Chereads / Hope! Oh My Angels / Chapter 23 - Bintang 22

Chapter 23 - Bintang 22

Misaki menatap Mintaka, tatapannya penuh dengan tanda tanya.

Tapi saat itu juga Rosie buru-buru menghampiri keduanya saat pintu lift terbuka dan mendapati kedua pemuda itu sudah berada di sana.

"Tuan-tuan acaranya sudah dimulai, ayo cepat." Ujar Rosie pada keduanya.

Misaki menarik lengan Minkata, "Katakan padaku apa yang terjadi?"

"Jangan khawatir, aku hanya bertanya padamu saja." Jawab Mintaka.

"Aku tidak percaya."

Rosie yang melihat keduanya matanya menyipit dan berkata, "Misaki-Chan, ada apa?"

Itu adalah panggilan Rosie saat dia merasa bahwa Misaki harus dilindungi, dari sejak awal Rosie mengetahui tentang Misaki, dia sudah selalu menjaga Misaki dengan baik atas perintah tuannya.

Rosie menatap Mintaka.

Mintaka yang merasa ditatap dengan tajam merasa kesal, "Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Apa yang terjadi?" tanya Rosie dengan matanya yang menyipit kemudian, sudut bibirnya tertarik.

Rosie sudah menganggap mereka seperti anaknya sendiri, bagaimana dia memperlakukan mereka dengan sangat baik dan merawatnya dengan baik juga selama ini.

"Tidak ada apa-apa. Lupakan saja, sebaiknya kita masuk segera."

"Tunggu!" Misaki masih menahan Mintaka.

Mintaka melirik tangan Misaki.

"Ayolah, kalau aku bilang tidak ada masalah ya tidak ada." Jawab Mintaka.

Dia berbohong!

Misaki bisa melihatnya, setiap Mintaka berbohong bibirnya berkedut.

Rosie yang juga tahu bibirnya tertarik lalu dia memukul bahu Mintaka, "Kamu, dasar bodoh, siapa pun pasti tahu kalau kamu sedang berbohong. Cepat katakan, kamu tahu sendiri dia tidak akan berhenti sebelum kamu memberinya jawaban."

"Aish … aku hanya merasa itu tidak perlu dan bukan urusan kita. Sebaiknya kita selesaikan ini dulu, bagaimana?"

Mintaka bukan tidak ingin memberitahu Misaki tentang situasi Veeneta saat ini hanya saja dia juga merasa acara ini lebih penting.

Mintaka tidak ingin uang yang sudah dia investasikan untuk proyek ini tidak kembali, itu sangat besar jumlahnya. Dan meski uang keluarganya juga banyak tapi Mintaka merasa ini adalah jerih payahnya selama ini.

Misaki masih menatapnya lalu terdengar suara riuh dari dalam ruangan, seketika semuanya menoleh melihat ke dalam ruangan.

Alnitak sudah berdiri di atas panggung dengan percaya diri meski otaknya terus memikirkan hal lain.

"Aku senang kalian semua sudah hadir di sini untuk sebuah inovasi terbaru dari brand yang selalu menemaniku ini. Semuanya apa kalian sudah tidak sabar menantikannya?"

Suara Alnitak terdengar seksi, dia bergaya sangat elegan dan terlihat menawan. Wanita mana yang tidak menyukai Alnitak.

Dia selebritis papan atas yang menjadi idola semua remaja dan semua orang bahkan penggemarnya sangat protect dan fansclubnya terkenal sangat loyal mendukungnya.

Dari semua tamu undangan rata-rata mereka membawa keluarga dan juga anak-anak mereka yang histeris, seolah acara tersebut adalah fans meet bersama Alnitak.

"Alnitak, kami menyukaimu." Teriak suara remaja putri yang membuat semua orang menoleh padanya.

"Aku juga menyukai kalian semua." Jawab Alnitak lalu dia mengerling.

"Aaaah …."

Suara gaduh menggema.

"Baiklah, kalian semua sangat menyukainya. Aku … aku menjadi tidak percaya diri." Sela Michael Oh pada semua orang, dia tersenyum sambil bergaya lucu berdiri menirukan gaya Alnitak yang sungguh menawan meski hanya berdiri, Alnitak sangat terlihat berbeda, dia sangat berkharisma.

"Apa menurut kalian aku sudah seperti dirinya?" ucap Michael menunjuk ke Alnitak.

Semua orang berseru, "Huuuu …."

Alnitak tersenyum mendengarnya lalu dia berkata, "Aku bahkan tidak bisa meniru gayamu berbicara Brother."

"Ah …. Kau benar sekali." Sahut Michael, dia sebenarnya dalam hati juga mencelos dan merasa bahwa semua orang benar. Dirinya tidak bisa dibandingkan dengan Alnitak.

Bagaimana mungkin!

Alnitka makhluk abadi ya sudah pasti dia tidak akan pernah menua.

Di antara para tamu yang hadir, di sudut kanan ruangan, dua orang yang sejak tadi memperhatikan semua orang berkata dengan berbisik.

Wajah mereka meski dilapisi make up tebal, tetap saja masih terlihat pucat.

Pakaian yang mereka berdua kenakan terlihat sangat menonjol dan berbeda itu adalah gaya kuno, tepatnya masa kerajaan 1600-an. Jas keduanya bermotif garis-gari lurus, yang satu berwarna hitam bergaris putih, yang satunya berwarna coklat tua bergaris hitam.

Para tamu yang hadir melihat mereka berdua mengira kalau mereka memiliki gaya 'old fashion' sungguh nyentrik, tidak ada yang mencurigai mereka berdua.

Untuk kalangan mereka, semua tahu kalau mereka berdua ini adalah seorang bangsawan pada jamannya. Dari pakaiannya bisa dilihat jas yang menyimbolkan kebangsawan dan kemaskulinan era mereka. Yang menunjukkan keanggunan, dinamisme, bakat dan gambaran ideal seorang pria.

"Apa kau yakin mereka tidak akan berbuat apa-apa di sini?" tanya salah satu pria yang mengenakan jas warna hitam bergaris putih dengan tatapan dinginnya menyapu ke semua orang yang ada di ruangan.

"Jangan terlalu mengkhawatirkan mereka semua, apa kau tidak melihatnya ini sudah puluhan tahun mereka berkeliling dunia. Dan dalam catatan yang sudah dilaporkan pada agen kita yang mengawasi mereka, semua aman. Mereka sangat mematuhi prosedur klan kita sebagai manusia immortal."

"Aku hanya khawatir, begitu banyak manusia yang menyukainya."

"Ah, itu karena anak itu memang layak disukai."

Pria berjas warna coklat bergaris hitam menarik bibirnya, wajahnya yang seputih porselen kaku tidak memiliki ekspresi apa pun selain berdiri dengan tegak memperhatikan semua orang.

"Aku tidak pernah berpikir Keluarga Zeus bisa menguasai dunia dengan inovasi kosmetik yang mereka miliki sekarang, sungguh luar biasa." Ucap si pria berbaju hitam bergaris putih.

"Bukankah semua itu berkat pemuda jenius dan setengah immortal yang diadopsi Keluarga Zeus."

"Misaki Himura maksudmu?"

"Iya siapa lagi."

"Dia masih bisa dikendalikan tapi aku merasa ada sesuatu pada dirinya, makanya semua agen dalam klan kita harus tetap mengawasinya di mana pun dan kapan pun, klan kita tidak akan menjamin jika terjadi sesuatu di dunia dan berakibat mengekspos keberadaan golongan kita di dunia manusia."

"Lord … jangan terlalu khawatir. Nikmati saja perjamuan ini. Aku rasa …"

"Tahan napasmu sebisa mungkin di sini banyak sekali manusia."

"Aku sudah minum suplemen milik Keluarga Zeus." Ucap si pria berbaju coklat bergaris hitam.

Pria berbaju warna putih bergaris hitam melirik lalu melotot, "Apa kau …"

"Hm … rasanya sungguh sangat enak serupa darah manusia."

"Apa kau bilang …"

"Hei, Lord Biyan. Semua klan vampir di seluruh dunia bahkan sudah mengkonsumsi minuman itu sejak lama. Apa kau masih belum juga mencobanya. Jangan menyiksa dirimu terlalu lama."

Mata Biyan, pria berusia dua puluh tujuh tahun itu melebar saat dia mendengar apa yang dikatakan asistennya itu.

Biyan meski terlihat marah, wajahnya yang bulat, mata coklat dan rambut cepak coklatnya tetap juga dia terlihat sangar.

Ternyata semua vampir sudah tergantung pada minuman suplemen milik Keluarga Zeus.

Semua berkat sosok jenius bernama Misaki Himura.

Dia tidak bisa berkata apa-apa saat Cezar, anak buahnya itu meringis lalu mengalihkan pandangannya ke depan panggung.

Mintaka dan juga Almilan tahu apa yang sedang dipikirkan Alnitak di atas panggung meski dia terlihat tersenyum sejak dia naik ke atas panggung itu, tapi mereka tidak mungkin meninggalkan acara ini juga kan!

"Lihatlah, mereka semua sudah menunggumu. Hanya lima belas menit." Ucap Mintaka.

Dia menepuk bahu Misaki lalu berjalan lebih dulu.

"Misaki-Chan, aku rasa Tuan Mintaka benar kita harus menyelesaikan ini dulu. Aku rasa itu bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan." Ucap Rosie.

"Tapi menurutku, dia berbohong." Ucap Misaki.

"Aku tahu, tapi kali ini mungkin dia punya alasan sendiri. Ayo masuk!" ucap Rosie.

Misaki dengan enggan melangkah mengikuti Rosie.

Saat itu juga suara bergemuruh saat melihat kedatangan Misaki dan juga Mintaka.

Semua orang bertepuk tangan.

"Semuanya … telah hadir bersama kita semua sang maestro yang sudah lama kita tunggu-tunggu, Misaki Himura …."

Suara pembawa acara menggema.

Alnitak yang sudah selesai memberi sapaan pada semua orang yang hadir bertepuk tangan, dia menatap kakaknya.

Mintaka mengangguk, memberi jawaban agar dia tetap tenang dan tidak membuat Misaki curiga.

'Apa Kakak yakin gadis itu akan baik-baik saja?' Alnitak mengirim pesan pada Mintaka.

'Hm … ada sekelompok kawanan serigala bersamanya saat ini.' Jawab Mintaka.

'Kawanan Serigala?' Alnitak dan Almilan bersamaan menghantar suaranya.

Ketiganya saling melemparkan pandangan dari jarak jauh.

Misaki yang melihat dahinya berkerut, dalam hati dia merasa yakin ada yang tidak beres.

Ketiga saudara kembar itu ekspresi wajah mereka setiap mereka sedang berbicara dalam pikiran mereka, Misaki bisa mengetahuinya.

"Misaki-Chan, ayo cepat naik ke panggung." Bisik Mintaka pada Misaki.

Misaki terkejut lalu dia sadar kalau dirinya sedang dalam perhatian semua orang yang ada di ruangan besar dan mewah itu. Lampu sorot sudah mengarah kepadanya.

Misaki dengan cepat kembali ke kesadarannya lalu dia berjalan dengan elegan menuju ke panggung.

Sorot lampu yang menyinarinya sangat sempurna, malam ini sesuai dengan pilihan Rosie, setelan jas yang dikenakan Misaki sangat sempurna dan itu milik perancang terkenal di dunia yang hanya bisa dipesan untuk orang-orang tertentu yang berpengaruh di dunia, terutama Misaki.

Sebuah kebanggaan pakaiannya bisa dipakai oleh Misaki Himura, siapa yang tidak mengenalnya. Sosok pemuda jenius yang sudah membuat semua orang merasa cantik dan tampan dengan hanya menggunakan ramuan skin care miliknya selama ini yang bukan hanya omong kosong belaka tapi sudah terbukti.

Mereka semua merasa Misaki memakai skin care itu makanya dia sangat terlihat muda.

Padahal dibalik semua itu mereka tidak mengetahui bahwa Misaki tidak menua karena dia adalah manusia setengah vampir.

Begitu juga dengan si tiga bersaudara Bintang Biduk yang selalu ada bersama Misaki.

Ketiganya seperti bintang yang bersinar terang, terlihat menawan dan elegan.

Bagaimana pun semua orang mengagumi ketampanan mereka semua.

Di sisi lain …

Di jembatan …

Mobil yang ditumpangi Veeneta tiba-tiba melaju sangat kencang.

Veeneta dan Rigel terkejut!

'Apa yang terjadi?'

Saat mereka berdua saling berpandangan.