"Tanya apa Natsu?" Haruka mulai mengeluarkan nada penasarannya.
"Kemarin kamu chat itu maksudnya apa ya?" Aku masih bingung dengan apa yang ku baca beberapa menit lalu.
"Chat? yang mana?" Seketika percakapan kami dipenuhi dengan pertanyaan dan kebingungan.
"Itu, pagi kemarin kamu undang aku ke ultah mu kan...,"
"Tunggu dulu, kemarin kan kita sekolah... aku dah ingetin kamu... kalau ultah ku besok," Jelas Haruka mematahkan teoriku.
"Lah iya juga, terus yang nge chat aku siapa ya?" Aku menjauhkan ponsel dari telingaku dan mengaktifkan speaker, supaya suara Haruka tetap terdengar walau telingaku jauh dari ponsel.
"Coba di cek! Aku juga kepo!" Seru Haruka dengan nada tingginya.
"Bentar...," Aku kembali mengarahkan jempol ku ke aplikasi Line.
Dan betapa bingungnya diriku ketika melihat tulisan -Pengguna tidak ditemukan- terpajang jelas. Lalu bermodalkan rasa penasaranku, ibu jari kanan ini menekan kontak itu dan tidak menemukan apapun.
"Lah ko ngga ada?" Ku berjalan ke luar balkon kamar untuk menghirup udara segar.
"Heleh, kamu ngelantur ya?" Tuduh Haruka sedikit kesal.
"Mana ada, tadi beneran kok!" Bantahku penuh keyakinan.
"Ya udah yang penting aku punya kejutan....,"
"Haruka? Neko? lah? Ilang kah sinyalnya?" Kepalaku kembali diterjang kebingungan. Selain penasaran tentang kalimat Haruka, aku pun juga khawatir karena tak biasanya Haruka memutus telepon tiba tiba. Saat ku tekan tombol power untuk menyalakan layar, ternyata ponsel ku ini tak merespon.
"Oiya! tadi malem lupa nge cass!" Ujarku menepuk jidat.
Aku kembali masuk ke kamar, melangkah menyusuri kamar yang berantakan ini. Menuju ke depan meja belajar tempat dimana ku biasa mengisi daya ponselku. Setelah menghubungkan kabel charger ke port di ponsel. Aku berbalik badan meninggalkan mereka bersama.
"Sekalian mandi lah!" Kata ku menghampiri lemari pakaian.
Ku ambil beberapa hal yang ku perlukan, lalu meluncur ke kamar mandi di lantai dasar rumahku. Beberapa puluh menit berlalu, aku akhirnya selesai membersihkan badan dan memperbarui pakaianku. Ku buka pintu kamar mandi, satu langkah ke depan dan berhenti sejenak di atas keset. Dengan rambut hitam basah, dan handuk pink yang masih melingkar di pundak. Jangan tanya mengapa warna pink, aku tidak mau menjelaskannya.
Tok! Tok! Tok!
Saat aku memijakkan kaki kiri ku ke anak tangga pertama menuju lantai atas. Ketukan pintu depan merambat masuk ke telinga. Ku urungkan niatku dan berbalik menuju pintu depan. Ku gunakan jari telunjuk dan ibu jari kanan untuk memutar kunci dua kali ke kiri. Tanpa pikir panjang aku langsung membuka pintu depanku perlahan. Sorot cahaya matahari dari luar menerobos masuk ruang tamu kamarku yang gelap dan berantakan ini.
"Halo! Natsuki!" Sapa perempuan yang ada di depan pintu rumahku ini.
Aku sipitkan mata untuk menghalau silau yang membutakan ku itu. Siluet perempuan itu perlahan menjelas. Mataku mulai beradaptasi dengan cahaya luar. Ternyata perempuan yang menyapa ku tadi adalah Haruka Nekochi. Sahabat yang barusan ku ajak bicara lewat telepon.
"Haruka? Ngapain ke sini?" Tanyaku sembari mengeringkan rambut lepek dengan handuk di pundak ini.
"Ehehehe... nda apa apa sih!" Ujar Haruka dengan tawa jahilnya itu.
"Lah? Terus? Repot repot dari sektor Natsu kesini ngapain?" Aku sangat bingung karena ia tinggal di salah satu apartemen Sektor Natsu.
"Tadi sih salah sendiri telepon tiba tiba dimatiin! Jadi nda tau kan suprise apa yg ku kasi weekk!" Ia menjulurkan lidah untuk mengejek diriku yang pikun ini.
"Heh!"