Chereads / TERPAKSA MENIKAHI DUDA / Chapter 24 - BAB 24. Ciuman kenan dan abel

Chapter 24 - BAB 24. Ciuman kenan dan abel

Hah? Ciuman bibir?

"Iya ma, gak apa-apa kan. Mama kan papa nanti mau jadi suami istri ya nenek?" tanya alice, ikut setuju dengan ide neneknya itu. Lilis mengangguk dan tersenyum.

Dia tadinya hanya ingin bercanda. Asal saja. Tapi karena alice mengizinkan, ya tak apa.

"Enggak, mama udah gak nangis." Abel langsung mengusap air matanya.

"Tuh mamanya udah gak nangis, ya udah gak jadi." Kata kenan memalingkan muka, kembali menghadap kedepan.

"Yah mama, papa, alice kan mau lihat. Banyak kok orang tuanya temen alice yang gitu."

"diluar?" tanya abel kepada alice. Dilihat banyak orang.

Alice merengek dan memohon kepada mama dan papanya. Sampai menangis dalam pelukan neneknya. Kenan benar-benar tak habis pikir dengan apa yang diminta anaknya itu. Kenan pun akhirnya berbalik.

"sini, kamu sih kenapa pakai nangis gitu aja," kata kenan dengan kesal kepada abel.

"Gimana gak kesel, dia itu temen aku dari kecik, kamu aja ditanyain alice soal bayu tadi jawabnya gitu."

Mereka malah bertengkar sendiri. Lilis mencoba menengahinya. Alice semakin menyesal mereka untuk melakukan ciuman. Abel mendekatkan wajahnya kepada kenan, begitu juga kenan, melepaskan sabuk pengamannya. Kenan yang maraih bibir abel. Hanya sekilas lalu keduanya kembali duduk.

"udah kan. Gak usah lama-lama. Susah di mobil," kata kenan kembali duduk dengan benar, dia memakai kembali sabuk pengaman mobil. Begitu juga dengan abel.

Abel merasakan bibirnya tadi, ini kali pertama bibirnya dijaman bibir laki-laki. Abel suka tapi sedikit kesal mengingat sikap kenan kepada sahabatnya.

Tak lama mereka sampai di rumah besar kenan. Ini baru pertama abel melihat rumah kenan. Rumahnya sangat besar dan mewah, dengan halaman yang sangat luas. Bayu memasukan mobilnya ke area halaman rumah kenan. Memarkirkan mobilnya tepat didepan pintu masuk rumah kenan.

Kenan turun lebih dulu untuk membuka pintu mobil dari sisi mamanya. Tapi mamanya menolak, mamanya malah meminta membukakan pintu mobil untuk abel.

"Mama gak usah, istri kamu aja sana." Kata sang mama, yang sekarang jadi suka menggoda kenan.

"Ma, jangan keterlaluan deh. Mama kan tau ini untuk alice." Kenan protes kepada sang mama.

"justru ini untuk alice kan, kamu harus kelihatan seperti pasangan normal, manis, kadang bertengkar sedikit, gitu." Kata lilis kepada kenan.

Itu masuk akal juga. Kenan akhirnta berputar lagi dan membukakan pintu mobil untuk abel dan alice yang ikut turun dari sisi alice. Seperti tadi, kenan melindungi kepala abel.

"Hati-hati, nanti kepal kepentok nangis lagi, cengeng."

Tiba-tiba saja kenan ingin menggoda abel. Abel menatap kesal kenan. Setelah dia turun dibantu kenan, abel menunggu alie turun. Dia mengulurkan tangannya menggandeng alice. Alice dan abel masuk kedalan rumah.

"Ruma alice sama papa alice, gede banget ya. Kayak rumahnya barbie." Kata abel dengan lucunya.

Membuat lilis dan alice tersenyum. "bakalan jadi rumah mama juga tau." Kata alice kepada abel.

Iya kah? Kan cuma kontrak. Tugasnya hanya menjaga alice, dan memberi adik, itu yang belum abel tau kejelasannya.

"Mama masuk dulu ya, mama mau bilang ke pembantu untuk menyiapkan makan malam nanti, mau undang teman kamu juga kan sayang," kata lilis mengusap lembut pipi abel.

"iya kan?" abel melirik kenan, untuk meminta izin dan mengingatkan ucapan kenan tadi.

"iya, jadi diundang. Nanti nangis kalau gak jadi, cengengnya keluar."

Kenan puas sekali menggoda abel, ada kebahagiaan tersendiri untuknya. Abel yang kesal memukul lengan kenan.

"hih, main pukul."

Kenan menelfon dan pergi dari sana. Ada banyak pekerjaan yang harus dia urus karena terhambat, karena alice masuk rumah sakit.

"mama sama papa lucu." Alice tertawa-tawa melihatnya.

Lilis juga. Dia meninggalkan keduanya untuk pergi ke dapur. Ada banyak pembantu disana. Untuk bersih-bersih rumah sampai chef untuk memasak.

"sayang, abel, kamu suka makanan apa?" tanya lilis kepada abel yang akan diajak alice keliling rumah. Pertama menunjukan kamarnya, kamar abel dan papanya juga nanti.

"emm, aja kok ma, aku bisa makan." Abel bingung ditanya seperti itu.

"gak mau sesuatu yang khusus gitu, biar chef kita yang masakin?" tanya lilis lagi.

Chef?

Abel sukses dibuat melongo. Bahkan ada chef di rumah mereka. Alice menarik mamanya ke dapur, untuk melihat dapur dan juga bertemu dengan semua orang disana. Lilis pub mengikuti cucunya itu.

"Ini mama aku, namanya mama abel." Alice memperkenalkan abel kepada semua pekerja disana.

"selamat datang nyonya, salam kenal." Mereka menunduk memberi salam. Abel juga ikutan menunduk kepada mereka jadinya.

Ada, sepuluh lebih. Gila. Rumahnya dari luar ada total empat lantai, lima lantai dengan rooftop. Abel tak percaya melihatnya. Lilis juga mengenalkan posisi apa saja para pekerja di rumahnya. Chef, bawahan, asisten rumah tangga, tukang bersih-bersih, dan lain-lain.

Chef di rumah alice memberitahu apa saja yang dia bisa masak. Dari dulu abel ingin sekali mencicipi makanan ala korea food, jadi dia memilih itu. Kebetukan fara juga suka itu. Mereka suka kulineran bersama. Memburu makanan korea.

"Baik nyonya, akan saya masakan korean food." Kata sang kepada chef, seorang perempuan yang mungkin seusia mama tirinya abel, juga seorang laki-laki, alice bilang mereka pasangan. Dua chef handal, suami istri.

"iya. Terimakasih." Kata abel padanya.

Lilis jauh lebih suka dengan abel, dari pada mamanya alice, karena dulu mama alice itu sedikit angkuh, sama persis dengan kenan, dan tak tahu mengucapkan terimakasih kepada orang yang bekerja dibawahnya. Mungkin tak dan gensi.

"sekarang aku tunjukin kamar mama sama kamar papa. Sama kamar aku sendiri nanti. Nanti malam kita tidur bertiga ya ma, mama sama papa peluk alice."

Abel mengangguk. Alice menggandeng tangan mamanya, menuju ke lantai atas, kamar-kamar utama ada di lantai tiga.

"sayang, pakai lift ya." Kata kenan yang sedang menelfon di ruang tamu, dekat jendela. "papa gak mau kamu capek."

Kenan menghampiri alice yang ingin naik tangga. Tadinya mau menunjukan setiap lantai. Tapi ditahan oleh papanya.

"Tau mau nujukib lantai dua ke mama pa?" tanya alice mendongak menatap papanya yang mengusap puncak kepalanya.

"Nanti aja kelilingnya, nanti tunjukinnya ke mama. Lagian mama kan juga bakalan tinggal disini lama, alice kan baru keluar dari rumah sakit. Papa gak mau alice kecapean. Nanti mama alice kecapean, nangis lagi gak, kan cengeng mamanya."

Kenan malah melirik abel untuk menggodanya. Kenan menunjuk abel dengan jailnya. Abel yang kesal menepis tangan kenan. Tapi dia malah hampir jatuh karena kenan menggindar. Kenan menangkap tubuh abel yang jatuh didepannya, refleks memeluk abel. Mereka jadi saling menatap. Seakan waktu berhenti di dunia ini.