Kening kenan berkerut, kenapa abel perduli sekali kepadanya. Ini bukan urusan dan ranah abel, abel hanya dibayar untuk perhatian kepada alice.
"Ekhemmm." Bayu berdehem untuk mengusik keduanya yang saling menatap.
"Gak jadi, berangkat saja." Abel baru sadar apa yang dia lakukan. Dia salah. Dia dapat melihat dari tatapan mata kenan kepadanya.
"pa, cium kening mama kan kalau mau pergi." Alice mengingat kenan dan abel.
Ahh iya keduanya baru ingay. Abel kembali berdiri didepan kenan, dan Kenan pun terpaksa melakukannya lagi, diminya alice, setiap kali kalau mau pergi.
Cup...
Kenan mengecup kening abel. Walau sudah beberapa kali, tapi abel masih saja suka deg-degan karena kecupan kenan.
Wahh...
Fara tak percaya, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri. Abel, sahabatnya, dicium keningnya sama cowok. Wow.
"Papa berangkat ya sayang." Kenan mengusap kepala alice dan juga mencium kening alice.
"iya pa. Hati-hati pa. Om."
"sip."
Alice kembali masuk dengan fara dan alice. Lilis juga ikutan kembali masuk. Lilis berkenalan dengan fara dan mempersilakan fara duduk dan main di rumahnya. Menunggu sampai makan malam nanti.
"nanti makan malam disini ya, nak fara." Kata lilis kepada fara.
"ahh," fara belum mandi, bau. Tadinya dia mau sebentar saja mau lihat kondisi sahabat kecilnya itu.
"Mandi disini saja, nanti ganti baju disini. Banyak kok baju wanita. Muat lah kalau saya lihat buat kamu sama Abel. Boleh kan Alice, baju mama dulu dipakai mama abel sama tantenya?" tanya lilis kepada alice.
"Iya boleh nenek. Kita ke kamar yuk mama, tante, alice tunjukan kamar mandi sekalian baju-bajunya. Papa masih simpen semuanya dengan rapi."
"iya."
Abel dan fara hanya menurut dengan alice dan lilis. Mereka mengikuti alice. Kembali naik lift. Kali ini fara yang terpesona, takjub, melihat ada lift didalam rumahnya. Kalau fara termasuk anak orang kaya, rumah dengan dua lantai, kenan jauh diatasnya.
"gila, rumah ada lifrnya," kata fara didalam liftnya.
Alice tersenyum menataoy fara dan mamanya, yang menggandeng alice. "biar gak capek naik turun tangga tante kata papa." Jawab alice dengan polosnya kepada alice.
"Papa kamu emang kaya banget ya, banget banget?" tanya fara menunduk kepada alice.
"enggak tante. Biasa aja, kayak gini."
Oh..
Fara melongo, membuka mulutnya lebar-lebar menatap abel. Seperti ini dibilang biasa saja. Bagaimana dengan mereka, sangat miskin?
"sahabat mama lucu ya." Alice malah tertawa melihatnya.
Liftnya terbuka. Alice menggandeng keduanya masuk ke kamar papanya, kamar dimana ada baju-baju sang mama. Alice menunjukannya kepada abel dan fara.
"Mama sama tante pilih salah satu ya. Nanti mama mandi disini, tante mandi di kamar alice. Sebelah kamar ini."
"Iya."
Keduanya memilih pakaian yang ada. Kalau abel itu sangat feminim. Fara sedikit tomboy, tapi semua pakaiannya feminim. Jadi fara memilih yang tak terlalu girlly.
Abel masuk ke kamar mandi di kamarnya kenan. Sementara alice mengantar fara ke kamarnya. Untuk mandi di kamarnya. Alice menunggu sambil main gadetnya.
Alice mencari-cari foto adik bayi yang lucu-lucu. Alice ingin punya teman, adik bayi perempuan yang sangat manis dan lucu. Lalu melakukan pemotretan bersama. Lalu melakukan pemotretan dengan perut besar mamanya nanti.
"Ini lucu." Alice gemas sendiri melihatnya.
"Lihat apa lic?" tanya fara yang baru selesai mandi, dia keluar dari kamar mandi kamarnya alice.
"ini tante, lucu ya. Alice pengen gitu sama mama." Alice menunjukan fotonya kepada fara. Fara tak habis pikir bagaimana Abel hamil nanti, padahal dia selalu bilang tak mau menikah muda, masih panjang mimpi dan cita-cita yang ingin dia capai.
"ahh, iya. Pasti lucu."
Fara hanya mengangguk-angguk saja. Fara mengajak Alice untuk kembali ke kamar papanya, melihat apakah Abel sudah selesai mandi atau belum.
Ketika mereka masuk, Abel baru saja selesai. Dia keluar dari kamar mandi. Abel memilih baju feminim yang sangat ke-ibuan. Dres selutut dengan warna soft dan motif bunga-bunga kecil. Makin cantik dan makin terlihat feminim, persis ibu-ibu muda.
"Cantik banget sahabat aku, beda banget pakai motif bunga." Kata fara memuji abel, mengelilngi abel dan memperhatikannya dengan seksama.
"Iya. Mama cantik banget." Alice juga memuji abel.
"Giliran alice mau mandi ya mama. Alice kan dari kemarin belum mandi."
"eh, jangan. Alice kan masih sakit, atau mandi air hangat deh boleh mama siapkan dulu tapi air hangatnya."
Mereka menemani alice mandi. Fara di kamar alice, sementara abel menyiapkan air hangat untuk alice mandi. Mengecek apa suhu airnya sudah pas. Baru mempersilakan alice masuk dan mandi. Sementara alice mandi, fara menggunakan kesempatan itu untuk ngobrol dengan abel.
"seris bel, lo mau ngelakuin ini semua?" tanya fara dengan nada lirih.
"iya. Aku gak ada pilihan kan fa."
Fara mengangguk. Iya sih, kasihan dengan ayahnya abel. Lagi pula juga abel kan menikah dengan orang super kaya. Tapi tetap saja, sayang dengan cita-cita dan bakat abel.
"Ma."
Tak lama alice selesai mandi. Dia keluar dari kamar mandi. Fara dan abel langsung menghentikan pembicaraan mereka. Alice malu dengan fara. Jadi fara keluar menunggu alice ganti baju, sementara alice malah meminta tolong mamanya, untuk membantu berdandan spesial, untuk makam malam nanti. Spesial makan malam dengan mama dan papanya.
"udah, cantik anaknya mama."
Abel memilihkan gaun yang senada dengan miliknya, sedikit sama. Karena alice yang meminta. Alice senang sekaki berkaca didepan cermin. Dia berputar-putar didepan cermin dan menyamakannya dengan sang mama.
"Nanti kita beli baju yang sama ya ma." Kata alice kepada abel.
"Iya."
Selesai mandi dan ganti baju, mereka ke bawah lagi. Sementara lilis juga sibuk di kamarnya, untuk mandi dan ganti baju juga.
"Pasti di rumah besar, ada kolam renangnya kan? Ada apanya lagi lic di rumah kamu?" tanya fara yang sangat antusias.
"Ada kok tante. Kolam renang dibelakang. Disamping rumah ada rumah kaca tempat bunga-bunga. Mau lihat tante?" tanya alice kepada fara.
"Mau dong. Kesana yuk." Ajak fara kepada alice.
"yuk tante."
"Sayang, alice gak boleh kecapean loh." Abel mengingatkan alice.
"Cuma sebentar mama. Gak akan kecapean. Deket kok, gak lebih luas dari rumah ini mamaa."
Alice membujuk abel. Abel pun mengizinkannya. Abel akan menyusul dan mengantar susu alice ke rumah kaca nanti. Alice harus rutin minum susu untuk kesehatannya dan ini sudah waktunya.
"iya mama. Alice sama tante ke sana ya."
"iya."
Alice ke rumah kaca dengan fara. Sementara abel ke dapur untuk membuatkan susu yang harus alice minum. Abel keluar untuk mengantarkannya. Bertepatan kenan dan bayu pulang. Kenan kaget baju mendiang mamanya alice dipakai. Beraninya dia.
Kenan yang kesal, menghampiri abel yang berani, dengan lancang, memakai baju istrinya itu. Kenan langsung mengambil gelas yang dipegang abel, melemparkannya sampai membuat abel terkejut.
"tuan." Abel ketakutan memanggil kenan.
"lancang ya kamu pakai baju istri saya!" kenan marah kepada abel. Tangannya sudah melayang akan menampar abel, yang baginya sangat kurang ajar memakai baju mendiang istrinya tanpa izin. Abel ketakutan dan memejamkan matanya.