Abel itu tak pernah datang ke rumah sakit, benci sekali obat dan rumah sakit, apalagi jarum suntik, dia tak mau berurusan dengan jarum suntik, hanya karena Alice saja Abel melakukannya, pura-pura tak takut. Tapi pada akhirnya,
"Abel, kamu kenapa?" Kenan menahan tubuh Abel yang tiba-tiba lemas.
"Dudukin sini Ken," kata Lilis kepada anaknya itu. Kenan mengangguk. Dia memapah Abel untuk naik ke ranjang Alice, duduk dan bersandar disana. Bahkan sedikit mengangkat badan Abel yang tak bisa naik.
Abel menundukan kepala dan memegangi kepalanya kerana pusing. "mama sakit?" tanya Alice melihat keadaan mamanya, memeriksa wajah mamanya yang menunduk, bibirnya pucat sekali.
"gak apa-apa, mama cuma pusing dikit kepalanya," kata Abel tetap menunduk.
"Karena adiknya?" tanya Alice, yang lagi-lagi bahas itu padahal buat saja belum. Alice sering sekali melihat vidio anak-anak di youtube, vidia permainan, yang kadang ada ibu hamil, kalau hamil bagaimana, pusing, muntah dll.
"Bukan sayang, belum ada adeknya," kata Abel hampir tertawa karena ini, tapi tak ada tenaga karena masih pusing.
Lilis yang tertawa, Alice selalu mendesak keduanya untuk memberikan dia adik. Lilis gemas sekali melihat keluarga Kenan sekarang, tak sabar Abel jadi istri Kenan sungguhan, lagi pula Lilis lihat Abel ini sangat baik dan merawat Alice dengan baik.
"mama belum makan, kan?" tanya Alice kepada Abrl, "kasian adiknya papa kalau mama belum makan, " tapi Alice tetap seperti itu.
"Enggak sayang, mama belum hamil," Abel yang gemas akhirnya menatap Alice.
"ya sudah kapan hamilnya? Kan Alice sudah mau disuntik," pinta Alice kepada Abel.
"Ok. Mama gak mau debat lagi, mama mau istirahat bentar boleh. Kepala mama pusing," kata Abel mengakhiri perdebatannya dengan anaknya itu.
"tidur mama, kasian adeknya. Mama mau makan apa? Nanti papa biar beliin?" Alice berubah menjadi Alice yang dewasa, dia menata bantal untuk Abel tidur, mengusap kepala Abel yang tidur disampingnya.
"terserah," kata Abel. Abel memejamkan mata dan tidur sebentar.
"papa, beliin mama sama adek makanan ya, yang enak dan bergizi," kata Alice kepada Kenan.
Lilis tak menyangka, padahal cucunya itu sedang sakit, baru saka disuntik, tapi dia begitu kuat, tegar dan sangat dewasa, menjaga mamanya dengan baik.
"Iya. Alice baik-baik ya sama nenek," kata Kenan akan pergi keluar membelikan makanan.
"papa, jangan lupa cium kening mama kalau setiap mau pergi." Alice membuat Kenan berhenti. Kenan pun kembali, dia mencium puncak kepala Abel. Abel yang setangah tertidur, sumpah, gak bisa menahan jantungnya yang berdebar kencang tiba-tiba.
Bisa-bisa, lama-lama Abel beneran cinta ke Kenan. Setelah itu baru menan dibolehkan Alice pergi. Kenan ditemani Bayu yang mengantar mamanya ke rumah sakit, yang sejak tadi hanya diam dan memperhatikan keluarga kecil Kenan yang sekarang komplit dan bahagia itu.
"woy, jangan senyum-senyum sendiri. Yuk, temenin gue beli makan." Kenan menepuk lengan Bayu yang bersila didepan dada.
"siap bapak bos." Bayu tersenyum melihat Kenan.
"Ihh, apaan senyum-senyum sendiri. Gila, aneh lu. Lu gak suka sama gue kan?" tanya Kenan yang risih disenyumi Bayu dengan senyum genitnya. Menggoda Kenan yang romantis dengan Abel.
"cinta lah pak bos, sayang banget malah, suka banget malah, sekarang jadi romantis gitu mulu, jarang marahnya. Suka lah aku pak bos yang sekarang." Bayu menyenggol lengan Kenan dengan centilnya.
"Dih, apa lu. Jauh-jauh sama gue. Centil banget."
Kenan berjalan cepat meninggalkan Bayu. Bayu hanya tertawa menysul Kenan. Mereka keluar rumah sakit untuk, mencari tempat makan yang ada disana.
"Ini, belinya apa Bay?" tanya Kenan kepada Bayu.
Itu rumah makan sederhana didepan rumah sakit, menunya hanya nasi Dan kebanyakan olahan ayam, dll. Bayu menggeleng tak tau, dia kan tak tau apa yang disukai Abel, kalau istrinya tau.
"Gak tau lah bos. Kan istri bos," kata Bayu pada Kenan.
"Sialan!" Kenan yang kesal memukul Bayu sebagai pelampiasannya.
"Telfon aja bos, tanya maunya apa?" kata Bayu memberikan ide kepada Kenan. Kenan setuju, dia menelfon ponsel Abel.
Kringg ...
Abel masih tertidur pulas disamping Alice. Sementara Alice duduk dan ngobrol dengan neneknya, mengusap pipi Abel sesekali.
"Alice sayang banget sama mama Abel?" tanya Lilis kepada Alice.
"Iya dong nenek, Alice sayang banget sama mama." Alice perlahan mencium pipi Abel yang masih tidur.
Sampai Alice mendengar suara dering telfon mamanya, Alice mencoba mengambil ponsel Mamanya yang disimpan di kantong celana mamanya. Tapi Abel yang lelah dan pusing, sama sekali tak terganggu, dia tetap saja tidur.
"Kenan," Alice membaca tulisan ditelfon mamanya, dia menunjukkannya kepada sang nenek.
Abel sedikit kesal melihat nama papanya didalam kontak telfon sang mama, "Nenek, kok mama kasih namanya, cuma Kenan disini," protes Alice kepada Lilis.
"Aku ganti ya nenek, jadi sayang," kata Alice berinisiatif sendiri. Alice sering melihat orang tua teman-temannya, yang datang bersama, menjemput temannya dan saling memanggil sayang, cium kening dan lain-lain.
"Iya, ganti saja sayang," kata Lilis, tak bisa menolak ucapan cucunya itu.
Alice pun mengganti nama Kenan dengan sayang di telfonnya Abel, tanpa sepengetahuan Abel.
"Halo papa, ada apa?" Alice melakukan panggilan vidio dengan papanya.
"Papa bingung mau beli yang mana, mama Abel dimana?" tanya Kenan kepada Alice.
"Masih tidur papa, tanya ke nenek coba, apa mau dibangunkan mamanya?" tanya Abel kepada papa dan neneknya.
"Terserah, dibangunkan boleh?" tanya Kenan balik kepada Alice.
"Sebentar papa, Alice coba bangunkan mama. Mama," Alice berbisik dipipi Abel, dekat telinga Abel, "mama sayang, mama sukanya makan apa? Mama mau makan apa? Papa telfon tanya ini?" kata Alice dengan manisnya kepada Abel.
Kenan tak pernah melihat Alice semanis itu pada wanita yang dekat dengan dia, baru ini kepada Abel, entah bagaimana bisa secepat itu dengan Abel.
"Mama," kata Alice lagi berbisik ditelinga Abel.
"Terserah sayang, mama masih pusing kalau harus buka mata, mama bisa makan semuanya kok," kata Abel kepada Alice.
"Tuh papa, papa dengar kan?" tanya Alice lagi kepada papanya lewat layar kaca.
"ayam goreng, gimana?" tanya Kenan kepada Alice, berharap disampaikan kepada Abel.
"mama, ayam goreng mau?" tanya Alice berbisik dan mencium pipi mamanya lagi.
"Iya, boleh," jawab Abel yang masih tak mau membuka matanya, sengaja menutup matanya karena kalau dia membuka mata, pusingnya makin parah.
"iya papa," kata Alice lagi kepada Kenan.
"bilang ke papa, sama teh hangat buat mama ya," imbuh Lilis yang mengatakan kepada Alice.
"teh hangat papa, kata nenek buat mama," kata Alice menyampaikannya kepada sang papa.
"Ok."
Kenan pun mengakhiri telfonnya, dia membeli dua porsi, Kenan tanya ke Bayu sudah makan atau belum, mamanya sudah sarapan di rumah atau belum?
"Sudah sarapan kita bos," kata Bayu kepada Kenan.
"Ya sudah." Tadinya dia ingin membelikan kepada Bayu dan mamanya, kalau belum sarapan, tapi ternyata sudah, ya tidak jadi. Dia hanya beli dua porsi makan dan dua porsi teh hangatnya.
Setelah mendapatkan pesanannya dia bergegas kembali ke rumah sakit, tadinya satu mau untuk dia, tapi melihat ada pengemis didepan, Kenan kasihan dan memberikannya.