Chereads / Legend of Love of Two Hostile Clans / Chapter 2 - Menjadi Sebuah Keluarga

Chapter 2 - Menjadi Sebuah Keluarga

Sudah satu minggu Yueyin hidup bersama dengan Shuwan. Mereka saling membantu dan saling melengkapi kekurangan masing-masing. Shuwan bahkan telah menganggap Yueyin sebagai putrinya. Mereka kini telah menjadi sebuah keluarga. Pagi itu Yueyin sudah selesai menyiapka sarapan untuk dia dan Shuwan yang akan pergi ke pasar untuk menjual hasil kerajinan tangan mereka membuat perhiasan.

"Yueyin, kamu memasak banyak sekali. Kita harus berhemat, uangku sudah menipis sementara perhiasan yang kita buat belum laku terjual." ucap Shuwan kepada Yueyin yang malah tersenyum menatap Shuwan yang sangat khawatr kalau bahan makanan mereka akan habis. "Bibi Shuwan, kamu tenang saja. Kita tidak akan kehabisan bahan makanan, aku akan membantumu mengumpulkan uang mulai sekarang. Aku akan membuat berbagai perhiasan yang bagus agar banyak yang membeli. Sebaiknya juga kita menetapkan harga yang murah dengan kualitas yang bagus." ucap Yueyin membuat Shuwan mengerutkan keningnya.

"Yueyin, kita membuat perhiasan itu menggunakan modal. Kalau kita menjualnya dengan harga murah kita akan rugi." ucap Shuwan kepada Yueyin yang telah membuat beberapa perhiasan baru dan menghabiskan banyak modal untuk membuat perhiasan mereka. Yueyin tersenyum, dia sangat yakin kalau apa yang dia buat akan sangat diminati oleh pendududk disini. Yueyin kembali meyakinkan Shuwan agar tenang dan dia akhirnya berangkat ke pasar tradisional karena hari ini adalah pekan raya.

Saat diadakan pekan raya banyak orang yang datang termasuk dari luar kota. Saat ini Shuwan dan Yueyin berada dikota Kaifeng yang berdekatan dengan kota Louyang yang masih berada di bawah kekuasaan kerajaan Henan. Mereka hidup sederhana dengan menjual perhiasan yang di buat sendiri oleh Shuwan. Perhiasan buatan Shuwan sangat sederhana, tetapi setelah dia bertemu dengan Yueyin yang memiliki bakat dengan tangan ajaibnya, dia saat ini memiliki banyak sekali stok perhiasan yang bisa di jualnya. Hanya saja beberapa hari ini perhiasan-perhiasan itu belum laku karena kondisi kota ini sangat memprihatinkan.

"Yueyin, Bibi berangkat dulu! kamu hati-hati dirumah! jangan memasak terlalu banyak karena keadaan keuangan kita sedang kurang baik saat ini." pesan Shuwan kepada Yueyin yang langsung menganggukkan kepalanya. Dia kemudian segera meninggalkan rumah dan juga Yueyin menuju ke pekan raya ya g di adakan di kota mereka itu. Setelah Shuwan pergi, Yueyin kemudian membereskan makanan yang di masaknya tadi. Shuwan hanya membawa beberapa saja untuk bekal karena dia akan kembali besok. Yueyin kemudian merenung bagaimana dia bisa mendapatkan penghasilan yang melimpah dengan modal yang kecil.

Saat dia sedang merenung, dia kemudian menggerakkan tangannya dan ternyata tangannya bisa mengeluarkan kekuatan berupa cahaya yang mirip api. Karena ketakutan dan tidak bisa mengendalikan kekuatannya, Yueyin kemudian melepaskan kekuatannya secara acak dan mengenai beberapa barang yang ada di dalam rumahnya. Anehnya barang-barang itu kemudian berubah menjadi sebongkah emas murni yang terlihat sangat bagus. Yueyin kemudian menyimpan barang-barang itu dan kembali membuat beberapa perhiasan dari emas yang dia ciptakan. Tidak hanya emas, dia juga bisa menciptakan bongkahan perak dan perunggu. Yueyin sangat bahagia dengan apa yang dimilikinya saat ini.

"Aku akan membuat banyak perhiasan dan akan meminta Bibi Shuwan menjualnya. Atau aku akan menyewa sebuah toko untuk kami berjualan barang-barang kami, dengan begitu Bibi Shuwan tidak perlu berkeliling lagi untuk menjual barang-barang itu. Aku juga bisa menjualnya dengan harga yang lebih murh karena aku bisa menciptakan sendiri bahan baku untuk membuat perhiasan-perhiasan itu.

Keesokan harinya saat Shuwan kembali dia merasa sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya. Di dalam rumahnya terdapat banyak sekali perhiasan yang sangat indah dan mahal, dia juga melihat beberapa bongkahan emas dan juga perak dan perunggu. Saat Shuwan sedang bingung, Yueyin kemudian keluar dari dalam kamarnya dan menyambut Shuwan dengan hati yang gembira. Shuwan menatap tajam kepada Yueyin meminta penjelasan.

"Yueyin, darimana kamu mendapatkan semua ini? kamu tidak mencurinya kan?" tanya Shuwan kepada Yueyin yang langsung menggelengkan kepalanya. Yueyin kemudian menceritakan kepada Shuwan dan memperlihatkan kepada Shuwan bagaimana dia mengubah batu biasa menjadi bongkahan-bongkahan bahan untuk membuat perhiasan. Saat melihat hal itu, Shuwan segera menutup pintu rumahnya dan menarik tangan Yueyin dan mengajaknya duduk di sebuah kursi yang berada di dalam rumah mereka.

"Yueyin, kamu memiliki apa yang orang lain tidak miliki, aku masih bingung dengan siapa kamu sebenarnya. Untuk itu, jangan pernah perlihatkan kemampuanmu ini kepada siapapun. Aku akan membantumu mencari tahu siapa kamu sebenarnya dan selama itu jadilah anak yang baik. kamu jangan menggunakan kekuatanmu iti dengan sembarangan. Kamu hanya boleh menggunakannya saat membuat Perhiasan saja. Itupun kalau stok sudah menipis, saat ini kita memiliki banyak perhiasan yang siap di jual, kamu tidak perlu menggunakan kekuatanmu itu!" ucap Shuwan yang langsung di angguki oleh Yueyin.

Shuwan sangat menyayangi Yueyin karena gadis ini sangat cantik dan baik juga penurut. Hanya saja dia sangat polos dan masih harus banyak belajar untuk bisa bertahan hidup. "Baik, Bibi. Aku akan menuruti semua yang kamu katakan. Oh ya Bibi, bagaimana kalau kita menyewa sebuah toko untuk kita menjual barang-barang ini? aku yakin kehidupan kita akan berubah nantinya. Bibi tidak perlu berkeliling lagi dan kita akan memiliki tempat yang tetap untuk berjualan sehingga kita akan mudah di temukan orang yang akan membeli perhiasan kita." ucap Yueyin sangat antusias tetapi Shuwan masih diam dan tidak mengatakan apapun.

Shuwan sangat yakin kalau Yueyin bukanlah manusia biasa. Dia akan mencaritahu siapa sebenarnya Yueyin. Shuwan juga memikirkan apa yang di katakan oleh Yueyin benar, dia akan ke kota besok untuk mencari kios yang akan disewakan. Dia dan Yueyin akan lebih aman jika memiliki toko sehingga dia bisa terus mengawasi Yueyin. Tidak sering meninggalkannya seperti kemarin. "Yueyin, aku akan memikirkan usulmu. Aku juga sepertinya memiliki ide yang sama denganmu. Aku akan mencari kios yang disewakan besok. Do'akan Bibi agar bisa mendapatkan tempat untuk kita membuka usaha." ucap Shuwan kepada Yueyin yang menganggukkan kepalanya. Dia kemudian kembali membuat perhiasan dari bahan yang tersisa. Yueyin sangat berbakat dalam bidang ini. Dia sangat terampil dan apa yang di buatnya sungguh bagus. Shuwan berpikir sepertinya dia akan cepat kaya.