Abel sudah sampai di kantor. Dia bergegas turun dari ojek. Mengambil selembat uang pas ongkos ke kantor dengan susah payah dari dalam tasnya.
"Maaf pak. Tolong pegangin ini dulu?" abel meminta tolong kepada tukang ojeknya. Dia memberikan gulungan kertas besar dimana didalamnya ada hasil desainnya.
Ini adalah desain pertama setelah di magang dan dipercaya, kesempatan emasnya untuk nanti kuliah jurusan desain interior sambil belajar langsung di perusahaan profesional.
"Iya neng." tukang ojek itu membantu memegangi gulungan kertas itu. Abel mengambil dompetnya dan melihat isi dompetnya. Mengambil selembar uang dan memberikannya kepada tukang ojek itu.
"Ini pak ongkosnya." kata abel.
"Makasih neng."
Tukang ojek itu mengembalikan kertas desain abel setelah abel menaruh kembali uangnya. Abel bergegas masuk ke kantor. Karena rumah baru, dia jadi masih bingung dengan jalanan yang cepat menuju kantor, berapa menit dll. Jadi abel telat. Padahal ini meetinh pertama debut sebagai desain interior.
Abel berlari masuk kedalam kantor dan menuju ke ruang meeting. Dengan nafas ngos-ngosan. Abel menunduk meminta maaf.
"Maaf saya terlambat pak." kata abel pada atasannya.
"Lain kali jangan sampai terlambat ya bel. Saya kecewa banget sama kamu. Baru pertama kali meeting, ditunggu desainnya, kok bisa-bisanya kamu terlambat. Kamu itu niat mau kerja gak." atasan abel marah-marah.
Abel bekerja di perusahaan lawannya kenan.
"Maaf pak. Saya janji gak akan terlambat lagi." abel kembali menunduk meminta maaf.
"Buka desain kamu. Kamu presentasikan, kalau bagus, bisa saya pertimbangkan." kata pemimpin abel.
Abel membula desainnya. Dia mulai meprsentasikan satu desain untuk satu rumah di sebuah apartemen yang sedang perusahaannya kerjakan.
***
Alice dan kenan juga sudah sampai ke kantor. Alice masih memasang wajah murung karena kehilangan jejak abel tadi. Kenan membantu melepaskan sabuk pengaman alice dan membuka pintu untuk alice keluar dari mobil.
"Hati-hati sayang. Mau papa gendong atau?" tanya kenan kepada alice.
"Jalan aja papa. Alice kan sudah besar. Malu dilihat om sama tante yang kerja di kantor papa." kata alice sambil turun digandeng kenan. Turun dari mobil.
"Ok udah gede."
"Tadi yang nangis siapa ya?" bayu yang ikut turun memberikan kunci mobil kepada tukanh parkir perusahaan menggoda alice.
"Om bayu." jawab alice dengan ketus.
"Hihh om bayu nangis. Cengeng banget, gak bisa ngejar motor. Cupu ya?" kenan ikut alice menggoda bayu. Dia mentertawakan bayu.
"Iya deh om bayu yang cengeng."
Bayu, kenan dan alice masuk kedalam kantor. Bayu langsung memanggil sekertaris kenan dan memerintahkan beberapa orang untuk memberikan perintah.
"Cari tau alamat baru abel ya. Perintahkan semua karyawan. Kerjaan yang lain tinggal semuanya hari ini. Sampai ketemu alamat barunya abel, yang kemarin saya kasih fotonya." kata bayu pada beberapa orang di kantor.
Mereka yang akan memberitahu para karyawan lain.
"Baik pak."
Ada sepuluh lebih. Mereka mengangguk kepada bayu. Kenan ada disamping bayu bersama dengan alice yang di gandeng.
"Makasih ya om-om sama tante-tante. Dia mamanya alice. Mama abel namanya." kata abel kepada karyawan kenan yang akan pergi.
"Iya nona." kata semuanya menjawab dengan serempak.
Mereka kembali ke meja masing-masing. Memberitahu karyawan masing-masing yang ada dibawah bimbingan mereka untuk mulai mencaritau lagi tentang abel.
"Alice tunggu di ruangan papa yuk." ajak kenan kepada alice.
"Iya papa." alice mengangguk.
Kenan selalu menggandeng alice berjalan. Mereka menuju ke ruangan kenan. Bayu membantu membukakan pintu ruangan kenan untuk alice.
"Silakan nona bos kecil." kata bayu kepada alice. Mempersilakan alice masuk dengan menunduk. Seperti kepada seorang putri raja.
Alice masuk begitu saja. Kenan juga. Tak lama ada office boy yang menemui bayu.
"Pak, ini kunci mobilnya."
Dia adalah orang yang tadi bayu mintai tolong untuk parkir mobil.
"Oh iya. Makasih ya."
Bayu mengambil kunci mobil dari office boy itu. Ob itu permisi pergi dan bayu masuk ke ruangan kenan.
"Bay, cari tau juga lo." kata kenan pada bayu, yang baru saja ingin duduk di sofa dan santai sendikit. Nafas sedikit.
"Ampun tante abel ini bikin heboh kehidupan kenan. Kalau sampai nanti ketemu, lo gak cocok sama dia, berantem sama dia, gimana?" kata bayu pada kenan.
Dalam beberapa hal dan waktu, bayu benar-benar bisa jadi, tempat curhat, sahabat, adik, kadang juga kalau bersama dan sedang dalam mode mengejek kenan, bayu tak sungkan hanya memanggil nama saja.
"Cari cepet. Mau gue pecat lo!" kenan yang kesal dengan candaan bayu melempat kertas yang dia remat kearah bayu.
"Iya iya pak bos."
Bayu duduk di tempatnya. Dudu didepan laptopnya. Dia mulai mencari data tentang abel.
Bukan hanya bayu yang mencari. Tapi semua karyawan. Hampir satu hari akan berakhir tapi tak ada yang menemukan data abel, tak menemukan alamat abel yang baru.
"Capek banget, gak ketemu-ketemu." bayu merenggangkan tangannya dan badannya yang sejak tadi membungkuk, konsen menatap layar komputernya.
"Belum ketemu bay?" tanya kenan kepada bayu. Bayu menggeleng.
Sampai alice tertidur dipangkuan kenan yang menemani alice duduk di sofa. Sejak tadi hanya main game dab melihat vidio di ponselnya kenan.
"Coba cek yang lain bay. Masak gak ada yang nemu alamat barunya lagi sih?" suruh kenan kepada bayu.
"Siap bos."
Bayu keluar dan tanya ke semua karyawan. Tapi tak satu pun yang mengatakan kalau dia sudah menemukan alamat baru atau apapun tentang abel.
"Gak ada pak. Kita lembur lagi nih pak sampai dapat?" tanya salah satu karyawan pada bayu.
"Gak tau juga. Nunggu perintah bosa besar kita nanti." kata bayu kepada mereka. "Saya tanyakan dulu."
Bayu kembali masuk kedalam ruangan kenan. Dia melihat kenan mengusap lembut kepala anaknya. Kalau dilihat dan diingat semuanya, bayu juga sedih dan berharap kenan bisa menemukan wanita yang dia cintai, yang juga mencintainya. Juga alice mendapatkan mamanya lagi, kasih sayang seorang mama.
Ya walau pun bayu sendiri belum menemukan wanita yang tepat untuk dirinya. Belum menemukan wanita yang dia cintai.
"Ken. Mereka tanya harus lembur atau enggak nih malam ini?" tanya bayu kepada kenan.
"Gak usah deh. Kayaknya susah ya. Nanti aja, sambil jalan. Siapa tau ketemu. Gue balik dulu. Balik ke kerjaan masing-masing sambil nyari lagi. Gue mau bawa balik alice istirahat." kata kenan kepada bayu.
"Bos, mau gue setirin atau gimana?" tanya bayu kepada kenan, yang menggendong alice.
"Iya. Besok lo kemas-kemas ya, mulai tinggal di rumah gue." kata kenan menggendong alice keluar ruangannya.
"Suruh semua karyawan pulang sesuai jadwalnya ya." kata kenan lagi kepada bayu.
"Siap bos."
Bayu memberitahu semua karyawan. Sementara kenan menuju keluar dan kedalam mobilnya.