Chereads / Takdir dan Kebahagiaan / Chapter 24 - Awal Takdir 4

Chapter 24 - Awal Takdir 4

Dua tenda, empat orang, dan satu api unggun sebagai pusat orbitnya. Layaknya matahari yang menerangi tata surya. Dua pasang kakak adik ini bercerita dan bercanda ria di malam yang penuh bintang ini. Elaine berusaha membantuku mengingat masa lalu, dengan cara meminta kedua adik kami untuk bercerita. Sehingga aku yang terdiam ini perlahan mengerti latar belakang dari Natsuki El.

Natsuki, dan Akito, adalah saudara yang cukup bermasalah. Itu dikarenakan mereka bukanlah saudara sedarah. Akito menjelaskan dari awal, jika Ibu Natsuki, atau diriku. Mengadopsinya dari salah satu panti asuhan di kota Natsu. Itu dilakukan karena Ibu Natsu merasa bersalah karena terlalu sibuk mengurus bisnisnya di luar negeri. Tentu setelah ayahku meninggal, Perusahaan teknologi milik ayah jatuh ke tangan Ibuku. Mulai dari umur 15 Aku harus hidup sendiri di rumah. Ibu hanya pulang setahun sekali, walau aku tidak merasa keberatan. Tapi Ibu tetap ingin menebus kesalahannya dengan mengadopsi Akito sebagai adik angkatku.

Karena itulah Akito merasa bahwa dia hanyalah sebuah mainan. Seakan dibeli dari toko mainan dan dijadikan mainanku. Ya, untung saja seiring berjalannya waktu, hubungan kami berjalan dengan baik. Begitulah kisah singkat dari Fuyuki Akito dan Natsuki El.

Sementara Nekochi dan Elaine mempunyai masalah tersendiri. Nekochi sedikit kesal karena orang tuanya memberi nama dengan arti kucing. Oleh sebab itu dia sering diejek oleh teman sekelasnya. Berhubung Nekochi satu sekolah dengan Akito, mereka menjadi sangat dekat. Itu dikarenakan Akito adalah satu satunya orang yang tidak mempermasalahkan nama Nekochi. Dari sanalah orang tua Nekochi dan Elaine mengenal aku dan Akito. Disitu juga pertemuan antara aku dan Elaine terjadi. Kata Elaine, walau kami satu sekolah, bahkan satu kelas. Aku sama sekali tak pernah berbicara dengannya. Berkat Akito dan Nekochi, aku dan Elaine mulai berteman baik hingga sekarang.

"Oh iya Kak Natsu! kapan mau nembak Kak Ela?" Tanya Nekochi lantang, membuat wajah Elaine memerah.

"Huh? nembak?" Aku memperagakan gerakan menembak pistol ke arah Elaine.

"Heeee!! Maksudnya bukan nembak itu!!" Jelas Elaine mematahkan teori di pikiranku.

"Terus apa dong?" Lanjutku bertanya.

"Heh... maksudnya tuh pacaran...," Timpal Akito sembari memakan ikan bakar di piring plastiknya itu.

"Pacaran?" Aku masih belum paham akan arti hubungan di dunia manusia ini.

"Uda uda! Aku mau cuci piring dulu!" Elaine bangkit berdiri lalu melangkah kearah sungai.

Suasana pun diselimuti sunyi. Suara jangkrik yang bernyanyi dan deru sungai saja yang tersisa.

"Kakak yakin biarin dia sendiri?" Kata Akito tetap memandang lurus ke arah api.

"Oh... oke oke...," aku berusaha untuk peka terhadap keadaan.

Ku bangkitkan tubuh tinggiku ini, membersihkan beberapa debu yang menempel di celana hitamku ini. Lalu mengikuti jejak Elaine menuju suara deru sungai di balik beberapa pohon besar itu. Hanya dua langkah, Akito menghentikanku dengan kata-katanya.

"Yakin nda mau bawa senjataku?" Akito mengulurkan sebuah pistol besar padaku.

"Huh?" Aku memandanginya sejenak

"Udah pake aja!" Kalimat perintah Akito itu membuat tangan kananku menerima tawarannya.

Aku berusaha terlihat tak mencurigakan, aku hanya diam dan berbalik badan. Jika aku banyak tanya, mereka pasti curiga. Walau aku tak tahu fungsi dari senjata ini untuk apa. Dimensi ini nampaknya aman dan tentram. Kedua kakiku kembali bergerak bergantian ke depan. Aku baru sadar di ikat pinggangku terdapat tempat khusus pistol di bagian kanan. dan di saku celana kiri ku terdapat benda seperti dompet. Ku masukan pistol milik Akito ini ke tempatnya lalu merogoh saku celanaku. Saat kulihat, ternyata benda itu adalah tanda pengenal.

'Anggota SDI -Secret Defense International-'

Name: Natsuki El

Age: 18

Status: In service

Bagitulah isi dari tanda pengenal itu disertai foto diriku dan logo diatasnya. Mungkin dimensi ini tidak sedamai yang aku kira. Ada sesuatu yang memaksa mereka membentuk organisasi seperti ini. Mungkin seiring berjalannya waktu aku akan tahu.