Bayu mengantar kenan ke rumah. Sepanjang jalan kenan memangku alice yang tertidur, tak juga bangun hingga sampai ke rumah kenan.
"Inget lo kemas-kemas. Bawa mobil gue. Tinggal di rumah gue. Dari pada ngontrak, sayang duit." kata kenan yang akan keluar dari mobil dengan menggendong alice.
"Harus banget malam ini bos?" tanya bayu kepada kenan. Sambil membantu kenan menahan pintu mobil.
"Iya. Wajib. Kalau enggak gue pecat."
Kenan tak mau dibantah untuk kali ini. Dia mengangkat tangan memerintahkan agar bayu tam berdebat dan membantah lagi. Soalnya bayu selalu melakukannya.
"Ceper balik. Makan malam disini. Kalau enggak pecat pokoknya." kata kenan masuk kedalam rumah.
"Iya bos."
Bayu terpaksa menuruti kenan. Dia membawa mobil kenan menuju ke rumah kontrakannnya. Mengemasi barang-barangnya.
***
Abel baru saja pulang dari kantor. Dia ada di ruang tamu rumah kontrakannya. Abel mendudukan dirinya, menyandarkan kepalanya di punggung sofa. Abel yang kelelahan sampai tertidur pulas disana.
Sinta, mama tiri abel akan keluar untuk mengecek pintu. Dia tak sengaja melihat abel yang tidur di ruang tamu. Sinta itu dulu punya banyak hutang. Bahkan dengan ayahnya maria. Dia bertemu dengan papanya abel. Jadi lah menikah. Sinta sebenarnya pura-pura saja baik. Termasuk rumah dia yang jual. Uangnya untuk bayar hutang dia dan suaminya. Suaminya itu suka judi. Tapi dia sudah cinta mati kepada sang suami.
"Bel."
Sinta mencoba membangunkan abel. Beberapa kali dibangunkan. Tapi abel tak juga bangun.
"Abel, sayang. Bangun. Pindah tidur di kamar aja."
Abel ini anak yang baik dan pekerja keras. Makannya sinta tetap bertahan, berharap semua uang abel diberikan kepadanya. Soal papanya, bisa diatur lah.
"Abel."
"Ahh, iya ma."
Akhirnya abel bangun. Dia membuka matanya dan melihat sang mama didepan mata. Perlahan abel duduk.
"Pindah ke kamar. Mandi dulu, mama siapin nasi goreng ya." kata sinta pada abel.
"Iya ma. Makasih ya ma."
"Iya sama-sama."
Abel mengambil tasnya dan masuk ke kamar. Dia mengambil handuk untuk mandi. Karena mencari yang murah, rumah kontrakannya, tak ada kamar mandi didalam. Jauh dengan rumah abel yang dulu, peninggalan harta mamanya.
Abel sedang mandi sementara sinta sedang menyiapkan makanan untuk abel. Papa abel senang sekali melihat sinta yang masih perhatian dan baik kepada abel.
"Pa."
Abel selesai mandi, dia keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang barunya. Pakaian santai di rumah. Abel menyapa papanya. Memeluk papanya erat.
"Desain pertama aku diterima pa." kata abel pada sang papa.
Setelah tadi terlambat, dimarahi dan presentasi akhirnya desain abel akan digunakan. Papa abel hanya bisa tersenyum dan menatap anaknya itu dengan bangga. Mata papa abel berbinar.
"Abel tau papa mau bilang, papa sayang banget sama abel. Papa bangga sama abel dan mau kasih selamat ke abel kan." kata abel yang seakan tau dari tatapan mata papanya. Papanya mengangguk-angguk dengan susah payah.
"Wahh selamat ya anak mama. Sukses selalu. Semoga cita-citanya akan tercapai."
Sinta yang sedang menata makan malam mendengar ucapan abel. Dia langsung mendekati abel dan memberikannya selamat. Memeluk abel dengan erat.
"Aamiin. Semoga doa nama tercapai buat abel. Makasih ma doanya." abel membalas memeluk sinta.
"Sama-sama sayang. Kita makan malam dulu yuk?" ajak sinta kepada abel. "Papa juga yuk." lalu mendorong kursi roda papanya abel mendekati meja makan.
"Iya ma."
Mereka makan malam bersama satu keluarga. Terlihat baik-baik saja dan seperti keluarga bahagia diluar. Tapi sebenarnya, sinta busuk sekali.
"Bel. Ini soal berjodoh itu. Mama gak enak udah bilang ke temen mama." kata sinta tiba-tiba.
Abel terkejut mamanya membahas itu lagi. Dia menghentikan makannya dan menjawab sang mama. "Iya ma. Gak apa-apa. Aku gantiin kakak. Ketemu aja dulu." kata abel kepada sinta.
"Makasih ya sayang." sinta meraih tangan abel dan menggenggamnya penuh sayang.
Papa abel sendikit khawatir. Karena tak tau laki-laki seperti apa yanh akan dikenalkan kepada abel. Tapi dia tak bisa berbuat apa-apa.
***
Bayu sudah kembali ke rumah kenan. Mulai malam ini dia resmi tinggal di rumah kenan. Dia mendapatkan kamar disebelah kenan.
"Bos. Jangan diatas lah. Setara sama bos. Dibawah aja." kata bayu kepada kenan.
"Mau gue timpuk lo protes. Gih sana keatas. Tidur di kamar yang udah gue siapin. Di rumah, lo adek gue ya. Di kantor lo sekertaris sama bawahan gue." kata kenan kepada bayu.
"Siap, jadi panggil kakak nih?" tanya bayu kepada kenan.
"Gak usah segitunya juga kali. Lebay." kata kenan mengusir bayu untuk segera keatas.
Bayu naik ke atas. Masuk ke kamarnya. Dia menata pakaian dan mandi untuk ikut makan malam sebagai penghuni rumah untuk pertama kalinya.
Alice sudah bangun. Dia kaget bangun di kamarnya. Alice turun untuk mencari sang papa. Papanya sudah ada di meja makan, ikut membantu lilis menata makan malam.
"Papa, tante abelnya mana?" tanya alice yang tiba-tiba berdiri dibelakang kenan.
"Hai sayanh, udah bangun?" kenan berbalik dan bertanya kepada alice.
"Em...." alice mengangguk. "Tante abel mana?" tanya alice lagi.
"Sayang, gini. Dengerin nenek ya?" lilis mendekati abel, berlutut didepan cucunya itu, menangkup wajah mungil sang cucu.
"Papa, om bayu, dan semuanya kan sudah berusaha. Cuma memang cari tante abel itu gak mudah. Butuh waktu lama. Jadi alice sabar sedikit ya?"
Alice menunduk sedih. Artinya dia belum bisa bertemu dengan abel. Bayu turun dari atas. Dia melihat dan mendengar semua yang terjadi dan diucapkan. Dia merasa bersalah karena tak bisa menemukan abel ditambah dia yang tak bisa mengikuti abel yang tadi sudah didepan mata.
"Om janji. Om bakalan nemuin tante abel buat alice. Tapi om minta waktu ya? Alice harus tetep sekolah dan makan. Biar nanti kalau ketemu tante abel. Alice tetep sehat dan cantik." kata bayu mencoba membujuk alice.
"Janji ya om bayu." alice mengacungkan jari kelingkingnya kepada bayu.
"Janji. Om janji bakalan usaha sampai tante abel ketemu." bayu mengkaitkan jari kelingkingnya ke jari kelingking alice.
"Ya sudah. Kita makan malam dulu yuk sekarang. Papa udah laper nih." keluh kenan, untuk mengalihkan pembicaraan. .
"Iya papa."
Alice duduk didepan kenan. Kenan duduk di kursi tinggal dengan meja berbentuk persegi panjang. Disamping kirinya ada abel dan disamping kanananya ada lilis. Bayu duduk disamping abel.
"Berasa anaknya bapak bos duduk disebelah abel." kata bayu melirik abel dan kenan. "Berasa kakaknya abel." sambungnya lagi.
"Enak aja. Tua banget dong gue punya anak segede elo." protes kenan kepada bayu. Bayu hanya nyengir.
Lilis mengambilkan makanan untuk alice dan juga bayu. Bayu sangat tersentuh dengan perhatian lilis.