"ibu, ini buat ibu dan anak ibu," kata Kenan pada mereka, dia seorang wanita dan anaknya yang masih kecik, seusia Alice sepertinya.
Tadi anaknya merengek, minta makan karena kelaparan, Kenan tak tega mendengarnya. Jadi dia memberikan satu untuk mereka.
"Bay, pinjem uang lagi, lo pegang gak? Gue gak punya cash sama sekali," kata Kenan kepada Bayu lagi.
Tadi di warung makan juga pinjam Bayu karena Kenan tak punya uang cash, mau bayar dengan menggunakan kartu tak bisa, dikira itu restoran besar.
Uang Bayu tinggal satu lembar yang cash. Dia mengeluarkan dari dompetnya dan memberikannya kepada Kenan.
"Nanti gue ganti, gue transfer berkali-kali lipat," kata Kenan kepada Bayu.
"Iya tau, gaji gue kan?" tanya Bayu kepada Kenan. Kenang mengangguk tertawa.
"Gue tambahin dikit." Kenan menepuk pundak Bayu.
"ini ibu." Kenan memberikannya kepada pengemis itu. Lalu dia kembali ke rumah sakit.
Menuju ke ruangan Alice. Tadinya sih yang nasi satunya itu untuk dia, dia juga belum makan dari semalam dan lapar. Tapi karena melihat pengemis itu, ya sudah lah.
"ini makan dulu."
Kenan memberikannya kepada Abel yang sudah lebih baik dan duduk bersandar disamping Alice. Tadi lilis sudah meminta tolong suster untuk memeriksa abel dan minta teh hangat. Abel jadi lebih baik.
"Makan dulu ma," kata alice kepada abek, mendongak menatap abel.
"iya sayang."
Abel memilih makan di sofa, takut mengotori ranjang alice. Sementara alice main dan ngobrol dengan neneknya. Bayu dan kenan ada di sofa dekat abel. Dia masih membicarakan beberapa pekerjaan. Sampai akhirnya perut kenan berbunyi, kroncongan karena kelaparan.
"bunyi apa tuh?" tanya bayu, yang jahilnya keluar.
"Mas, kamu gak makan?"
Abel serba salah. Mau panggil kenan, ada alice, jadilaj panggil seperti itu. Abel dengar dengan jelas kalau bunyi itu dari perut kenan, yang duduk tak jauh darinya.
"Gampang, nanti saja di kantor. Ini mau langsung ke kantor."
"Enggak pak bos. Kan meeting masih lama." Saut bayu, sengaja untuk mengerjai kenan agar dekat dengan abel.
"Ini porsinya buat aku banyakan kok. Tadi juga sudah banyak minum teh. Mau makan bareng?" abel refleks menyuapi kenan dengan satu sendok nasi.
"Cie papa, disuapi mama. Aak dong pa, buka mulutnya." Alice yang sejak tadi sesekaki memperhatikan papa dan mamanya itu, menggoda papanya.
"gak usah, saya makan di kantor saia."
Kenan mencoba menghindar. Dia menarik bayu untuk segera ke kantor. Tapi alice melarangnya.
"Papa, ayo dong. Aku mau lihat papa disuapi mama abel," kata alice kepada mama dan papanya.
"Iya pak bos. Disuapi calon istri gak apa-apa kali. Biar saling cinta, makib cinta. Tadi sengaja ya pasti kasih makanannya ke pengemis itu, biar bisa disuapi bu bos kan."
Kenan melotot menatap Bayu, "ngomong lagi. Gue pecat lo." Ancam kenan kepada bayu.
Bayu langsung mengunci mulutnya dan diam. Dia lari dan berdiri didekat ranjangnya alice, seakan persembunyi dan meminta perlindungan kepada bos keciknya itu.
"makan papa, duduk dulu." Kata alice pada sang papa.
"Turutin ucapan anaknya ken." Imbuh lilis. Kenan tak bisa bergutik.
Kenan duduk kembali, dia terpaksa mau disuapi abel. Abel pun juga terpaksa melakukannya. Padahal tadi dia ingin mengambil sendok, dibagi dua nanti. Tapi malah seperti ini, salah dia juga sih.
"aakk, papa, makan," kata alice yang senyum-senyum sendiri melihat mereka.
Abel pun menyuapi kenan sedikit demi, sampai nasinya habis tak terasa. Kenan sangat lapar, dan terakhir kali dia makan disuapi mamanya alice, itu rasanya seperti ketika abel menyuapinya, terasa sangat nikmat.
"itu."
Abel menunjuk sudut bibir kenan yang masih tersisa nasi, belum masuk ke mulutnya. Kenan mencoba membersihkannya, tapi tak juga bisa.
"Itu. Disitu."
Abel berusaha menunjukkan ke sudut yang benar. Tapi kenan tetap saja mengusap sudut bibirnya yang salah.
"Biar dibantu mama aja pa." Teriak alice lagi yang melihat keduanya.
"sini aku bantuin."
Abel mendekati kenan, dia mengerakan tangannya untuk menyentuh sudut bibir kenan. Mengusap sudut bibir kenan dengan pelan dan lembut. Kenan malah menatap wajah dan turun ke bibir abel yang merah, mengkilap karena minyak, sangat menggoda. Tanpa dia sadari hasrat laki-lakinya muncul. Kenan ingin sekali menikmati bibir merah itu. Tanpa sadar dia mendekatkan wajahnya ke wajah abel yang sibuk mengusap sudut bibir kenan, membersihkan bibir kenan.
"eh, ada anak kecil. Mau ngapain kalian."
Lilis yang melihat itu langsung menutup mata sang cucu. Lilis berteriak kepada keduanya. Keduanya, terutama kenan tersadar, kenan langsung menjauh dari abel dengan canggungnya. Menatap kearah lain.
"permisi."
Dokter dan suster datang. Mereka membaqa laporan kesehatan alice dan surat izin untuk keluar dari rumah sakit.
"Semuanya sedang kumpul ya?" tanya sang dokter masuk ke ruangan Alice.
"iya dok." Lilis berdiri menyambut sang dokter. Begitu juga kenan dan abel yang mendekati ranjang alice.
Alice sedikit takut melihat dokter. Alice memberi kode kepada mamanya untuk mendekatinya dan memeluknya. Abel pun mengerti kode dari alice. Dia berdiri didekat alice dan memeluknya. Dokter yang melihat itu tersenyum.
"tidak apa-apa, tidak mau disuntik lagi kok. Cuma mau kasih tau laporan kesehatan alice saja yang sudah keluar," kata sang dokter tersenyum melihat alice yang manja dengan mamanya itu.
Tapi tetap saja alice memeluk erat abel, takut. Dokter memberikan penjelasannya kepada kenan dan yang lain. Alice tidak apa-apa. Hanya kelelahan. Setelah ini bisa pulang.
"Yez, pulang ke rumah. Mama jangan lupa adik. Mama sama papa juga, tidur bareng alice lagi." Alice langsung mengatakannya kepada abel dan kenan.
Abel bingung, bagaimana dia bisa tidur bersama kenan, dan adik bayi? Bagaimana memberikannya.
"iya. Nanti mama sama papa tidur sana alice mulai hati ini, setelah itu adik buat alice juga." Kenan yang menjawab karena melihat abel yang bingung.
"iya mama?" tanya alice mendongan menatap mamanya.
"Iya." Abel hanya bisa mengangguk.
Dokter dan suster permisi kepada semuanya. Kenan dan abel menyiapkan alice untuk pulang. Abel mengganti pakaian alice, dari pakaian rumah sakit jadi pakaian biasa, membantu menyisir rambut panjang alice.
Bayi diluar menyiapkan mobil. Tadinya kenan mau alice pakai kursi roda sampai keluar. Tapi alice menolak.
"papa, alice mau jalan sama mama, mau digandeng mama sama papa. Gak mau pakai kursi roda. Kan alice gak kenapa-napa." Protes alice kepada kenan.
"Ok, gak apa-apa. Kalau capek bilang papa, papa gendong nanti." Syarat dari kenan.
"ok, janji bilang papa kalau capek."
Alice pun dibolehkan kenan untuk kalan, mereka keluar dari ruang rawat alice, lalu turun naik lift dan menuju keluar rumah sakit, bayu sudah ada diluar. Lilis senang sekali melihat keluarga kecil anaknya kembali bahagia. Entah abel adalah bayaran atau tidak, dia berharap mereka bisa bersatu nantinya.
"nenek, foto alice sama mama, sama papa ya. Disini? " pinta alice pada neneknya. Lilis mengangguk. Mereka sudah ada diluar rumah sakit.