"Ini boleh sekalian panggil tante jadi mama gak sih?" kata bayu dengan bercanda.
"Kalau itu sih terserah mama gue. Tanya sendiri ke mama." kenan ikut mama saja. Dia juga tak keberatan kalau bayu memanggil mamanya dengan panggilan mama.
"Boleh tante?" tanya bayu kepada lilis.
"Boleh. Jadi punya dua anak cowok dong nenek ya, alice?" lilis mengusap kepala alice yang makan dengan lahap.
"Boleh panggil neneknya alice mama. Tapi om bayu harus janji temuin tante abel. Baru panggil nenek mama." kata abel melirik bayu di sampingnya.
"Ahh siapp itu." bayu berjanji pada alice akan menemukan alamat abel. Sesegera yang dia bisa.
"Abel tidur sama papa lagi ya?" pinta abel kepada sang papa. Menatap papanya, seakan sedang dalam mode sangat ingin dimanja.
"Iya." kenan menangguk.
Selesai makan malam, mereka ke ruang keluarga, abel belum ngantuk karena sejak siang juga sudah tidur, walau sesekali.
"Nonton film action bos." kata bayu yang kembali dengan laptopnya. Bayu ingin mencoba mencari di sosial media milik abel lagi.
"Kartun om. Nonton film barbie." saut alice kepada bayu.
"Ok tuan putrinya pak bos. Princesnya pak bos." bayu menyerah dari alice. Bayu tau alice suka sekali princes.
Kenan memutarkan film barbie kesukaan alice. Eos barbienya malah menunjukan keluarga bahagia, ada papa dan mamanya, juga anak perempuan dan anak laki-laki yang lebih kecil dari anak perempuannya.
"Papa, alice mau yang seperti itu." kata alice menunjuk televisinya.
"Apa?" kenan tak mengerti maksud alice.
"Ada papanya, mamanya, alice, sama adek cowok yang manis."
"Hah?" kenan terkejut mendengar penjelasan alice.
Bayu yang mendengarnya langsung tersedak. Padahal dia tidak sedang makan apapun.
"Kenapa bay, tersedak gitu." lilis datang membawakan minuman dan cemilan untuk mereka.
Bayu langsung mengambil dan meminum air dingin dengan warna merah muda itu. Dia meneguknya perlahan.
"Itu tante. Katanya bos kecil pengen punya mama sama adik laki-laki yang lucu." bayu menunjuk ke layar.
"Iya nenek. Pasti seru. Alice bisa peluk mama. Nunjukin mama alice ke teman-teman. Adik alice. Di sekolah juga ada nenek, temen alice yang pamerin mama sama adeknya. Alice mau balas dia nenek." muka alice jadi merenung lagi.
Lilis melihat kenan. Dia berharap kenan tersentuh dengan ucapan alice dan mau menikah dengan wanita lain, membina keluarga dan mulai membuka hatinya.
"Udah ya. Besok sekolahkan? Kan udah malem. Alice ke kamar sama mbaknya. Tidur di kamar alice." kata kenan memotong pembahasan alice.
"Tapi pa-" alice ingin membantah. Dia tak mau tidur.
"Kalau enggak mau. Papa gak mau cariin tante abel. Gak boleh bolos lagi besok." ancam kenan kepada alice. Sedikit keras. Dia terpaksa melakukannya.
"Iya papa. Janji ya cari tante abel. Om juga." kata alice kepada bayu.
"Iya. Om janji." bayu hormat kepada alice seakan pada seorang kapten. Bayu siap melaksanakan tugas.
"Mbak. Anterin ke kamar. Temenin sampai tidur ya." kata kenan memanggil baby sister alice.
"Iya tuan." baby siter alice datang. Dia menjemput alice. Menggandeng alice ke atas.
"Selamat malam nenek, papa, om bayu." ujar alice sambil berjalan pergi dari ruang keluarga, menaiki tangga rumah menuju ke lantai dua.
"Kenan. Jangan terlalu keras sama alice. Kasian dia." setelah alice pergi, lilis yang sejak tadi ta tega melihat kenan keras dengan alice, memukul lengan kenan. Lilis duduk disamping kenan.
"Ya gimana ma. Alice juga harus terima keadaannya." kata kenan. Namanya cowok kan lebih pakai logika. Ya alice takdirnya gak punya mama, mau bagaimana?"
"Bisa punya mama lagi, kalau kamu mau mama jodohkan dengan kenalan-kenalan mama. Mereka dijamin baik ken."
Lilis kesal sekali. Dia beberapa kali membujuk kenan agar mau dikenalkan dengan anak-anak temanya. Tapi kenan gak mau. Dia bilang, hidup sekali. Mati sekali. Menikah juga sekali.
"Ok ma. Kali ini terserah mama. Aku kasihan lihat Alice." Kata Kenan, pada malam ini akhirnya menyerah.
"Yes. Mama punya mantu lagi. Bisa dipamerin diajak kumpul sama temen-temen mama. Mama coba cariin, yang perfect menurut mama. Kalau Abel gak ketemu, semoga aja Alice nanti cocok sama pilihan mama."
"Hmm.."
Kenan hanya berdeham. Lilis naik ke kamarnya. Dia ingin menelfon beberapa orang teman untuk mencarikan wanita untuk Kenan.
"Halo. Iya ..."
"Iya iya ... Besok ketemu ya."
Lilis sibuk menelfon beberapa temannya, untuk melihat anak perempuan teman-temannya dan memilihkan sebagai calon menantu, calon istri dan calon mamanya alice. Lilis tak sabar sekali menunggu besok.
"Yakin bos mau sama cewek yang dijodohkan mama bos?" Tanya Bayu ketika Lilis sudah pergi.
Mereka masih ada di ruang keluarga. Menonton televisi, kali ini Kenan mengganti chanelnya jadi film barat.
"Mau gimana lagi? Kalau Alicenya mau sama wanita yang dijodohkan oleh mama. Ya udah lah, nikah."
Kenan pasrah. Dia juga tak mood nonton. Dia menaruh remot televisinya kembali diatas meja.
"Gue mau tidur bay. Lo gak ngantuk?" Tanya Kenan kepada Bayu.
"Bentar bos. Bos besok meeting buat desain interior per rumahnya. Gak lupa kan?" Tanya Bayu mengecek beberapa jadwal untuk besok. Juga mencari sosial media Abel, sesekali.
"Iya inget. Lo tidur gih. Jangan terlalu malam, nanti kalau besok bangun kesiangan. Awas ya lo." Kata Kenan kepada Bayu.
"Iya enggak."
Kenan ke kamarnya. Bayu mematikan televisinya. Menutup laptopnya dan mengecek beberapa pintu dan jendela. Lalu bergegas naik ke kamarnya untuk tidur.
Sesampainya di kamar, dia kembali main hp. Dia melihat sosial media Abel, tak sengaja melihat komen-komenanya Abel. Bayu iseng aja tanya-tanya.
[Lo temennya Abel ya?] Tanya Bayu kepada teman Abel. Tertulis di nama FBnya kalau namanya Fara.
[Iya. Kenapa emang? Lo tau Abel dari mana?] Tanya Angelin lewat chat FB.
Dalam hati Bayu senang sekali. Akhirnya, setidaknya dia punya sedikit harapan.
[Gue temennya. Lo tau dia pindah rumah dimana gak?] Tanya Bayu kepada Fara itu.
[Lo temennya dari mana? Kalau Lo temennya, masak gak tau tempat tinggal Abel yang baru.]
Block
Bayu melirik notif di FBnya kalau Fara malah memblokir FBnya. Bayu memukul jidadnya sendiri.
"Duh! Malah di blok."
Bayu melirik jam di kamarnya. Dia memutuskan mematikan telfon dan mencharger telfonnya. Lalu pergi tidur. Dia tak boleh bangun kesiangan besok.
***
Kringg ...
Alaram di kamar Bayu berbunyi. Bayu sudah mendengar dan juga terbangun. Tapi dia masih ngantuk karena chat sampai malam. Mencari tau tentang Abel. Dia mematikan alaramnya dan tidur lagi.
"Bagun atau mau gue guyur!"
Kenan sudah rapi dengan setelan jas kerjanya. Dia masuk kedalam kamar Bayu dan membangunkan Bayu.
"Siap bapak bos." Bayu terkesiap, dia berdiri walau dengan mata yang masih terpejam.