Chereads / Takdir dan Kebahagiaan / Chapter 46 - Musim Semi Pertama 16

Chapter 46 - Musim Semi Pertama 16

"Huh? Elaine?"

Aku terperanjat karena wajah Elaine yang begitu dekat. Jarak diantara kami hanya sekitar sepuluh sentimeter saja. Kami berdua terpaku satu sama lain. Namun aku langsung sadar dan bertanya.

"Dimana Lulu?"

Tanpa membuka bibirnya sama sekali, Elaine menunjuk ke arah bangku pojok dekat jendela yang aku tempati pagi tadi. Kedua mataku mengarah ke sana, dan ku lihatlah Lulu yang masih duduk dan memperhatikan langit biru. Kaki kiriku otomatis tergerak, namun tangan kananku tertahan okeh genggaman Elaine.

"Natsuki..., jangan bawa dia ke masalah ini...," Ujar Elaine dengan raut muka penuh kesedihan. Hatinya seperti ditusuk pisau, dan kedua matanya membendung sedikit air mata di sana.

"Hmm?" Aku memiringkan kepalaku sedikit, tak mengerti apa yang dikatakan oleh Penyihir Bulan itu.

"Oh..., gapapa, aku pergi dulu...," Elaine melepas kehangatannya dari tanganku, lalu meninggalkan kelas ini, ditelan oleh jarak dan takdir.

Ada sedikit perasaan tak enak di hatiku, entah apa itu. Aku mencoba tidak menghiraukan hal itu, menghampiri Lulu yang sedari tadi terdiam.

"Lulu?" Aku berhenti tepat di samping kanan bangku sekolah ku itu.

"Hmm?" Ia menoleh dan menaikan dagu untuk bisa menatap mataku.

"Kamu kemana aja?" Perhatianku tak bisa lepas dari sepasang mata yang penuh dengan gelap dan luka.

"Oh..., rahasia dong!" Sahutnya melempar senyuman palsu.

"Ya udah..., lain kali jangan gini lagi...," Aku mengelus kepalanya lembut.

"Heee... emangnya aku bocil!" Sergah Lulu menepis tanganku dari atas kepalanya.

"Ekhem...," Suara Laki laki yang datang dari pintu masuk kelas mengambil alih percakapan kami yang tenang dan damai ini.

"Ho..., apa kabar kamu Akito!" Lulu melambaikan tangannya saat sadar bahwa suara itu berasal dari mulut Akito.

"Malah pacaran, ayo ke kantor..., dah dipanggil Ketua." Ujar Akito langsung pergi dari hadapan kami begitu saja.

"He? Ketua siapa?" Aku menoleh ke depan dan ke belakang seperti orang linglung.

"Udah ayok, nanti juga tau!" Lulu menepuk kedua pundakku, Lalu membimbing langkahku kembali keluar dari kelas yang sudah aku datangi berkali kali hari ini.

"Heee...,"

Kami kembali berjalan berdampingan, hatiku merasa lega karena Lulu baik baik saja. Namun sesuatu masih mengganggu pikiranku. Kemana Lulu pergi dengan waktu yang lama, lalu kembali ke kelas bersama Elaine. Sementara ini aku tidak ingin berfikir terlalu berat. Yang terpenting adalah semua orang baik baik saja.

"Natsu, kamu cariin aku tadi?" Pertanyaan Lulu seiring kami menuruni beberapa anak tangga untuk turun ke lantai dasar.

"Hmm..., menurutmu?" Aku sedikit malu mengakuinya, tapi aku ingin mengakuinya. Perasan di hati manusia ini memang sulit dijelaskan dengan kata dan tulisan.

"Ehehe..., panik yaaa?" Lulu menggodaku dengan senyuman ejekannya itu.

"Hooo..., awas kamu gitu lagi!" Ancaman dengan nada datar ku lontarkan saat kami berjalan di lorong yang sepi menuju pintu keluar.

"Emangnya mau apain aku hemm?" Lulu terus saja menantang dengan tingkahnya yang menyebalkan itu.

"Hufff...," Aku menghela napas untuk memperkuat dinding kesabaran di hati ini.

Jarak kami semakin dekat dengan dunia luar. Mulai terlihat seorang perempuan berdiri di pintu keluar sembari bermain ponsel di tangannya. Rambut hitam panjang yang tertiup angin. Pandangan mata lelahnya itu tertuju pada layar datar, jempolnya menggesek ke atas dan kebawah. Lalu mengetikan suatu kata di keyboard ponsel itu.

"Elainee!!!" Sapa Lulu dengan wajah gembiranya.

"Hemm?" Elaine langsung memasukan ponselnya ke dalam saku menanggapi Lulu.