Dalam keterkejutannya Veeneta hanya bisa bergeming mendengar suara keras menggema Rigel dengan ekspresi wajahnya juga terlihat sangat menakutkan.
Tidak hanya Veeneta yang terkejut, sopir taksi pun bergidik ngeri mendengarnya.
Dalam hati si sopir taksi, pemuda ini terlihat diam tapi ternyata dia sungguh sangat menakutkan.
'Kenapa kamu membentaknya?' ucap serigala dalam tubuh Rigel.
'Aku tidak sengaja, mungkin karena aku merasa khawatir kepadanya.'
'Cepat minta maaf kepada gadis itu, dia sangat ketakutan.'
'Untuk apa aku minta maaf?'
'Dasar bodoh, wanita akan merasa senang jika sudah mendapatkan permintaan maaf.'
'Oh ya?'
'Bodoh sekali.' Ejek serigala pada Rigel.
'Kau, jangan menghinaku!' gerutu Rigel.
Veeneta yang terdiam duduk menunduk, dia tidak berani bergerak sama sekali, memainkan jari-jari tangannya di pangkuannya.
Rigel meliriknya merasa kasihan dan juga tidak enak hati.
'Cepat bicaralah, dia terlihat sangat ketakutan.'
'Baiklah … baiklah ….' Ucap Rigel.
"Hm … maafkan aku." Ucap Rigel pada akhirnya. "Karena membentakmu, a-aku tidak bermaksud." Lanjut Rigel.
Veeneta tidak berkata apa-apa dia tetap menunduk masih memainkan jari-jari tangannya.
Dia adalah pemuda yang baru dikenalnya beberapa jam yang lalu tapi dia sudah bertindak kasar kepadanya.
Selama hidupnya Veeneta tidak pernah mendapat perlakuan kasar seperti tadi, jadi dia merasa sangat terkejut.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Rigel mulai khawatir.
Sopir taksi yang melirik dari kaca spion berusaha tersenyum saat dia melihat pemuda yang duduk di kursi penumpang terlihat resah.
Dalam hati sopir taksi, anak muda sekarang sungguh tidak mudah ditebak apa yang dia pikirkan. Baru saja dia membentak gadis di sampingnya kini dia sedang berusaha membuat si gadis memaafkannya, aneh sekali.
Tapi, itu juga bukan urusannya, kan?
Sopir taksi diam-diam melirik ke belakang mobil yang dia bawa, sejak tadi dia sudah melihat ada tiga mobil mewah dengan plat sangat misterius mengikutinya semenjak dia keluar dari bandara.
Sudut bibir sopir taksi berkerut, meski dia berpikir mungkin mereka memang memiliki tujuan yang sama dengan dirinya jadi dia tidak perlu mengkhawatirkannya.
Itu beberapa menit yang lalu, dan saat dia melihat ada beberapa mobil lagi yang juga beriringan mengikutinya, dahi sopir taksi berkerut dia menjadi sangat penasaran, siapa sebenarnya mereka?
Apa ada rombongan orang kaya yang tiba hari ini atau seseorang yang sangat penting sehingga mereka mengawalnya begitu ketat.
Kalaupun iya, biasanya akan ada banyak iring-iringan mobil polisi yang mengawal mereka.
Saat dia melaju kencang membawa taksi yang dikendarainya, mobil-mobil itu juga melaju kencang. Dahi sopir taksi semakin berkerut.
Rigel yang menyadari kalau si sopir taksi membawa mobilnya dengan kencang dia menoleh ke belakang.
Ada tiga mobil yang dia curigai masih mengikutinya lalu empat mobil lainnya mengikutinya juga, mereka kawanannya.
Rigel melirik lagi Veeneta lalu dia berkata, "Hei, apa kamu baik-baik saja?"
Veeneta merasa perlu mengangguk agar pemuda ini tidak bertanya lagi kepadanya lalu dia memalingkan wajahnya ke samping kanan, lebih memilih melihat pemandangan keluar mobil.
Rigel hanya bisa menarik napas dalam, apa wanita selalu seperti ini?
'Hahaha … kenapa Tuan memikirkannya?' ejek serigala dalam diri Rigel.
'Jangan berbicara.' Bentak Rigel pada serigalanya.
'Baiklah … aku hanya curiga mereka semua yang sedang mengikuti kita sedang berburu gadis di sampingmu ini.'
'Aku tahu.' Jawab Rigel.
Di gedung paling tinggi di pusat Tokyo.
Suara aluan music bergema di seluruh ballroom yang sangat luas.
Ada banyak orang berpakaian serba cantik dan tampan dengan brand terkenal yang mereka kenakan malam itu.
Mereka datang dari berbagai kalangan, semua orang menantikan produk baru dari perusahaan kosmetik milik Misaki.
Siapa yang tidak mengenal 'Young Cosmetic' semua orang sangat menyukai skincare dari mereka dan begitu sangat mengagumkan.
Malam ini mereka sedang menunggu produk terbarunya dan itu sangat terbatas dijual maka semua orang menginginkannya untuk menjadi orang pertama yang memilikinya.
Master Misaki si jenius yang terkenal sebagai orang yang mengelola semua skin care milik perusahaan 'Young Cosmetic' sangat disukai semua orang.
Ada begitu banyak selebritis, selebgram, pengusaha, konglomerat, pejabat dan dari berbagai negara pun turut hadir di ruangan besar dan megah itu, dekorasinya dibuat semewah mungkin, suara-suara obrolan datang dari berbagai sudut ruangan.
"Konbanwa minasan (selamat malam semuanya) … "
Tiba-tiba seorang pembawa acara sudah berdiri di panggung utama.
Secara otomatis semua orang langsung tertuju ke sana.
Seketika juga lampu yang awalnya terang berubah redup dan hanya ada satu terang yang menyorot ke panggung utama.
"Wah sebentar lagi acara akan dimulai." Seru salah seorang tamu.
"Iya aku sudah tidak sabar lagi menunggu." Jawab yang lainnya.
"Sumimasen (Mohon maaf) kami sedikit terlambat memulai acaranya tapi aku rasa sekarang waktunya sudah sangat tepat." Pembawa acara itu tersenyum, dia adalah salah satu pembawa acara terkenal saat ini.
Setiap event perusahaan Misaki selalu dia yang menjadi pembawa acaranya, Michael Oh, namanya. Meski nama aslinya bukanlah itu tapi tidak ada satu pun orang yang tahu namanya aslinya. Michael sudah menjadi pembawa acara di berbagai televisi di Jepang.
Dia adalah salah satu sahabat dekat Alnitak, usianya berbeda sepuluh tahun tapi dia selalu bersikap seperti remaja pada umumnya, penampilannya sangat nyentrik, rambut panjang ikalnya diikat setengah terlihat kalau dia memang asli orang Jepang.
"Ano … sebelumnya tanpa menunggu lama kita sambut idola yang sudah kita nantikan sejak tadi …."
Suara musik bergemuruh …
Semua orang bertepuk tangan, meski mereka penasaran dengan peluncuran produk terbaru malam ini tapi mereka semua juga sangat menantikan sosok idola mereka siapa lagi kalau bukan Alnitak salah satu brand ambassador dan model termahal saat ini.
"ALNITAK … IDOLA SEMUA ORANG." Teriak Michael, dia menoleh ke samping kiri panggung.
Lampu sorot tiba-tiba bergerak ke arah sosok pemuda yang mengenakan setelan jas sangat pas di tubuhnya, dan yang paling menyenangkan semua orang, wajah tampan Alnitak yang bukan asli orang Jepang sangat mereka kagumi.
Alnitak terus tersenyum saat dia masih berdiri di samping Almilan dan berseru, "Meski aku sudah sering naik ke panggung rasanya masih saja aku gemetaran."
Mendengar itu Almilan hanya tersenyum dan membalasnya, "Pergi sana, ini semua sudah takdirmu menjadi idola semua orang, salah sendiri kenapa terlahir begitu tampan."
Dua orang pengawal yang mendengar hanya bisa tersenyum dalam hati, mereka tahu tuan ketiganya itu demam panggung tapi lambat laun dia juga bisa mengatasinya.
Saat semua orang menunggu Alnitak naik ke atas panggung, Almilan tangannya di belakang punggung Alnitak menepuknya dengan pelan.
"Bersemangatlah!" seru Almilan sedikit mendorong Alnitak yang pada akhirnya dia berjalan naik ke atas panggung dengan senyuman menawannya dan melambaikan tangan ke semua orang yang menatapnya.
Di dalam ruangan itu semua orang menatap Alnitak dengan penuh terkesima, tidak ada kamera apa pun, semua orang yang datang ke acara tersebut dilarang keras membawa smartphone dan kamera jenis apa pun, sungguh sangat ketat.
"Aku tidak percaya ada sosok pria begitu tampan dan mempesona seperti dia." Seru seorang wanita berpenampilan cantik sekali.
"Aku juga, seandainya dia mau denganku." Seru yang lainnya.
"Jangan bermimpi, dia selama ini sangat jauh dari gosip tentang hubungan dengan wanita, apa kalian pernah mendengarnya?" seru yang lainnya.
"Kau benar, aku tidak pernah mendengar dia memiliki skandal dengan wanita, apa dia?"
"Hus jangan sembarangan, aku sudah menjadi fans Alnitak selama ini, dia sangat pekerja keras dan tidak memikirkan hubungan seperti itu, jadi percayalah padaku, dia lelaki tulen."
"Hahaha …"
Empat orang gadis dalam kerumunan itu tertawa bersama, mereka tidak sama sekali berkedip melihat Alnitak yang berjalan di atas panggung seperti dewa yang begitu sangat tampan.
"Aku mendengar mala mini si dewa jenius Misaki hadir, aku sangat penasaran seperti apa dia?" ujar salah seorang di antara kerumunan.
"Dia sangat tertutup." Jawab yang lainnya.
"Meski dia sangat jenius, tapi kalau dia punya darah dingin, hm … aku memilih yang lainnya."
"Hah? Apa kamu yakin sudah melihatnya sebelumnya? Aku dengar dia sangat tampan sekali."
"Iya, setelah bertahun-tahun dia bersembunyi pada akhirnya dia muncul mala mini."
"Aku juga penasaran tapi yang membuatku semakin penasaran adalah produk baru mereka yang katanya sangat mengagumkan. Aku ingin memiliki yang pertama."
"Aku juga."
"Aku juga."
"Aku juga."
Semuanya berlomba-lomba ingin menjadi orang yang pertama memiliki produk terbaru milik Misaki.
Iring-iringan mobil yang terus mengikuti taksi tersebut terus melaju.
"Sisi kanan maju, sisi kiri maju, kalian berdua giring taksi itu agar dia tidak meloloskan diri sebentar lagi kita akan keluar dari jembatan bawa si sopir taksi mengikuti kalian." Suara memberi perintah Damian terdengar tegas.
Kedua mobil yang diperintahkan Damian dengan cepat melaju lalu sekarang sudah berada di sisi kanan kiri taksi yang ditumpangi Veeneta dan Rigel.
Mata Rigel yang tajam dapat melihat mekera.
Di dalam mobil lainnya yang ada di kanan kiri taksi, mereka juga menatap tajam kea rah Rigel.
Veeneta baru saja sadar saat dia tanpa sengaja matanya bertemu dengan mata salah satu makhluk abadi yang membuatnya seketika jantungnya berdebar kencang.
Veeneta menoleh ke arah Rigel, dia melihat mobil lainnya.
Ekspresi wajahnya terlihat sangat panik, Rigel bisa melihat kalau Veeneta juga mengetahui keberadaan para vampir itu.
"Ayah, aku tidak yakin apa mereka?" seru Veeneta pada dirinya sendiri.
Dia memejamkan kedua matanya, tangannya meremas kuat jaket yang masih dia kenakan sambil menundukkan kepala.
Alnitak seketika matanya melebar saat dia sudah berdiri di tengah panggung dan di sisi lain dia melihat kejadian di jembatan, taksi yang ditumpangi gadis yang dia temui dan sekelompok vampir di dalam mobil sedang mengikuti gadis itu.
Alnitak seketika itu juga menghantar suaranya pada kedua saudara kembarnya.
'Kakak, gadis itu sedang dalam bahaya.' Kata Alnitak.
Almilan dan juga Mintaka yang sedang berjalan ke ruangan tersebut terkejut saat mendengar suara Alnitak datang kepadanya.
Ketiganya sama-sama terkejut.
Tidak mungkin!
Waktunya sangat tidak tepat sekali.
Dan gadis itu …
Acara ini … semuanya tidak mungkin!
Misaki dahinya berkerut saat dia melihat Mintaka yang berdiri di sisinya, mereka sudah di dalam lift menuju ke lantai atas.
"Apa yang terjadi?" tanya Misaki melihat ekspresi wajah Mintaka yang berubah seketika.
"Misaki-chan …"
Mata Mintaka melebar lalu dia memegang lengan Misaki.
"Apa kamu melihat gadis itu bersama seseorang kan?" tanya Mintaka.
Misaki mengangguk.
"Ada apa?" tanya Misaki penasaran.
Kenapa Mintaka menanyakan tentang gadis itu?