintya menolak permintaan Arthur dengan berbagai alasan.