Abel berlari mengejar kenan. Tapi kenan malah sibuk telfon. Abel bingung mau bilangnya. Takut didengar ditelfon. Takut mengganggu juga. Tapi nanti kalau turun kebawah, dilihat semuanya. Pasti Kenan malu nanti kalau dilihat pekerja. Dia saja malu yang lihat.
"Tuan."
Abel mencoba memanggil Kenan. Tapi Kenan tak menghiraukannya. Kenan malah mengangkat telapak tangannya, meminta Abel untuk diam.
"Iya. Untuk proyeknya..."
Kenan sibuk menelfon sepanjang didalam lift. Bahkan sampai liftnya terbuka. Abel sudah berusaha keras. Tapi Kenan malah terus menghentikannya.
Sampai selesai menelfon. Kenan sendiri yang masuk ke dapur. Dia ingin mengatakan langsung kepada chef disana. Semua pelayan perempuan ada di dapur. Termasuk ada Bayu disana dan Lilis yang mengambil buah. Juga Abel yang bersama Lilis.
"Tuan, resletingnya belum dinaikan." Kata Abel yang nekat berdiri didepan kenan. Berjalan mundur didepan kenan.