Keesokan harinya, Yueyin bangun sangat awal, dia langsung membersihkan toko dan membuat sarapan. Setelah sarapan Yueyun segera membuka toko, dia sangat bersemangat hari ini. Yueyin berharap dia akan menjual banyak perhiasan. Shuwan juga sangat bersemangat, dia bangun setelah Yueyin menyelesaikan sarapannya. Mereka tidak sarapan bersama hari ini. Shuwan sangat senang melihat Yueyin terlihat sangat bersemangat hari ini.
"Yueyin, apakah kamu senang hari ini?" tanya Shuwan kepada Yueyin yang langsung mengangguk, gadis itu tampak sangat gembira dengan usaha baru mereka. "Bibi, aku berharap kita akan mendapatkan pembeli hari ini." ucap Yueyin sambil terus bergerak membersihkan semua yang menurutnya masih kotor. "Yueyin, kamu rajin sekali, seandainya Bibi memiliki seorang putra pasti aku sudah menikahkannya denganmu." ucap Shuwan sambil tersenyum pada Yueyin yang hanya bisa membelalakkan matanya saat mendengar apa yang dikatakan oleh Shuwan.
"Bibi Shuwan, bukankah aku telah menjadi putrimu? aku tidak membutuhkan putramu untuk menjadi suamiku agar aku bisa menjadi putrimu kan?" tanya Yueyin sambil tersenyum, mereka berbincang hingga siang hari tetapi belum ada seorangpun yang mampir ke toko mereka hanya sekedar melihat-lihat dulu saja. Kini Yueyin mulai bosan dan putus asa, ternyata jualan itu tidak mudah, dia kemudian merasa dirinya tidak berguna sama sekali saat ini.
"Yueyin, jangan mudah menyerah! ini baru hari pertama, mereka mungkin belum mempercayai kualitas perhiasan kita. Bisa juga mereka takut tertipu dengan barang-barang yang kita miliki di toko ini." ucap Shuwan membesarkan hati Yueyin. Gadis itu memang sama sekali tidak memiliki pengalaman tentang hidup dan bagaimana dia berjuang hingga bisa melewati semuanya hingga dia bisa seperti sekarang. Sementara Yueyin hanya berkultivasi sejak dia menetas hingga dia berubah menjadi seperti saat ini. Shuwan sangat maklum karena dia tidak tahu asal-usul Yueyin, Shuwan mengira Yueyin saat ini sedang lupa ingatan dan tersesat.
"Bibi, aku bosan berada disini. Apakah boleh aku kembali ke rumah kita? aku akan kembali besok pagi, bagaimana?" tanya Yueyin pada Shuwan yang langsung mengangguk mengijinkan Yueyin pulang. "Boleh, kamu boleh melakukan apapun. Apakah kamu berani pulang sendiri?" tanya Shuwan pada Yueyin yang kini terlihat sangat bahagia. Shuwan tahu kalau Yueyin agak kecewa dan merasa apa yang di lakukannya sia-sia, untuk itu dia akan memberikan waktu untuk Yueyin berpikir dan menenangkan dirinya.
"Bibi Shuwan tenang saja! aku ini cukup pintar dan aku sudah menghapal jalan mana yang harus aku lewati agar aku bisa sampai kembali ke rumah." ucap Yueyin meyakinkan Bibinya yang kini bisa bernapas lega. Sebenarnya Shuwan takut kalau Yueyin tersesat karena meski mereka sudah tinggal bersama selama satu bulan, tetapi Yueyin tidak pernah pergi dari rumahnya. hanya dua kali Yueyin pergi ke kota dan itupun bersamanya.
"Baiklah Yueyin, hati-hati! kalau sekiranya kamu lupa jalannya, kamu kembali saja!" ucap Shuwan sambil mengantar Yueyin sampai ke depan pintu toko. Yueyin segera menuju ke gerbang kota dan kini dia sudah keluar dari kota Kaifeng. Rumah Shuwan masih berada diwilayah kota Kaifeng tetapi rumah Shuwan berada di pinggiran kota diluar gerbang kota Kaifeng. Dia berjalan dan kini sudah memasuki hutan sebelum tiba dirumahnya. Yueyin memang sengaja mengambil jalan pintas yang jarang dilalui oleh orang banyak untuk mempersingkat waktu agar sampai dirumah dengan cepat.
Yueyin berjalan sambil bersenandung untuk menghilangkan rasa bosannya. Saat dia tiba dibawah pohon parsol, dia melihat ada sesuatu yang membuatnya tertarik, dia melihat benda berwarna biru yang bercahaya. Yueyin mendekatinya dan dia membelalakkan matanya saat da mengetahui apa sebenarnya benda itu. Ternyata benda berwarna biru dan bercahaya itu adalah seekor naga kecil yang sangat cantik. Yueyin mendekati naga itu dan mencoba mengambilnya, Yueyin melihat kalau naga kecil itu terluka.
"Naga kecil yang cantik, kamu terluka. Sebaiknya aku membawamu pulang dan mengobati luka-lukamu. Aku akan membuatkan kamu obat dan aku akan merawatmu sampai kamu sembuh." ucap Yueyin sambil tersenyum manis, naga itu berderik dan sepertinya sangat menyukai Yueyin yang kini membawanya menuju ke rumahnya. Sesampainya dirumah, Yueyin kemudian meletakkan naga kecil itu di tempat tidurnya. Dia lalu mengambil obat dan segera mengobati naga itu dengan penuh kasih sayang. Yueyin kini selesai mengobati naga kecil itu dan segera meletakkannya di samping bantalnya. Yueyin berbaring di tempat tidurnya sambil menatap kagum dengan makhluk kecil yang sangat indah yang baru saja ditemukannya.
"Naga kecil, siapa namamu?" tanya Yueyin yang akhirnya memejamkan matanya dan tertidur karena semalam dia tidak tidur sama sekali, dia berkultivasi untuk memulihkan tenaganya yang banyak terkuras untuk membereskan tokonya kemarin. Setelah Yueyin terlelap, naga kecil itu mengeluarkan cahaya yang semakin lama semakin terang dan semakin membesar dan perlahan memudar. Saat cahaya itu hilang, di tepi tempat tidur Yueyin duduk seorang pemuda yang sangat tampan yang saat ini sedang memperhatikan wajah cantik Yueyin yang sudah tertidur nyenyak.
"Nona, selain cantik anda juga sangat baik." ucap pemudia itu masih terus menatap Yueyin, saat dia akan beranjak, yangan yueyin menariknya dan kini pemuda tampan jelemaan naga itu ikut berbaring disamping Yueyin yang langsung memeluknya. Kepala Yueyin saat ini berada diatas dada pemuda jelemaan naga itu. Keduanya kini sama-sama tertdur pulas.
Yueyin merasakan tidurnya kali ini sangat nyenyak, dia merasa sangat nyaman, dia memeluk erat tubuh jelemaan dari naga kecil yang di tolongnya tadi. Sementara pemuda tampan itu merasakan jantungnya seperti ingin melompat keluar dari tempatnya. Dia berusaha melepaskan pelukan Yueyin tetapi gadis itu memeluknya semakin erat. Dia hanya bisa menghela napas berat dan ikut memejamkan matanya lagi. Keduanya terlelap dan bermimpi sangat indah. Keesokan harinya, Yueyin terbangun dan tersenyum saat mendapati dirinya berbaring di samping naga kecil yang kini masih tertidur melingkar dan pemandangan itu membuat mood Yueyin menjadi bagus. Dia kemudian segera beranjak bangun dan menuju kedapur untuk menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri.