Bella menertawakan Hasan dan Fira.
Dan sebenarnya kalau Asih itu bukan sepupunya Bara. Mungkin Asih juga sudah menjadi sasarannya Bella karena bergaul dengan Hasan dan juga Fira. Pikir Bella seperti itu.
Hasan dan Fira itu sudah Bella beri stabilo, yang menandakan kalau mereka bukanlah kaum elit seperti Bella dan teman-temannya yang lain.
Banyak sekali penilaiannya. Terutamanya adalah kelas sosial.
Pokoknya, Hasan dan Fira beda dari banyaknya hal yang melambangkan sosok Bella dan kawan-kawannya.
Bella bahkan menyebutnya sebagai kaum rendahan.
"Maksud gue, si Hasan sama si Fira lengket kaya prangko. Pasti mereka pacaran." Bella berucap dengan nada meremehkan.
Asih semakin tahu saja bagaimana perangai si Bella ini.
Asih hanya tersenyum saja. Lalu, dia kembali pamitan untuk pergi.
"Aku pergi ya, Bell." Asih tersenyum.
Dia kemudian membalik badannya dan berniat untuk pergi meninggalkan Bella.
Namun, tanpa Asih duga. Bella menarik tangan Asih dan membawanya pergi ke jalan yang berlainan dengan perpustakaan.
Asih tahu Bella akan membawanya ke mana. Yaitu, membawa Asih ikut pergi dengannya ke kantin. Tempat utama pilihan Bella dan gengsnya, sekaligus juga tempat buruan para murid lainnya juga untuk mengisi perut kosong mereka.
"Kamu harus ikut aku ke kantin, Asih. Kamu juga harus gabung sama grup kita. Lebih baik jajan di kantin daripada pergi ke perpustakaan. Gak asik. Di sana sepi. Rame juga di sini," cerocos Bella sembari menyeret Asih untuk ikut dengannya.
Asih sulit menolak. Tapi dia sangat khawatir kalau Hasan dan Fira memikirkan soal Asih yang belum kunjung tiba di sana.
"Tapi, Bell. Aku gak niat ke kantin. Aku mau kumpul sama Hasan dan Fira di perpustakaan." Asih berusaha menyadarkan Bella soal keinginannya.
Bella tidak boleh memaksa orang seperti ini.
"Ayo ikut aja!" Bella memaksa. "Kalau kamu gabung sama kita kita. Kamu pasti bakal jadi murid terkenal. Jangan sama mereka! Kalau kamu gabung sama mereka, kamu pasti bakal kurang update sama info-info terkini nantinya. Dan jadinya kamu termasuk ke dalam perkumpulan orang-orang yang kuper. Alias kurang pergaulan. Gak mau kan? Kamu itu sepupunya Bara, Asih. Bara itu terkenal di sekolah. Masa kamu enggak. Kan jadinya aneh, dan gak bagus aja kedengarannya. Kamu harus kayak kita." Bella sangat senang sekali mendekati Asih.
Itu adalah salah satu siasatnya untuk bisa mengambil hati Bara kembali.
Biarpun nantinya Bella dan Bara tetap tidak akan bisa bersatu.
Setidaknya, Bella dan Bara hidup rukun. Itu yang Bella mau.
Rukun dalam artian Bara kembali bersikap normal pada Bella. Bukan seperti Bara yang sekarang; yang sinis, judes dan bahkan terasa seperti sosok jahat yang terus-terusan menghakimi Bella.
Bella tidak mau Bara terus menaruh dendam padanya dan terus memperlakukan Bella penuh benci sebab rasanya itu sangatlah sakit bagi Bella.
Bella jadi terus-terusan merasa bersalah atas tindakannya sendiri yang sudah mengkhianati hubungannya bersama Bara dulu.
Jika dikatakan, Bella merasa hidupnya itu penuh dengan kesengsaraan setelah dia putus dari Bara. Dan Bella merasa itu adalah karma.
Bella sudah menyeret Asih masuk ke kawasan kantin.
Namun, Asih tetap tidak mau mengikuti Bella.
Dengan paksa, Asih melepaskan tangan Bella yang membelit tangannya.
"Bella, maaf ya. Aku harus pergi ke perpustakaan. Nanti Hasan sama Fira nungguin," ucap Asih penuh penyesalan.
Asih pun pergi begitu saja. Asih tak peduli jika Bella nantinya marah padanya.
Yang Asih pikirkan sekarang hanyalah Hasan dan Fira yang pastinya juga menunggu kehadiran Asih yang tak kunjung datang menghampiri mereka.
"Asih! Asih!" Bella terus meneriaki Asih yang tidak mau mendengarnya.
Hati Bella geram. 'Sial tuh Anak! Kalau bukan sepupunya si Bara. Lo udah gue bejek-bejek lo, Asih!' ucap Bella dalam hati penuh kesal.
Dari kejauhan, ketiga temannya tengah memerhatikan Bella.
Keyla dan Tata saling berbisik. Sementara itu, Ica yang merasa dirinya sudah berdosa pada Bella pun hanya menikmati baksonya yang sudah dia pesan tadi bersama dengan kedua temannya; Keyla dan Tata.
"Si Bella kenapa tuh?" tanya Tata pada Keyla dan Ica.
Tapi hanya Keyla yang menjawab pertanyaan Tata tersebut.
"Gak tahu. Apa dia marahan sama si Asih?" Keyla sendiri tak tahu kenapa.
Dan di tengah Keyla dan Tata saling berbisik. Terlihat Bella melihat pada mereka dari kejauhan.
Tatapan Bella tajam dan sangat menakutkan.
Hingga membuat Tata dan Keyla pun terkejut karenanya.
Keyla dan Tata langsung melambaikan tangan mereka pada Bella karena takut.
"Bella, sini!" teriak Tata dan Keyla bersamaan.
Ica pun juga sama. Ica melambaikan tangan pada Bella. Tersenyum manis seperti biasanya.
Tapi dalam hati, Ica sangat takut. Takut jika Asih membocorkan soal yang tadi pagi mengenai Ica yang sudah keceplosan membicarakan aib Bella.
"Sini cepet! Bakso lo nanti dingin," teriak Tata lagi.
Bella pun berjalan menghampiri mereka dengan hentakkan kakinya yang kuat dan tampak terlihat kesal. Ketiga temannya; Keyla, Tata dan Ica sangat tahu kalau Bella sedang tidak mood.
Itu pertanda mereka harus siaga. Sebab, Bella bisa saja melampiaskan rasa marahnya pada teman-temannya sendiri.
"Siap-siap tuh cuaca pasti buruk kalau si Bella lagi kesal kayak gituh," bisik Keyla sembari cekikikkan.
Tata pun juga jadinya tertawa.
"Bener. Apalagi dua cowoknya pada kena skorsing. Kesepian tuh pasti dia." Tata juga membisik pada Keyla.
Ica masih menikmati baksonya dengan lahap. Sampai-sampai karena Ica tidak ikut menimpali obrolan sedari tadi.
Keyla dan Tata pun jadinya curiga.
Keyla dan Tata bersamaan melihat pada Ica yang sekarang tampak anteng. Biasanya Ica paling heboh kalau lihat Bella kumat seperti sekarang.
"Kenapa tuh si Ica?" tanya Keyla pada Tata dengan suara pelang agar Ica tidak mendengar percakapan mereka.
Tata menggelengkan kepalanya.
"Gak tahu tuh. Kayaknya dia lagi sok suci. Sok jadi anak baik dia." Tata pun tertawa.
Keyla dan Tata tertawa sambil menutup mulut mereka sendiri.
Dan pada akhirnya, tawa mereka terpental jauh menjadi jeritan karena kedatangan Bella yang tiba-tiba menggebrak meja.
Semua murid yang ada di kantin pun bahkan sempat menoleh ke arah mereka karena keributan yang sudah ditimbulkan oleh Bella berusan.
Bella cemberut. Dia kemudian duduk dan mencari mangkuk baksonya.
Sudah pasti mangkuk bakso yang masih utuhlah. Kalau yang sudah pada setengah itu pastinya milik teman-temannya.
Bella tampak seperti kanibal yang sangat rakus.
Bella langsung melahap baksonya sendiri yang sudah dipesankan oleh teman-temannya tadi.
Mereka memang perhatian.
"Lo kenapa, Bell? Cemberut gituh mukanya," tanya Tata.
Tata dan Keyla saling tatap. Ica fokus menatap Bella yang sekarang tampak rakus.
Mulut Bella penuh. Tapi dia memaksakan diri untuk berbicara. Bukannya menelan dulu bakso yang dia makan.