"Iya. Mama janji, secepatnya. Ok, alice."
Abel malu dilihat semua orang. Dia menepis tangan kenan dengan lembut, memberi kenan kode untuk berdiri. Kenan pun melihat kebelakang dan segera berdiri.
"Yuk sarapan."
Kenan menggandeng alice keluar dari lift. Abel membawakan tas kerja kenan. Berjalan menyusul kenan ke ruang makan. Fara dan yang lain masih bengong menatap keduanya.
"Udah, jangan melongo. Nanti liurnya netes."
Abel mendekati sahabatnya, Fara, yang membuka mulutnya lebar. Abel menutup mulut Fara.
"Ahh, iya."
Lilis meminta fara untuk ikut sarapan disana. Fara pun dudun disebalah bayu. Kenan disebalah abel dan alice. Abel mengambilkan makanan untuk kenan dan alice.
"sayang, mama mandi dulu kelamaan gak kalau mau ngante alice ke sekolah. Masak mama gak mandi."
Abel ingin ikut sarapan. Tapi dia risih sendiri, karena hanya dia yang belum mandi. Abel bertanya kepada alice.
"Kelamaan mama nanti, nanti telat ke sekolahnya." Kata alice pada abel.
"tapi gak enak mama kan belum mandi sendiri."
"Tapi kan mama tetep masih cantik sama wangi. Gak apa-apa mama."
"mama mandi bentar, bentar aja. Janji gak lama, gak akan bikin alice telat sekolah."
Abel mengambil bingkisan yang fara bawa. Dia ke kamar mandi bawah, lebih memilih untuk tidak makan malah mandi dengan cepat-cepat. Lilis sampai bingung melihat abel yang lari kencang ke kamar mandi.
Abel beregas secepat mungkin. Kenan dan alice sudah selesai makan, begitu juga abel, yang selesai mandi, sudah memakai pakaian barunya, miliknya sendiri.
"Mama, gak bagus pakaiannya." Kata Alice yang protes dengan pakaian Abel. Abel memakai celana jeans dengan kaos, pakaian sehari-harinya.
"bik, ambillin satu pakaian diatas ya. Nanti Vidio call sama mama, biar Alice yang pilih bajunya." Kata Kenan memerintahkan salah satu pembantu.
"Baik tuan."
Pembantu itu naik lift dan ke lantai tiga. Masuk ke kamar Kenan dan melakukan Vidio call dengan Lilis, karena ponsel kenan yang mati setelah dibanting Alice.
"Ponsel kamu kenapa Ken?" tanya Lilis kepada Kenan. Kenan memberi jawaban tanpa bersuara. Takut Alice ngambek lagi sama dia nanti.
"Yang itu bik."
Lilis memberikan ponselnya kepada Alice. Alice memilih satu untuk mamanya. Setelah itu bibik membawa bajunya dan kembali turun ke lantai satu.
"Ganti itu ya mama. Sama sepatunya." Kata Alice kepada Abel.
Abel hanya mengangguk. Dia mengambil baju yang dibawa pembantunya, juga sepatu. Abel bergegas mengganti pakaiannya. Setelah itu keluar lagi dengan pakaian baru.
"Mama jangan pakai celana ya, mama pakai dress aja, mama cantik pakai dres." Kata Alice menggandeng mamanya keluar.
"Iya." Alice hanya bisa mengangguk.
Kenan pamit berangkat kerja bersama dengan bayu, sementara Kenan menyuruh supir untuk mengantar Fara, Abel dan Alice ke sekolah, lalu baru mengantar Fara ke rumahnya.
"papa, Alice mau diantar papa sama mama."
Ketika Kenan akan masuk ke mobilnya dengan Bayu, baru akan membuka pintu dan masuk, langkahnya terhenti. Dia memasukkan tas kerjanya kedalam mobil. Kenan menoleh kepada Alice.
"sayang, kan kemarin papa sudah di rumah sakit sama Alice. Hari ini papa harus ke kantor."
Alice tak menjawab. Dia langsung memasang wajah cemberut dan masuk kedalam mobil. Kenan memberikan ponselnya kepada Bayu, meminta Bayu untuk membawanya ke tempat Service ponsel.
"Bay, kamu antar Fara. Sekalian ke tempat Service ponsel. Banyak data penting di ponsel itu, gak usah bilang tinggal beli ponsel baru."
Bayu tertawa karena dia memang ingin mengatakannya kepada pak bosnya itu, sebagai candaan. Tapi sepertinya Kenan sedang sangat serius. Kenan ke mobil Alice.
Lilis senang melihat Kenan mau melakukannya demi Alice. Kenan duduk dibelakang, disamping Alice yang duduk ditengah. Fara pun turun dan naik ke mobil Bayu.
"udah kan princess-nya papa. Jangan ngambek lagi sama papa." Kenan mengusap kepala Alice. Alice menatap Kenan dan memeluknya.
"makasih papa. Alice sayang papa."
Abel senang melihat Kenan mau mengantar Alice. Kenan meminta supirnya segera jalan ke sekolah. Sementara Bayu mengantar Fara pulang sampai ke rumahnya.
"Fa, abel mana?" tanya laki-laki yang sejak tadi menunggu Fara di rumah.
Bayu turun untuk melihat Fara sampai masuk ke rumah, seperti perintah pak bos dan bu bosnya, kenan dan abel. Tapi ketika melihat laki-laki itu dan mendengar dia mencari abel. Siapa laki-laki didepannya ini.
"dia siapanya abel, fa?" tanya bayu kepada fara.
"pacarnya abel." laki-laki itu mengulurkan tangannya, memperkenalkan diri kepada bayu. "Zen. Pacarnya abel, anda kenal pacar saya."
Fara yang kesal dengan sepupu laki-lakinya, yang memang menyukai abel, tapi cintanya selalu ditolak abel itu, main ngaku pacar sahabatnya saja. Didepan sekertaris bayu lagi.
"gak om. Dia itu sepupu aku, tergila-gila sama abel. Dia Cuma ngaku-ngaku aja jadi pacarnya abel. Abel gak pernah cinta dan ada hubungan sama dia kok, atau cowok-cowok di kampus yang kagum sama dia."
"om. Emang aku om kamu."
Bayu tak perduli. Dia segera masuk kembali ke mobilnya. Membawa mobil kenan ke tempat service ponsel lalu ke kantor. Sementara mobil kenan, juga sudah sampai di sekolah alice.
"Mama sama papa turun ya, aku mau kenalin ketemen-temen. Mau tunjukin papa sama mama aku ke temen-temen."
Alice menarik keduanya turun. Kenan dan abel pun ikut turun dengan alice. Alice bahkan meminta abel dan kenan untuk ikut sampai kedepan kelas.
"ini mama sama papa aku." Kata alice memperkenalkan abel dan kenan pada teman-temannya.
"ahh, ternyata alice punya mama juga." Kata teman-teman alice, mereka berkenalan dengan mamanya alice, mencium tangan abel. Abel merasa dirinya benar-benar sudah tua.
"aku juga bakalan punya adek kayak kalian." Kata alice lagi yang membuat abel makin malu. Padahal kan dia belum hamil.
"Sudah berapa bukan, mbak?" tanya salah satu ibu yang juga ikut mengantar anaknya.
"selamat ya alice." Kata ibu salah satu teman alice. "sebentar lagi mau jadi kakak."
Abel hanya menatap kenan dengan bingung. Kenan malah senyum-senyum melihat abel yang diberi banyak selamat.
"Besok kita program hamil. Biar kamu cepet hamil, kasian kan alice lama nunggunya. Saya kan sudah bayar kamu mahal, ingat pengobatan ayah kamu." Bisik kenan ditelinga abel.
"Iya tau." Abel kesal sekali mendengar itu dari kenan. Dia menginjak kaki kenan karena tak bisa memakinya didepan semua orang.
"Sakit tau." Kenan meringis kesakitan. "Papa berangkat ke kantor ini boleh kan?" tanya kenan kepada alice.
"iya boleh pa. Cium kening mama dulu tapi."
"Gak usah."
Abel malu dilihat semua ibu-ibu di sekolah. Mereka hanya tersenyum melihat permintaan alice.
"Gak apa-apa. Kita tau kok."
Kenan mencium kening abel begitu saja didepan semua orang. Abel terkesima, malu, pipinya merah merona. Abel hanya bisa menunduk malu.