Chereads / Takdir dan Kebahagiaan / Chapter 11 - Potongan Kue

Chapter 11 - Potongan Kue

»»»»»»Re-Start(25-10-2016)Re-Start««««««

Hitam, gelap, sunyi, dan dingin. Hal itu yang sering sekali aku rasakan. Entah kenapa aku sangat terbiasa dengan mimpi buruk yang datang menghantuiku. Bak gelombang laut yang terus mengikis bibir pantai. Aku, Natsuki El, remaja berusia 16 tahun, dan akan berusia 17 di tahun depan. Namun, aku sama sekali tidak tahu, bingung, dan bimbang, apa sebenarnya tujuanku hidup di sini. Aku membuka kedua kelopak mataku perlahan. Mulai terlihat bagian atap kamarku, dan cahaya putih menyilaukan dari lampu yang berdiri di sana sejak dulu.

Ting tung!!!

Notifikasi pesan Line dari ponsel pintar milikku. Aku yang masih setengah sadar ini menggunakan tangan kiri untuk menjangkau ponsel di samping kanan bantal ku. Ku menyalakan layar dan terlihat wallpaper ponsel yang tak asing. Namun, aku tak tahu menahu kapan aku memasang foto ini di layar kunci ponsel ini. Gadis yang tak ku kenali, berdiri menghadap ke pohon Sakura yang menghujaninya dengan kelopak bunga merah muda itu. Mengenakan kemeja putih dan rok panjang hitam. Rambut sebahu dan kacamatanya itu terlihat tak asing bagiku. Namun, aku tidak ada niatan untuk mengganti wallpaper ku ini.

Entah kenapa, aku serasa mengingat sesuatu, namun, tembok besar yang tak tertembus menghalangi kenangan itu. Pukul sembilan pagi, tanggal 25 Oktober 2016. Aku langsung membuka layar kunci dan meluncur ke aplikasi Line.

Haruka Nekochi

(Today)

07:00

{Natsuki?}

{Kamu kenapa?}

{Hari ini ulang tahunku loh!}

{Bisa dateng gak?}

19:00

{Oh nda bisa dateng ya?}

{Maafin aku}

"Haruka? Lah ulang tahunnya kemarin toh?" Aku terduduk di ranjang ku untuk merenung sejenak.

Ku letakan ponsel di sisi kanan ku, menapakkan kedua kaki ke lantai. Merasakan dinginnya lantai di pagi hari yang penuh kekacauan ini. Aku memandang keluar pintu kaca balkon kamarku. Ada awan hitam gelap melayang di atas ladang gandum luas di seberang jalan itu. Yap, mungkin hari ini akan turun hujan lebat. Cuaca memang sulit di tebak, namun, aku juga tak peduli bagaimana keadaan cuaca hari ini. Tidak ada yang berbeda dari hari hari sebelumnya di hidupku juga. jadi, untuk apa aku memikirkan cuaca.

"Adeh, hari libur gini enaknya ngapain ya?" Ujar ku sembari membangkitkan tubuh tinggi ini dari ranjang.

Brrttt! Brrttt!!

Tepat setelah aku meregangkan otot otot ku yang kaku ini, ponsel ku memberi notifikasi bahwa seseorang sedang meneleponku sekarang. Tangan kananku pun berinisiatif untung menggapai telepon genggam di atas kasur tadi. Ku lihat nama kontak yang meneleponku, dan ternyata itu adalah Haruka Nekochi . Teman sekelas yang cukup dekat, dan bisa dibilang sahabat. Aku tebak dia menelepon karena masalah ulang tahunnya hari ini. Ku tekan tombol untuk menerima teleponnya dan, bersiap mendengar ocehan si kucing itu.

"Haloo! Natsuki! Kamu hari ini nda lupa kan?" Ujarnya sepersekian detik setelah aku menerima teleponnya.

"Lupa apa?" Tanggap ku sedikit cuek padanya.

"Hiihh... hari ini tuh ulang tahunku tauk!" Balasnya dengan nada tinggi.

"Iya iya, aku nda lupa kok!" Kata ku membuka pintu balkon kamar supaya udara pagi hari masuk ke dalam.

"Jangan lupa bawa hadiah lho yee!" peringatan, sekaligus permintaan yang sedikit memaksa.

"Harus banget tu?" Nada datar yang kulempar padanya.

"Emm, ya enda harus sih... cuma... hadeh ni anak!"

"Pokoknya dateng aja! Awas lu kalo ga dateng!" Teriak Haruka menyiramkan kekesalannya padaku.

"Oke deh oke, tapi... aku mau tanya sesuatu dulu...,"