---------(10 April 2016)--------
Natsuki El, aku sekarang hanyalah anak remaja yang baru saja beranjak ke umur delapan belas malam tadi. Malam yang seharusnya penuh dengan tawa dan canda, aku sama sekali tidak mendapatkannya. Namun aku tidak memiliki kata menyesal di dalam hati, itu karena Alexandra Luna, perempuan rambut merah sebahu yang berada di sisi kananku. Duduk di atas kursi, dan meletakan kepalanya di meja. Mengenakan jas almamater berwarna cokelat. Ia memejamkan matanya kelelahan. Hanya berjarak satu meter saja dariku, mata ini sesekali terus mengawasi teman sekelas ku itu.
Matahari mulai memanjat tangga waktu, jam di dinding kelas ini menunjuk ke pukul tujuh. Kata, candaan, tawa, dan gaduh mulai membumbui suasana kelas. Aku duduk di baris paling belakang, pojok kiri dekat jendela. Entah kenapa aku menyukai pemandangan luar sekolah. Lapangan hijau luas nan bersih, beberapa siswa yang masih berlarian di pinggirnya mengenakan jaket olahraga biru.
Selamat pagi!
Ada PR nda hari ini?
Hoo..., kamu suka sama si anak menteri itu?
Huaaa..., enak tuh jadi Aidan pacaran ama anak menteri!!
Begitulah gosip yang beterbangan dan berhamburan di dalam ruang kelas yang ramai ini. Hanya ada satu atau dua bangku saja yang masih belum memiliki tuan. Aku hanya bisa terdiam memandang keluar jendela, menghindari percakapan percakapan yang tidak penting. Aku hanya ingin mengamati keadaan kelas ini, dan bagaimana kelanjutan cerita dari kehidupan Natsuki El. Jujur saja keramaian kelas ini membuat kepalaku ingin meledak. Namun aku berusaha untuk tidak mempedulikannya. Terus memandang ke arah langit biru.
Satu, dua, tiga detik kelas ini terdiam. Suara yang tadi menusuk telingaku absen. Saat ku menaruh perhatianku kembali ke kelas, ternyata Elaine datang bersama seorang laki laki. Berambut pirang, wajah tampan, dan ku tebak, pasti dia adalah anak orang kaya. Aku bukan sok tahu, tapi desas desus siswa lain yang memberi tahuku akan hal tak penting ini. Namanya adalah Nicholas Aidan, nama yang sedari tadi disebut sebut oleh banyak orang di sekolah ini. Karena media berita menyebut bahwa mereka sedang memiliki hubungan dekat.
Anehnya, tak ada sekali pun namaku disebut, padahal aku yang menyelamatkan Elaine beberapa waktu lalu, saat kejadian ledakan di jalan. Ya, aku tidak iri, namun perasaan manusia ini bisa tersembunyi jauh di dalam hati. Aidan melihatku dengan wajah ramahnya itu, menghampiriku, lalu menyapaku.
"Yow! El apa kabar?" Sapa Aidan duduk di bangku tepat di depan meja ku.
"Hemm," aku memalingkan wajahku ke kiri.
"Heee..., habis amnesia masi cuek aja..., emang ga berubah ni anak!" Katanya sembari meletakan ranselnya di bawah meja.
"Pagi..., Natsuki...," Sapa Elaine sejenak sebelum meletakan tasnya ke bawah.
Ia duduk di barisan Lulu, tepat di depannya. Perasaanku sedikit terganggu dengan adanya laki laki di depanku ini, entah mengapa. Aku berusaha memusnahkan perasaan yang tak bisa dijelaskan kata di dalam hatiku ini.
"El..., tadi malem kamu tidur di rumah Lulu?" Bisik Aidan seolah tak mau mengambil perhatian Elaine.
"Emang kenapa?" Lanjut ku bertanya.
"Ga apa apa! Selamat!" Ucapan Aidan yang semakin mengungkit perasaan aneh di hatiku ini.
"Ela? Pulang nanti mau pergi ke cafe?" Ajak Aidan mengalihkan perhatiannya seketika.
Aku berusaha mengalihkan pandanganku dari percakapan mereka berdua. Dan di sinilah pandangan ini berakhir. Terdiam mengagumi paras cantik dari Lulu. Ia masih tertidur pulas, mungkin saja ia kelelahan karena kejadian tadi malam. Pagi ini pun dia sengaja bangun lebih awal untuk memasak sarapan. Entah mengapa aku tidak bisa melepaskan pandangan ini dari wajahnya.
"Hmm?" Lulu membuka matanya tipis.
Kedua manik matanya itu mengarah tepat kepadaku. Lambat laun kesadarannya kembali, Lulu membentuk bulan sabit di bibirnya. Tersenyum tipis entah karena apa. Aku yang tersadar akan kelakuan aneh ku ini segera memalingkan kepalaku ke kiri. Pikiranku ini kenapa, aku tak bisa lepas dari namanya sedari kemarin.
_____________________________________
Sedikit pengumuman dari Penulis, mungkin minggu depan, novel ini akan berlanjut di Mangatoon, mohon maaf atas ketidaknyamanannya, bagi yang tetap ingin membaca kelanjutan cerita ini, saya sarankan untuk mencarinya di Mangatoon/ noveltoon dengan judul "Takdir dan Kebahagiaan [Unmei to Shiawase Rewrite]" atau bisa saja langsung tulis Takdir dan Kebahagiaan, Mohon maaf, sekian dan terima kasih sudah membaca karya saya